Selasa 21 Oct 2014 15:00 WIB

Nigeria Resmi Dinyatakan Bebas Ebola

Red:

ABUJA -- Nigeria akan secara resmi dinyatakan bebas dari ebola setelah enam pekan tanpa kasus baru di negara itu. John Bertefeuille dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan, Pemerintah Nigeria telah mengambil langkah yang tepat dan cepat untuk menghadapi wabah penyakit berbahaya tersebut.

"Mereka bertindak agresif, terutama dalam hal melacak kontak," ujar Bertefeuille seperti dilansir BBC, Senin (20/10).

Negara terpadat di Afrika itu mendapatkan pujian untuk respons cepat yang dilakukan dalam menanggapi virus ebola yang mematikan. Respons agresif dilakukan setelah seorang diplomat Liberia yang terinfeksi membawa penyakit itu ke Nigeria pada Juli lalu.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi menyatakan Senegal bebas dari ebola pada Jumat (17/10). Saat ini, epidemi ebola yang mematikan telah menjangkiti lebih dari 10 ribu orang di Afrika Barat. Sedikitnya, ebola telah menewaskan 4.500 orang dan sebagian besar berada di Liberia. Diperkirakan sekitar 70 persen dari mereka yang terinfeksi ebola telah meninggal dunia.

Di Monrovia, Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf mengirimkan sebuah 'surat' kepada dunia. Dalam suratnya, Johnson Sirlieaf mengatakan, dunia internasional memiliki andil dalam perang melawan ebola. Dalam 'surat' yang disiarkan di BBC/ itu, Sirleaf mengatakan, epidemi ebola merupakan penyakit yang tak mengenal batas wilayah. Setiap negara, menurutnya, harus melakukan apa pun yang bisa dilakukan untuk membantu memerangi ebola.

Presiden Sirleaf menambahkan, ebola berisiko menyebabkan bencana ekonomi bagi generasi muda Afrika Barat. Dalam surat yang dibacakan di Program Newshour BBC, Wolrd Service, Sirleaf memulainya dengan kata-kata "Kepada Dunia yang Terhormat". Ia melanjutkan dengan mengatakan, perang melawan ebola memerlukan komitmen dari setiap negara yang memiliki kapasitas untuk membantu. Baik dengan dana darurat, obat-obatan, maupun keahlian klinis.

"Kita semua memiliki kepentingan dalam perang melawan ebola. Ini merupakan tugas kita sebagai warga negara global untuk mengirim pesan bahwa kita tak akan meninggalkan jutaan warga Afrika Barat untuk berjuang sendiri," katanya.

Sirleaf melanjutkan, bukan kebetulan ebola mendominasi tiga negara "rapuh" di Afrika Barat. Namun, semua harus berjuang mengatasi efek dari wabah ini. Liberia tercatat memiliki 3.000 dokter yang memenuhi syarat pada perang saudara di akhir 80-an. Namun, pada 2003, hanya tersisa tiga lusin dokter. "Ebola bukan hanya masalah krisis kesehatan, tapi generasi muda Afrika Barat berisiko mengalami bencana ekonomi," ujar Sirleaf.

Wabah ebola telah menewaskan 2.200 warga Liberia. Sementara sumbangan internasional yang diminta oleh badan-badan PBB dan organisasi bantuan sejauh ini gagal mencapai target. Para donor telah memberikan dana hampir 400 juta dolar AS untuk badan-badan PBB dan organisasi bantuan. Namun, dana yang masuk masih jauh dari permintaan awal senilai 988 miliar dolar AS.

Sekjen PBB Ban Ki-moon juga telah meminta sumbangan dana perwalian sebesar satu miliar dolar AS. Permintaan ini dimaksudkan untuk dana cadangan dalam mengantisipasi penyebaran wabah ebola. Kendati permintaan sumbangan pada dana perwalian telah diserukan pada September lalu, tapi hingga saat ini PBB baru menerima sumbangan senilai 100 ribu dolar AS.

Mantan sekjen PBB Kofi Annan mengatakan pada BBC, ia merasa kecewa dengan respons masyarakat internasional. "Jika krisis memukul wilayah lain (di luar Afrika), mungkin akan ditangani dengan sangat berbeda," katanya dalam sebuah wawancara.

Di negara-negara yang terkena dampak paling buruk ebola, seperti Guinea, Liberia, dan Sierra Leone, sekitar 9.000 orang dinyatakan terpapar ebola dan telah membunuh sekitar 70 persen korbannya. Ini merupakan krisis terburuk sepanjang sejarah ebola.

Menurut Pembuat film terkenal, Sorious Samura, jumlah pasti korban tewas akibat wabah ebola sedang disembunyikan oleh pengumpul data. Selain itu, ada keengganan orang untuk mengakui bahwa orang yang mereka cintai mengidap virus tersebut. Sorious Samura yang baru saja kembali dari membuat film dokumenter tentang krisis tersebut di Liberia mengatakan, sangat jelas alasan bahwa jumlah sebenarnya dari kematian jauh lebih tinggi dari angka resmi yang dilaporkan WHO.

Secara resmi, Liberia menguasai lebih dari setengah semua kematian ebola dengan total 2.458 korban meninggal dunia. Secara keseluruhan, jumlah korban tewas di seluruh Liberia, Sierra Leone, dan Guinea telah melampaui 4.500.

Di Galveston, Pemerintah Amerika Serikat akan mengeluarkan pedoman baru yang lebih ketat bagi pekerja kesehatan AS saat menangani penderita ebola. Pekerja kesehatan diminta menutupi kulit dan rambut mereka.

Panduan baru tersebut dan langkah pencegahan bagi penumpang kapal pesiar mencerminkan kekhawatiran meluas mengenai ebola di AS. Sejumlah anggota parlemen juga meminta diberlakukan larangan perjalanan ke Afrika Barat.

Pedoman penanganan ebola dikembangkan US Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS. Dengan adanya pedoman tersebut diharapkan pekerja kesehatan mampu terlindungi.

Sebelumnya, dua perawat di Dallas terinfeksi ebola setelah merawat warga Liberia yang akhirnya meninggal dunia. Direktur US National Institute of Allergy and Infectious Diseases Anthony Fauci mengatakan, pekerja medis harus menutupi semua bagian kulit dan rambutnya guna menambah panduan lama WHO yang hanya mewajibkan pengenaan masker.n dessy suciati saputri/lida puspaningtyas/c02/c64/associated press/reuters/bbc/theguardian ed: eh ismail

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement