Jumat 12 Feb 2016 16:01 WIB

AS dan Rusia Saling Tuding

Red: operator

MOSKOW--Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pada Kamis (11/2), dua pesawat Amerika Serikat mengebom Kota Aleppo di Suriah pada Rabu (10/2). Sementara, juru bicara Pentagon justru menuduh pasukan Pemerintah Rusia dan Suriah menghancurkan dua rumah sakit utama di Aleppo dengan serangan udara.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan, hanya penerbangan dari koalisi antikelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang terbang di atas Aleppo, kemarin. Ucapannya merujuk pada aliansi pimpinan AS yang memerangi kelompok ISIS.

"Pada pukul 13.55 waktu Moskow, dua pesawat tempur Angkatan Udara AS, A-10, memasuki wilayah udara Suriah dari wilayah Turki. Mencapai Aleppo dengan jalur langsung, mereka melakukan serangan terhadap sejumlah objek di kota," ujar  Konashenkov.

Konashenkov menambahkan, target Rusia pada hari itu berada setidaknya 20 kilometer dari kota. Ia juga menyesalkan sikap AS yang enggan berbagi informasi intelijen mengenai target ISIS di Suriah.

Konashenkov mengatakan, Rusia telah berbagi informasi intelijennya pada AS, tetapi belum mendapat balasan. Menurutnya, Rusia telah berulang kali meminta AS dan sekutunya berbagi informasi untuk menanggapi tuduhan Rusia menargetkan objek  yang salah.

Namun, meski Rusia menuduh serangan Aleppo dilakukan pesawat AS, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, serangan udara mereka telah mencapai sekitar 1.900 sasaran di Suriah dalam sepekan. Dalam sebuah pernyataan pada Kamis, mereka mencantumkan sejumlah target, seperti Aleppo, Latakia, Hama, Deir ez-Zor, Daraa, Homs, Hasakah, dan Raqqa.

Serangan Pemerintah Suriah yang didukung Rusia disebut-sebut telah menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi ke perbatasan Turki. Namun, Moskow menuduh militan yang menguasai Aleppo yang memaksa warga sipil mengungsi ke perbatasan.

Kementerian Pertahanan Rusia menolak tuduhan telah menargetkan daerah permukiman di Aleppo. Mereka beralasan video yang beredar di media Barat terkait serangan telah direkam jauh sebelum Rusia memulai serangan udara di Suriah pada  September lalu.

Sementara, saat dimintai tanggapannya mengenai peran koalisi dalam membantu pemberontak di Aleppo, Juru Bicara Pentagon Kolonel Steve Warren mengatakan, fokus serangan mereka adalah memerangi ISIS.

Seperti dilansir Aljazirah, International Committee of the Red Cross (ICRC) pada Rabu melaporkan setidaknya 50 ribu warga Suriah telah melarikan diri dari pertempuran di Aleppo. ICRC menambahkan, pasokan air juga telah terganggu di  beberapa bagian di provinsi tersebut.

Syrian Observatory for Human Rights melaporkan pada Rabu, sedikitnya 500 orang telah tewas sejak Pemerintah Suriah yang didukung Rusia melancarkan serangan besar-besaran di utara Aleppo pada 1 Februari.

Observatory mengatakan, di antara mereka yang tewas adalah 89 warga sipil, termasuk 23 anak-anak, 143 pejuang propemerintah, 274 pemberontak, serta pejuang asing.

Upaya diplomatik terbaru untuk mengakhiri konflik Suriah melalui pembicaraan damai dihentikan di Jenewa pada awal bulan ini sampai 25 Februari. Penghentian diputuskan Utusan PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, yang mengatakan lebih banyak  pekerjaan diperlukan untuk membuat kemajuan.

Oposisi Suriah mengatakan, tak akan menghadiri pembicaraan yang dijadwalkan. Mereka mensyaratkan, pemerintah harus mengakhiri serangan udara dan mengangkat pengepungan di kota-kota.

Pembicaraan damai dimaksudkan untuk mengembangkan 'peta jalan' mengakhiri konflik hampir lima tahun yang menyebabkan lebih dari 250 ribu warga Suriah tewas. Konflik juga telah menyebabkan jutaan warga Suriah mengungsi. rep: Gita Amanda, reuters/ap, ed:  Yeyen Rostiyani 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement