Kamis 20 Aug 2015 17:32 WIB

Cita Muhammadiyah Tentang “Negara Utama”

Red:

Salah satu topil diskusi hangat pada Muktamar Muhamma diyah ke 47 di Makassar, awal Agustus 2015 ini adalah ka jian tentang Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi wal-Sya hadah. Makna harfiahnya: negara kese pa katan dan kesaksian (pembuktian). Be gitu pentingnya tema ini sehingga diangkat dalam sidang komisi khusus, yaitu Komisi II tentang Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi wa al-Sayahadah.

Maknanya, eksistensi Negara Republik Indonesia dengan dasar negara Pancasila me rupakan kesepakatan seluruh elemen bangsa dengan berbagai suku bangsa, ba hasa dan bermacam-macam agama. Mu ham madiyah sebagai bahagian dari umat Islam telah ikut menyepakati lahirnya Negara Kesatuan Re publik Indonesa yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Peneri maan Muhammadiyah sebagai bagian terpenting umat Islam terhadap NKRI dan Pancasila merupakan pro ses panjang terhadap munculnya berbagai pilihan, baik yang diajukan kelompok na sionalis sekular, kelompok nasionalis muslim, kelompok Islamis, serta kelompok non-muslim, yang menginginkan terjadinya persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Indonesia.

Tokoh Muhammadiyah masa lalu, seperti Prof. Kahar Muzakkir, Mr. Kasman Singodimedjo, dan Ki Bagus Hadikusumo merupakan tokoh yang tidak bisa dilupakan peran dan kontribusinya kepada bangsa dan negara. Utamanya, Ki Bagus yang merupakan kunci terakhir lahirnya kesepakatan akan Pancasila sebagai Dasar Negara RI, yakni dengan rumusan sila I Pancasila yang kita kenal saat ini, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Frasa "Yang Maha Esa" yang di usulkan oleh Ki Bagus, sebagai pengganti dari tujuh kata "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya.

Pada saat mengusulkan frasa tersebut Ki Bagus menegaskan bahwa Ke tuhanan yang Maha Esa bermakna tauhid (tauhidullah) bagi umat Islam.

Dengan prinsip ini, Muhammadiyah akan menjaga kesepakatan itu selama kesepakatan itu tetap memberi kemaslahatan bagi Islam dan umat Islam, khususnya di Indonesia. Artinya Darul Ahdi, negara kesepakatan ini juga bermakna Darussalam, Negara Kedamaian antara umat Islam dan umat non muslim, serta negara yang memberikan kedamaian, keleluasaan dan jaminan bagi tegaknya keyakinan tauhidullah dan pengamalan ajaran Islam bagi pemeluknya.

Sedangkan Negara Pancasila sebagai Dar al-Syahadah adalah Negara kesaksian dan pembuktian bahwa umat Islam harus berperan aktif memberi makna terhadap pemahaman, penghayatan dan pengamalan Pancasila dengan nilai-nilai ajaran Islam, yang memang antara keduanya tidak ada pertentangan. Penguatan Pancasila dengan nilai-nilai ajaran Islam merupakan konsekwensi logis dari lahir kesepakatan dan konsensus nasional terlebih-lebih karena amanat Ki Bagus yang menegaskan bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa adalah tauhid bagi umat Islam.

Kesaksian dan pembuktian yang dila kukan Muhammadiyah di antaranya mela lui upaya terhadap penguatan konsep dalam tafsir dan penjabaran nilai-nilai Pancasila dengan merujuk kepada Al-Quran dan Sun nah, misalnnya penguatan konsep tauhidullah, baik tauhid rububiyyah, tauhid asma wa sifat dan tauhid uluhiyah, penerapan sya riat Islam, dan toleransi antar umat beragama dalam penjabaran dan pengalaman sila Ketuhanan yang Maha Esa.

Penguatan konsep akhlak dan keadaban dalam penjabaran sila kemanusiaan yang adil dan beradab, penguatan konsep ukhuwwah dan kesatuan umat Islam dan persaudaraan insaniyah sebagai pengayaan atas Sila Persatuan Indonesia. Penerapan sistem dan etika politik Islami, pembudayaan musyawarah yang bermartabat, ketaatan kepada pemimpin, serta sikap amanah dari para pemimpin bangsa sebagai penjabaran atas sila ke empat. Juga pengkajian konsep-konsep Al-Quran dan Sunnah tentang keadilan sosial, baik dalam dimensi hukum dan ekonomi, tetapi juga keadilan sosial dalam wilayah politik .

Dengan penjabaran ini, Muham madi yah mengenalkan pandangan Islam yang rahmatan lil alamin (universal) dan sejalan dengan nilai-nilai bahkan sila-sila dalam Pan casila, sehingga komponen bangsa Indonesia dari kalangan non Muslim benar-benar me mahami bahwa ajaran Islam dan keberadaan umat Islam tidak mengancam keberadaan mereka, bahkan sebaliknya sangat menghormati keberaaan non mu s lim di lingkungan Muslimin. Diharapkan, pudar kecurigaan antar elemen dan komponen bangsa ini.

Di samping itu, kesaksian dan pembuktian yang dilakukan oleh Muhammadiyah adalah dalam bentuk dakwah Islamiyah yang diwujudkan dalam berbagai aktivitas penguatan akidah dan keimanan umat Islam, penguatan pemahaman dan pengamalan akhlak dan syariat Islam dalam kehidupan muslim, serta dakwah dalam bentuk pemberdayaan masyarakat, yang ditujukan seluruh umat manusia. Sebagai contoh, lembaga pendidikan Muhamma diyah, di samping dipersiapkan untuk mela hirkan kader-kader penerus Muhamma diyah, juga untuk mencerdaskan umat Islam dan bangsa Indonesia. Oleh karena itu lembaga pendidikan Muhammadiyah juga membuka peluang dan kesempatan bagi umat non Muslim untuk menikmati pendidikan di Muhammadiyah. Dan contoh konkret dari ini adalah sekolah dan perguruan tinggi Muhammadiyah di Indonesia timur mayoritas peserta didiknya adalah non muslim. Langkah Muhammadiyah yang membuka diri untuk komunitas non Muslim dalam lembaga pendidikan Mu ham madiyah merupakan bagian dari dak wah pencerahan dan dakwah pemberdaya an masyarakat.

Muhammaadiyah tidak memaksakan pengislaman terhadap mere ka, dan mereka pun tidak merasa takut dan khawatir akan diislamkan. Namun demi kian, hidayah Allah tidak dapat ditolak, di an tara mereka ada yang dengan suka rela menyatakan ingin disyahadatkan sebagai muslim.

Kesaksian dan pembuktian yang dila kukan Muhammadiyah juga dalam bentuk jihad konstitusi, yakni dengan melakukan koreksi dan judisial review terhadap berbagai undang-undang yang bertentangan dengan konstitusi yang lebih tinggi Undangundang Dasar 1945, yang sekaligus bertentangan dengan ajaran Islam dan serta melukai rasa keadilan dan menambah penderitaan rakyat. Muhammadiyah didampingi elemen umat dan bangsa lainnya me la kukan yudisial review atas undang-un dang tersebut kepada Mahkamah Konstitusi.

Semua langkah di atas, baik pada tatasan penguatan konsep maupun langkah operasional dengan sistem modern Muham madiyah menginginkan Indonesia sebagai Indonesai berkemajuan. Indonesia berkemajuan diturunkan pandangan Mu hammadiyah bahwa Islam merupakan agama yang mengandung nilai-nilai kemajuan untuk mewujudkan kehidupan umat manusia yang tercerahkan. Kemajuan dalam pandangan Islam adalah kebaikan yang serba utama, yang melahirkan keunggulan hidup lahiriyah dan ruhaniyah.

Adapun dakwah dan tajdid bagi Mu hammadiyah merupakan jalan perubah an untuk mewujudkan Islam sebagai aga ma bagi kemajuan hidup umat manusia sepanjang jaman. Dalam perspektif Muham madiyah, Islam merupakan satu-satunya agama Allah yang haq, yang juga satusatunya agama yang berkemajuan (din alhadharah). Kehadirannya membawa rah mat bagi semesta kehidupan, dan umat yang memeluknya menjadi khaira ummat (umat terbaik) yang terlahir untuk manusia dengan menegakkan amar ma'ruf dan nahi mun kar, beriman kepada Allah, serta um matan wasathan (umat pertengahan) yang menjadi saksi (pemimpin) bagi segenap umat manusia.

Dalam berbagai matan keputusan resmi organisasi, seperti dalam (1) Muqadddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, (2) Ma tan Keyakinan dan cita-cita Hidup Mu ham madiyah, (3) Kepribadian Muham ma diyah, (4) Khittah Perjuangan Muham madiyah, (5) Pedoman Hidup Islami warga Muham madiyah, jam'iyyah Islamiyyah ini memiliki konsep negara ideal dalam ungkapan sederhana yaitu "masyarakat utama" yang digambarkan sebagai masyarakat yang sejahtera, aman damai, makmur dan bahagia ha nyalah dapat diwujudkan di atas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong-ro yong, bertolong-tolongan dengan bersen dikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu.

Kalau dalam konteks Negara Pancasila berarti pendalaman aqidah tauhid merupakan syarat mutlak untuk memaknai sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan sila ini harus menjiwai seluruh sila dalam Pan casila. Artinya negara memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap kualitas keagamaan rakyatnya. Negara juga harus kuat untuk menangkal berbagai ideologi dan pemikiran yang bertentangan Pancasila dan ajaran agama yang diakui di Indonesia, seperti komunisme dan atheisme. Negara memberikan perlindungan terhadap umat beragama dari berbagai aliran sesat, dengan menjadikan paham mainstream umat beragama sebagai patokan. Misalnya untuk umat Islam melalui MUI, untuk umat Nasrani melalui PGI/KWI, dan sebagainya.

Sehingga ajaran agama benar-benar berperan sebagai ruh kemajuan bangsa, dan terhindar dari konflik horizontal yang mengancam keutuhan NKRI, karena banyaknya aliran sesat yang memecah belah intern dan antar umat beragama.

Di samping itu, ditemukan pula ungkapan penggambaran Negara Ideal menurut Muhammadiyah adalah ungkapan Qur;ani: "baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur", yang bermakna bahwa negara yang maju dan tata kelola negara modern, dapat menjamin tegaknya keadilan dan kesejahteraan rakyatnya, dengan senantisa bersendikan aturan-aturan yang sejalan dengan ajaran Allah dan RasulNya.

Negara ideal bagi Muhammadiyah sa ngat tergantung pada kualitas umat Islam da lam memahami, menghayati dan menjabar nilai-nilai ajaran Islam, serta mendakwahkannya kepada seluruh masyarakat, sehingga Islam benar-benar dirasakan se bagai rahmat dan barakah bagi umat ma nusia. Artinya umat Islam yang benar-benar me miliki komitmen terhadap nilai-nilai ajaran Islam yang harus memiliki pe ran nya ta untuk menentukan dan mewarnai per jalanan negara, sehingga negara itu be nar-benar dalam ridha dan ampunan Allah.

Untuk itulah, Muhammadiyah tetap setia dengan cita-citanya sebagaimana digariskan dalam Anggaran Dasarnya untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebe nar-benarnya. Itulah negara ideal. Itulah negara berkeadilan. Itulah negara berkemajuan (berperadaban). Cita-cita mulia itu harus diwujudkan dengan keteladanan dan kerja keras seluruh warga Muhammadiyah, dan para pimpinan khususnya. Wallahu a'lam. ¦

Dr Syamsul Hidayat

Majelis Tabligh PP Muhammadiyah 2010-2015

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement