Jumat 05 Feb 2016 15:00 WIB

Ibtihaj, Atlet Berhijab Pertama AS untuk Olimpiade

Red:

Atlet anggar perempuan Ibtihaj Muhammad memang belum membawa pulang emas untuk Amerika Serikat (AS). Namun, namanya sudah 'dicatat' oleh sejarah sebagai perempuan berhijab pertama yang mewakili AS di pertandingan olahraga bergengsi tersebut.

Perempuan 30 tahun asal Maplewood, New Jersey, itu akan menjadi atlet perempuan AS pertama yang bersaing di Olimpiade dengan mengenakan hijab. Presiden Barack Obama yang melakukan kunjungan ke komunitas Muslim Islamic Society Baltimore (ISB) pada Rabu (3/2), bahkan memberi Ibtihaj sapaan hangat.

Seperti dilansir CNN, Kamis (4/2), dalam pidatonya di masjid di Baltimore, Obama meminta Ibtihaj untuk berdiri dan menyambutnya dengan tepuk tangan. Ia juga menyampaikan kata-kata yang memotivasi Ibtihaj untuk bertanding dalam Olimpiade.

"Salah seorang warga Amerika melambaikan merah, putih, dan biru akan menjuarai anggar mengenakan hijabnya di Olimpiade mendatang. Dia ada di sini. Berdiri. Ayolah. Saya bilang padanya bawa pulang emas, jangan ada tekanan," kata Obama.

Dilansir the Express Tribune, Obama juga memuji peran Muslim di Amerika, mulai dari dokter, guru, ilmuwan, hingga atlet. Obama bahkan menyebut atlet tinju legendaris Muhammad Ali dan dua mantan megabintang NBA Kareem Abdul-Jabbar dan Hakeem Olajuwon sebagai pahlawan olahraga.

Ibtihaj Muhammad, sang atlet peraih All-American sebanyak tiga kali itu, memang menjadi salah satu tokoh Muslim yang duduk bersama Obama dalam diskusi meja bundar mengenai keadaan Islam dan Islamofobia di AS. Ibtihaj mengatakan kepada CNN, ini merupakan bagian dari perjuangan untuk menjadi seorang perempuan Muslim serta untuk semua umat Islam di AS.

"Kami berada di persimpangan jalan yang menarik. Kondisi di sini bisa saja menjadi buruk," ujar Ibtihaj.

Ibtihaj menyatakan kekhawatirannya akan retorika negatif terhadap Muslim. Menurutnya, jika tak segera berubah, akan lebih banyak situasi seperti penembakan di Chapel Hill, tempat tiga Muslim tewas yang dipercaya karena kejahatan rasial.

Ibtihaj mengatakan, ia mendapat kehormatan untuk mewakili tak hanya mimpinya, tapi juga mimpi semua warga Amerika. Ia menyatakan, sangat berharap bisa menjadi panutan bagi atlet lain di masa depan, khususnya atlet Muslim di AS.

"Ada banyak atlet Afrika-Amerika, tapi saya tak bisa menemukan seorang (atlet) Muslim perempuan, saya bisa menjadi inspirasi sebagai atlet," katanya.

Dalam sebuah pernyataan di situs USA Fencing, Ibtihaj mengatakan, tak ada yang dapat menghalangi siapa pun mencapai cita-cita mereka, tidak ras, agama, maupun jenis kelamin. Menurutnya, ia ingin memberi contoh bahwa apa pun mungkin dicapai dengan ketekunan.

Namun, Ibtihaj mengatakan, menjadi seorang atlet bukan prioritas yang dibuat orang tua Muslim Amerika. Dalam komunitas Muslim, biasanya mereka mengarahkan anaknya menjadi dokter atau pengacara. Tapi, Ibtihaj justru telah memulai olahraga saat usia 13 tahun.

Saat pertama mulai menekuni olahraga, hal itu bukan sesuatu yang mudah. Sebab  selama ini umumnya olahraga didominasi atlet kulit putih.

"Orang hitam tak masuk 'anggar', begitu pula Muslim," ujar Ibtihaj. Tapi, saat itu ia sudah tahu hatinya ingin menjadi bagian tim anggar AS ketika dewasa.

Ibtihaj percaya, dengan kerja keras, dedikasi, dan ketekunan ia bisa bergabung dengan tim anggar AS. Jebolan Duke University itu mengatakan, sebagai seorang Muslimah, olahraga anggar mengakomodasinya secara unik. Sebab, sebagai Muslim, diharuskan menutup semua bagian tubuh. Itulah, menurutnya, yang dikenakan untuk bermain anggar.

Kini, Ibtihaj yakin ia bisa menjadi contoh perubahan. Ia akan menjadi wanita Muslim pertama yang mewakili tim anggar AS di Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro pada Agustus mendatang. Pekan lalu, Ibtihaj mengharumkan nama AS dengan menempati posisi ketiga dalam pertandingan anggar kelas dunia di Athena, Yunani. Oleh Gita Amanda ed: Yeyen  Rostiyani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement