Ahad 20 Jul 2014 19:00 WIB

KH Ali Ghazaly Pakar Hisab dari Persis

Red: operator

Ia dikenal organisator ulung yang zuhud Di kalangan organisasi Persatuan Islam (Persis), nama KH Ali Ghazaly, bukan sosok yang asing lagi. Tokoh kelahiran Bojong Herang, Cianjur 1935, itu merupakan cendekiawan yang ahli di bidang astronomi atau ilmu falak. Ustaz Ali, begitu akrab disapa, piawai dalam hisab.

Putra dari pasangan Didi dan Maemunah itu, lahir di lingkungan keluarga yang agamis. Jenjang pendidikan yang ia tapaki, semakin memperkuat bekal yang ia serap dari keluarganya itu.Merasa tidak puas bersekolah di sekolah rakyat pada 1947, putra ketiga da- ri 12 bersaudara, ber minat belajar ilmu agama di Madrasah Muawanah Cianjur. Ia mulai menyelami ragam ilmu pengetahuan agama.

Pada 1950- 1952, Ghazaly, begitu pula sebagian orang menyapanya, menimba ilmu di Madrasah Ibtidaiyyah al-Ianah Cianjur. Kemudian ia melanjutkan ke Tajhijiyyah pada 1952-1953. Setamat Tajhijiyyah, ia merantau ke Bandung, melanjutkan ke tsanawiyah pada 1953-1957 di Pesantren Persis Pajagalan. Dan pada 1957-1959 melanjutkan ke mualimien di pesantren yang sama.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KH Ali Ghazaly

Menimba ilmu di pesantren ini, merupakan langkah strategis perjuangan pada waktu itu. Di satu sisi, Cianjur membutuhkan kader ulama yang faqih.Di sisi lain, tantangan yang dihadapi umat semakin kompleks.Menekuni falak Selama Ghazaly belajar di Pajagalan, ia tinggal di rumah gurunya yang juga tokoh Persis, yakni KH E Abdurahman.

Ghazaly mendapat amanat sebagai penjaga dan perawat perpustakaan sang guru.Dari sinilah ia memahami ragam kitab yang kerap dijadikan kajian para santri, termasuk referensi-referensi utama sang guru. Ia pun sering mengkaji ulang kitab-kitab tersebut.Salah satu kajian yang ia minati adalah kajian ilmu fa lak. Sejak itu, keter tarikannya terhadap ilmu hisab mulai kuat.Suatu saat gurunya, KH E Abdurahman, menemukan catat an kecil Ghazaly yang terselip dalam se buah kitab. Sang guru berkesimpulan bah wa muridnya yang satu ini mempunyai potensi dalam bidang ini. KH Abdurrahman pun tidak menyia-nyiakannya.

Secara khusus, ia mengajari Ghazaly ilmu falak. Tak hanya itu, ia memberi mandat agar Ghazaly berguru pada ulama yang berkompeten di Cibarusah, Bogor. Atas biaya sang guru, Ghazaly berangkat dan belajar di sana. Sukses be lajar, Ghazaly menyebarkan ilmu fa lak, khususnya di lingkungan Persis. Kepakarannya di bidang falak, menempatkan Ghazaly sebagai sosok kha ris matik. Ia juga dikenal dengan ke zuhudannya.

Organisasi Karier organisasinya di Persis terbilang cemerlang. Ia pernah aktif sebagai anggota Dewan Hisbah Pimpinan Pusat (PP) Persis. Ini tak lain karena orang meman dang sosoknya piawai dalam ilmu hisab.

Di antaranya al-Manak Islam.Selain memuat tanggal-tanggal Hijriyah yang jadi acuan buat penetapan awal-awal bulan seperti awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah, juga memuat waktu-waktu shalat, waktu syuruq (terbit matahari), dan kejadian gerhana, adalah salah satu buah tangannya.

Banyak prestasinya di bidang ini yang secara langsung dirasakan oleh umat.Sejumlah lembaga pun mengapresiasi ki prah dan prestasinya itu. Sebut saja misalnya, penghargaan yang pernah diberi kan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Dewan Dakwah Islamiyyah Indonesia (DDII).Ia kerap mendapat kehormatan untuk menyampaikan materi kefalakan di lembaga-lembaga yang kredibel, seperti Boscha, NASA, Planetarium, LIPI, dan Badan Geofisika TNI AU. Ia juga tercatat sebagai anggota Badan Hisab Rukyat (BHR) Departemen Agama RI.  rep:amri amrullah ed: nashih nashrullah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement