Ahad 28 Sep 2014 14:10 WIB
Kolom Haji

Menjemput Haji Akbar

Red: operator

Oleh Anggito Abimanyu -- Arab Saudi menetapkan puncak haji atau wukuf 9 Dzulhijah 1435H bertepatan dengan Jumat (3/10). Dalam tradisi Islam, jika wukuf bertepatan dengan Jumat maka disebut dengan haji akbar, seperti pelaksanaan wukuf tahun ini.

Sesuai namanya, haji akbar punya sejumlah keistimewaan. Haji akbar adalah haji yang sangat mulia dan sangat diharapkan seluruh umat Muslim dan insya Allah semua doanya dikabulkan Allah SWT. Selain itu, ada hadis Nabi Muhammad SAW yang memperkuat fenomena haji akbar ini akan dilipatgandakan 70 kali lipat pahalanya. "Sebaik-baik hari Arafah ialah yang jatuh pada Jumat, dan nilainya melebihi 70 haji pada hari selain dari Jumat."

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Republika/ Tahta Aidilla

Anggito Abimanyu.

Namun, seperti lazimnya, untuk mendapatkan pahala yang dilipat gandakan, seperti haji akbar, biasanya banyak cobaan yang berat. Jumlah jamaah haji yang datang pada haji akbar akan berlipat. Ketika wukuf jatuh pada Jumat, maka ibadah itu disebut haji akbar, masyarakat Arab Saudi juga punya tradisi mengikuti ibadah haji.

Meski demikian, Pemerintah Arab Saudi memang tidak sembarangan mengizinkan orang masuk ke Makkah. Yang tidak memiliki izin, dilarang berhaji, termasuk warganya sendiri.

Pada 1999, seingat saya, ada sekira 5.000-an jamaah calon haji dari seluruh dunia, termasuk warga Arab Saudi sendiri, ditolak masuk Makkah karena tidak mempunyai izin untuk melakukan ibadah haji.

Berdasarkan pengalaman saya pada 1999, saat haji akbar berlangsung, mereka tetap memaksa masuk Makkah melewati jalur-jalur tidak biasa untuk menghindari pemeriksaan. Seingat saya, mereka masuk Makkah bukan melalui jalan utama.

Pada 1999, wukuf atau puncak haji jatuh pada Jumat sehingga dipercaya sebagai haji akbar. Haji akbar berikutnya terjadi pada 2006.

Wukuf pada Jumat dianggap haji akbar karena ada dua momentum besar, yakni wukuf sendiri dan Jumat adalah hari yang agung. Hal itu menyebabkan banyak umat Islam ingin melaksanakan haji kali ini. Seperti yang terjadi, masyarakat Arab Saudi pun banyak yang ingin melaksanakannya.

Karena itu, jamaah Indonesia harus benar-benar menjaga kese hatannya menjelang wukuf yang tinggal tujuh hari lagi karena jumlah jamaah diperkirakan akan lebih padat dibanding biasa sehingga perlu fisik yang prima.

Peristiwa wukuf 9 Dzulhijah diikuti dengan Hari Raya Kurban 10 Dzulhijah. Meski di Arab Saudi kemungkinan jamaah haji melakukan wukuf di Arafah pada Jumat (3/10)--otomatis Idul Adha di Saudi pada keesokan harinya--tetapi pemerintah Indonesia akan tetap mengacu pada hasil sidang itsbat.

"Keputusannya adalah men etapkan 1 Dzulhijah 1435 Hijriyah jatuh pada Jumat 26 September 2014 Masehi, dan (dengan) demikian 10 Dzulhijah 1435 Hijriyah bertepatan dengan 5 Oktober 2014 Masehi," ujar Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar, di kantor Kemenag, Jakarta, Rabu lalu.

Jika ingin melihat pertemuan terakbar sejagat, saksikanlah pada 9 Dzulhijah 1435 H atau 2014 M. Karena, nantinya di tanggal tersebut para tamu Allah dari berbagai belahan dunia melaksanakan wukuf di padang Arafah. "Mereka akan datang pada- Mu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang tiba dari segenap penjuru jauh." (QS al-Hajj [22]: 27).

Berikutnya adalah kabar yang paling kerap paling memaksa umat manusia menggunakan bahasa air mata, yakni menjemput kematian.

Sehingga, mengutip psikolog Patricia Weensolsen dalam "Mati Bahagia", dan Imam Al-Ghazali, ibadah haji adalah the art of dying, seni menjemput maut. Karena saat wukuf di Arafah, kita tengah dihadapkan dengan sebuah replika akhirat, yakni meng gambarkan ketika umat manusia ber kumpul di padang Mahsyar menghadapi hari pembalasan.

Deskripsi teologi ini tentu akan sangat menyentuh mereka yang sakit ketika saat puncak prosesi haji. Ketika mereka berjuang antara hidup dan mati pada klimaks puncak haji, tidak ada yang bisa menahan keinginannya untuk melakukan safari wukuf untuk memenuhi persyaratan haji.

Pada wukuf, apalagi haji akbar, para tamu Allah akan menghabiskan segala tenaga, daya, pikiran, dan nurani seberat apa pun tantangan yang mereka hadapi. Nurani spiritual bergetar begitu hebatnya menyaksikan samudra ruh melafalkan kalimat talbiyah dan thayyibah. Seonggok doa, taubat, dan tangis akan terus dicurahkan kepada Sang Pencipta.

Sesungguhnya hati manusia yang pasrah dan ikhlas telah menjadi pemimpinnya.Labaik Allahhumma labaik...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement