Jumat 14 Nov 2014 15:00 WIB

Israel Tolak Penyelidikan Dewan HAM PBB

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,

YERUSALEM — Israel menolak penyelidikan Dewan HAM PBB terhadap serangan di Gaza. Pada 8 Juli hingga 26 Agustus 2014, Israel menyerang Gaza dengan pesawat-pesawat tempurnya. Sekitar 2.100 warga Gaza tewas akibat serangan itu.

Pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tak akan bekerja sama dengan tim penyelidik yang dibuat Dewan HAM PBB. Alasannya, tim telah memiliki kesimpulan terhadap kejadian di Gaza. Pada Agustus, Netanyahu menyiratkan tak akan bekerja sama dengan tim.

Saat itu, Netanyahu tak secara terbuka menyatakan sikapnya itu. Ia mengkritik Dewan Keamanan (DK) PBB yang memberikan lampu hijau atas penyelidikan terhadap Israel daripada penyelidikan atas perang di Irak atau Suriah.

Ketua tim, jelas Netanyahu, telah memutuskan Hamas bukanlah organisasi teroris. Karena itu, tak ada apa pun yang mereka cari di Israel. Mereka sebaiknya pergi ke Damaskus, Baghdad, dan Tripoli, Libya. “Di sana mereka akan menemukan penjahat perang, bukan di sini.”

Keputusan untuk tak bekerja sama dengan tim penyelidik PBB ini juga didukung penuh Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman. Sikap Israel membuat tim PBB tertahan di Yordania beberapa hari terakhir ini. Mereka masih menunggu izin masuk ke wilayah Israel.

Sambil menanti Israel memberikan izin, tim mewawancarai sejumlah saksi di Yordania. Dewan HAM membentuk tim dengan tugas menyelidiki potensi pelanggaran yang dilakukan Israel selama 50 hari serangan ke Gaza.

Sekjen PBB Ban Ki-moon juga membentuk panel penyelidikan terkait serangan ke fasilitas-fasilitas PBB, Senin (10/11). Tim penyelidik yang dibentuk Dewan HAM menargetkan membuat laporan pertama pada Maret tahun depan.

Mereka tak hanya menggali fakta mengenai serangan Israel ke Gaza, tetapi juga aksi Hamas dengan serangan roketnya ke Israel. Namun, Israel menolak penyelidikan. Mereka menyebut proses penyelidikan iini sebagai ‘pengadilan kanguru’.

Israel menuding ketua tim penyelidik, William Schabas, yang merupakan akademisi asal Kanada, sebagai sosok anti-Israel. “Melihat fakta tim yang dipimpin Schabas, mereka bukanlah tim pencari fakta,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Israel.

Menurut Israel, hasil penyelidikan sudah ditetapkan terlebih dahulu oleh tim. “Israel tak akan bekerja sama dengan mereka,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Israel Emmanuel Nahshon seperti dikutip laman berita Times of Israel, Rabu (12/11).

Nashshon menuding badan PBB yang berbasis di Jenewa, Swiss, tersebut terobsesi untuk bersikap bermusuhan dengan Israel. Ia mengatakan, Hamas menembakkan ribuan roket ke Israel, tetapi Israel yang dianggap salah.

Sebelumnya, Schabas menyatakan Netanyahu mesti diseret ke Pengadilan Kejahatan Internasional (ICC) karena melakukan kejahatan perang. Ia menegaskan tak akan mundur memimpin tim bentukan Dewan HAM PBB meski Israel menuntutnya demikian.

“Saya tak membenci Israel dan tak ingin terjebak dalam perdebatan sikap saya sebelumnya terhadap Israel,” kata Schabas kepada surat kabar harian Arab Saudi, Asharq al-Awsat. Ia mengakui memiliki sikap terkait konflik Palestina-Israel.

Meski demikian, jelas Schabas, sikap tersebut tak ada hubungan sama sekali dengan posisinya sekarang sebagai ketua tim penyelidik. “Saya akan mengesampingkan opini saya selama penyelidikan,” katanya. n reuters ed: ferry kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement