Rabu 27 Jul 2016 15:00 WIB

Wajah Mal Masa Depan

Red:

Ketika bertandang ke mal, semua toko yang ada biasanya penuh dengan beragam barang mode atau retail. Namun, perkembangan zaman ternyata bisa pula mengubah wajah pusat perbelanjaan di masa depan.

Dilansir melalui Bloomberg.com, mal di masa depan akan hadir dengan menggandeng industri kesehatan sebagai mitra. Sebuah pusat berbelanja modern Plaza Vista di Los Angeles, California, Amerika Serikat (AS), membuat konsep unik terhadap wajah mal di mas depan. Pihak mal tidak lagi hanya menawarkan supermarket, toko barang mewah, hingga restoran.

Mereka juga akan menyediakan tempat khusus bagi pengembangan industri kesehatan. Tidak mustahil pula sebuah rumah sakit nantinya akan benar-benar hadir di dalam pusat perbelanjaan.

Selama ini, di beberapa pusat perbelanjaan memang sudah banyak ditemui layanan kesehatan, seperti klinik gigi, perawatan kulit, atau konsultasi diet serta pola makan. Tapi, kehadiran pusat perawatan kesehatan di dalam mal, ke depannya, akan menawarkan layanan kesehatan yang lebih kompleks.

Cedars Sinai Health System berencana membawa ruang praktik dokter di dalam mal. Kantor bagi para dokter dianggap menjadi the next big tenant di dalam sebuah mal.

Bahkan, pelayanan yang diberikan bisa dalam bentuk kardiologi, ortopedi, hingga kolonoskopi. Industri healthcare melihat, servis kesehatan perlu dibawa mendekat ke pasien. Saat ini, konsumen tidak hanya bisa membuat janji check-up melalui daring.

Namun, ketika sedang santap siang di mal, para calon pasien tidak perlu lagi pindah lokasi untuk janji temu dengan dokter. Vice President of Healthcare Service Group for CBRE Chris Isola mengatakan, konsep yang ditawarkan Cedars Sinai masih sebatas ide awal. "Tantangannya cukup nyata karena harus mengubah tempat keramaian menjadi pusat kesehatan," jelas Isola.

Saat ini, keberadaan mal memang sedikit terancam akibat menjamurnya e-commerce. Bahkan, beberapa mal mulai mencari tenant yang menawarkan jasa atau pelayanan, bukan menjual produk.

Hal ini tak lepas dari kehadiran sang raksasa, Amazon.com, yang seolah sudah memenuhi semua kebutuhan masyarakat perkotaan. Sehingga, menambah banyak lagi alasan masyarakat untuk tak perlu ke luar rumah untuk belanja.

Cedars Sinai bukan satu-satunya pusat kesehatan yang berpotensi mengambil tempat di dalam mal. Beberapa nama lain, seperti Prime Healthcare, bahkan sudah lebih dulu membuat gedung rawat jalan di Plymouth Meeting Mal, Philadelphia.

Bahkan, tahun lalu UCLA Health juga menempatkan klinik beberapa dokter di Village at Westfield Topanga yang merupakan high-end mal di kawasan Woodland Hills, California.

Mengikuti tren yang ada, Vanderbilt University Medical Group juga menyediakan layanan check-up medis di 100 Oak Malls, Nashville, Tennessee. Saat pasien membuat janji di klinik, mereka kemudian diberikan pager untuk mengetahui giliran pemeriksaan.

Letak klinik di lingkungan mal membuat pasien bisa makan atau mengelilingi mal sebelum pager berbunyi. Ide memindahkan pelayanan kesehatan ke dalam mal seperti ini sebenarnya telah dilakukan  Amerika sejak lama.

Sekitar sepertiga dari 7.200 fasilitas kesehatan darurat memang sudah berada di lingkungan mal. "Urgent care tersebut bahkan bertambah ratusan tempat per tahunnya, terkadang juga mencoba tempat-tenpat baru," ungkap President of The Urgent Care Association of America Steve Stellars.

Dalam perkembangannya, tak hanya di mal, sebuah walk-clinic juga sudah berdiri di bandara Nashville. Bagi perusahaan healthcare, tren menghadirkan layanan di beberapa tempat yang sama sekali baru tentu menyimpan tantangan tersendiri. Meski menawarkan layanan kesehatan, segi brand tetap harus diperhatikan.    rep: Nora Azizah, ed: Setyanavidita Livikacansera 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement