Ahad 08 Jan 2017 16:00 WIB

Lima Tewas dalam Penembakan di Bandara Florida

Red:

FLORIDA  Seorang pria tiba-tiba melepaskan tembakan membabi buta di anjungan bagasi di Bandara Internasional Fort Lauderdale-Hollywood, Florida, Amerika Serikat (AS), Jumat (6/1). Sebanyak lima orang dilaporkan tewas dan delapan orang lainnya terluka akibat insiden yang terjadi pada awal tahun ini.

Kepolisian Florida mengidentifikasi pelaku sebagai Esteban Santiago, seorang veteran Angkatan Darat AS. Pria 26 tahun itu menyerah kepada polisi sambil berbaring di lantai.

Seorang saksi mengatakan, Santiago menembak korban tanpa berkata-kata. Ia terus menembak hingga peluru di pistolnya habis. Orang-orang mulai berteriak dan berusaha keluar dari setiap pintu atau bersembunyi di bawah kursi. Dia menembaki orang-orang secara acak, ujar seorang saksi, Mark Lea, kepada MSNBC.

Tim medis segera tiba di lokasi penembakan dan membantu korban yang terluka setelah Santiago berhasil ditangkap. Bandara Fort Lauderdale-Hollywood pun ditutup sementara sampai situasi benar-benar aman.

Setelah menjalani pemeriksaan oleh FBI, Santiago diduga mengalami masalah kesehatan mental. Hal itu diakui oleh saudaranya, Brian Santiago, seperti dilaporkan ABC News.

Menurut Brian, Santiago pernah menerima perawatan psikologis di Alaska. Kondisi tersebut baru diketahui keluarga Santiago dalam beberapa bulan terakhir sebab keluarga tidak diberi tahu alasannya dirawat.

Santiago lahir di New Jersey dan pindah ke Puerto Rico ketika berusia dua tahun. Puerto Rico National Guard Mayor, Paul Dahlen, membenarkan Santiago sebagai tentara AS yang mengabiskan satu tahun di Irak bersama Engineer Batalyon 130. Ia kemudian bergabung dengan Alaska National Guard, tetapi ditarik dari medan perang tahun lalu karena kinerja yang tidak memuaskan.

Pentagon menambahkan, Santiago telah mendapatkan beberapa kali absent without leave (AWOL) atau absen tanpa mendapat cuti selama bertugas dengan Alaska National Guard. Pangkatnya juga kemudian sempat diturunkan dari spesialis ke privat.

Seorang pejabat penegak hukum mengatakan, pada November lalu Santiago pernah masuk ke kantor FBI di kampung halamannya di Anchorage, Alaska. Ia tiba-tiba mengatakan, Pemerintah AS sedang mengendalikan pikiran dan membuatnya menonton video ISIS. Saat itu, petugas FBI menanyainya dan membawanya melakukan evaluasi kesehatan mental.

Pihak berwenang mengatakan, motif penembakan yang dilakukan Santiago di Bandara Florida sedang diselidiki sambil menunggu hasil tes kesehatan mental pelaku. Senator Bill Nelson dari Florida mengatakan, polisi tetap harus melihat penembakan terkait terorisme atau karena pelaku mengalami gangguan mental.

Bandara Fort Lauderdale termasuk salah satu bandara AS yang mengizinkan penumpang maskapai penerbangan membawa senjata dan amunisi selama perjalanan. Senjata harus dimasukkan ke dalam tas yang disimpan di dalam bagasi sehingga penumpang bisa dinyatakan bebas saat check-in.

Hal itu diduga menjadi penyebab terjadinya penembakan di bandara tersebut. Pelaku memanfaatkan kelengahan petugas saat mengambil senjatanya di bagasi dan menembaki penumpang lain.

Santiago tiba di Bandara Fort Lauderdale setelah lepas landas dari Bandara Anchorage dengan menggunakan kapal penerbangan Delta, Kamis (5/1) malam. Kepala polisi Bandara Anchorage, Jesse Davis, mengatakan, Santiago hanya membawa satu tas dengan senjata di dalamnya. Tas ini kemudian ia simpan di bagasi.

Setelah ia mengklaim tasnya (di bagasi Bandara Fort Lauderdale), ia pergi ke kamar mandi dan mengambil pistol, lalu mulai menembak. Kami tidak tahu mengapa, kata Chip LaMarca, komisaris di Broward County.

Serangan itu dilakukan saat keamanan bandara berada di titik lemah. Sementara penumpang harus melepas barang mereka untuk melewati mesin pemindai dan detektor logam, daerah klaim bagasi menjadi tempat yang luput dari pengawasan.

Para ahli mengatakan, mencegah serangan teror di tempat-tempat umum seperti bandara sulit dilakukan. Meski pemerintah juga telah mengeluarkan biaya miliaran dolar untuk keamanan.

Sejauh ini tidak ada tempat yang benar-benar aman. Seorang pria masuk ke bar, seorang pria masuk ke klaim bagasi bandara, tak satu pun dari mereka yang aman, ujar pengamat penerbangan, Robert Mann.

Sistem keamanan di bandara umumnya juga hanya berfokus pada perlindungan pesawat dari penyerang dan perangkat mematikan. Tetapi, sistem keamanan di terminal bandara itu sendiri kurang diperhatikan.

Akibatnya banyak ruang di terminal yang mudah diakses umum. Tanpa adanya pemindaian formal sebelum penumpang masuk melalui pos pemeriksaan untuk sampai ke gerbang keberangkatan mereka.       rep: Fira Nursya'bani, ed: Setyanavidita Livikacansera

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement