Jumat 29 Apr 2016 15:00 WIB

Sinagoge di Prancis akan Dijadikan Masjid

Red:

MARSEILLE--Sebuah tempat beribadah umat Yahudi di Marseille, Prancis, ditutup karena ditinggalkan komunitasnya. Bangunan sinagoge itu kemudian akan segera dibuka sebagai masjid seiring dengan peningkatan komunitas Muslim di sana.

Harian La Provence melaporkan, pekan ini, organisasi Muslim Al-Badr Association telah membeli gedung tersebut seharga 450 ribu dolar AS. Sinagoge yang sebelumnya bernama Or Thora itu terletak dekat stasiun kereta Saint-Charles.

Pemimpin Yahudi setempat, Zvi Ammar, mengonfirmasi soal pembelian gedung terebut. Ia menilai, seharusnya hal ini dilihat sebagai sesuatu yang positif. "Kita punya Tuhan yang sama. Paling penting adalah menjalaninya dengan harmonis," kata Ammar, dikutip the Washington Post.

Sinagog Or Thora punya sejarah panjang di Marseille. Tempat ini didirikan setelah Yahudi dari Aljazair bermigrasi ke Marseille pada 1962. Namun, jumlah anggotanya kian menurun setiap tahunnya. Gedung tersebut berkapasitas 250 orang, tetapi anggota jemaatnya bisa dihitung dengan jari.

Sementara, sebuah masjid yang tak jauh dari sana kian hari semakin padat. Sekitar 220 ribu Muslim tinggal di Marseille yang berpopulasi sekitar dua juta orang. Sementara, Yahudi berpopulasi sekitar 70 ribu orang.

Situasi ini bisa dikatakan mencerminkan situasi di seluruh Prancis. Populasi Muslim kian berkembang. Meski hukum Prancis tidak mengizinkan sensus menghitung jumlah dalam komunitas agama, pengamat memperkirakan jumlah Muslim bertambah lima-12 persen dari total populasi Prancis.

Komunitas Yahudi juga terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir sejak Perang Dunia II. Namun, sejumlah orang mulai meragukan masa depan Yahudi di Prancis mengingat anti-Semitis dan kekhawatiran lain.

Menurut Jewish Agency, komunitas Yahudi lebih ingin pindah ke Israel daripada tetap tinggal. Mereka mengatakan, jumlah Yahudi yang pergi ke Israel terus naik setiap tahun. Dari 3.400 orang pada 2013 jadi 7.000 orang pada 2014. Peningkatan ini menjadikan Prancis sebagai negara penyumbang imigrasi terbesar ke Israel.

Meski demikian, Ammar mengatakan, penurunan Yahudi di Marseille tidak signifikan. Malah, menurutnya, jumlah sinagoge di sana meningkat jadi 58 dari 32 dalam 30 tahun terakhir. Pergantian fungsi gedung sinagoge jadi masjid ini terjadi baru sekali. Sebelumnya, sinagoge pernah berubah fungsi jadi gereja Koptik.   rep: Lida Puspaningtyas, ed: Yeyen Rostiyani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement