Sabtu 23 Jul 2016 18:41 WIB

Pemanfaatan Gas Terkendala Infrastruktur

Red: Arifin

JAKARTA -- Peningkatan konsumsi gas untuk industri dan rumah tangga belum bisa diimbangi oleh ketersediaan infrastruktur gas. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, peningkatan kebutuhan gas untuk konsumen domestik sebesar sembilan persen setiap tahunnya sejak 2003 hingga 2016 ini. 

Meski begitu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja menyebutkan, memang masih banyak pekerjaan rumah pemerintah terkait pembangunan infrastruktur gas. "LNG ekspor masih besar sekali. Mestinya LNG ekspor ini bisa untuk domestik. Hanya, sekarang masih kesulitan karena infrastruktur untuk terima LNG belum siap," kata Wiratmaja, Jumat (22/7).

Wiratmaja mengambil contoh, pemanfaatan gas dari kilang Tangguh di Papua Barat semestinya bisa untuk memenuhi kebutuhan gas dalam negeri.

Sebanyak 40 persen produksi gas Tangguh bisa menghidupi industri dan kebutuhan rumah tangga, salah satunya di Jayapura, Papua. 

Hanya, Wiratmaja menyebutkan bahwa belum ada infrastruktur memadai yang bisa menyalurkan pasokan gas dari Tangguh tersebut. Selain itu, fasilitas LNG storagedan regasificationjuga masih minim.

Ia menyebutkan, Indonesia hanya memiliki tiga infrastruktur LNG, yaitu FSRU milik PT Nusantara Regas di Jawa Barat, FSRU Lampung milik PT PGN (Persero) Tbk, dan regasificationterminal Arun milik PT Pertamina (Persero) di Aceh. "Iya, jadi LNG sudah tersedia di Tangguh. Tapi, belum bisa dikirim ke Papua atau Merauke karena infrastruktur belum siap," katanya.

Wiratmaja menambahkan, saat ini tren pemanfaatan gas bumi untuk domestik meningkat dengan porsi 57 persen penyaluran gas untuk domestik. Pada 2015, lanjut dia, penyaluran gas untuk domestik sekitar 3.882 BBUTD (billion British thermal unit per day), sementara pada 2016 penyalurannya sebesar 4.016 BBUTD.

Sementara, untuk ekspor, gas yang dipasok pada 2015 sekitar 3.090 BBUTD dan pada 2016 menurun menjadi 2.797 BBUTD. "Pasokan gas untuk domestik trennya naik, gas untuk ekspor trennya turun. Arah kedepan gas untuk ekspor memang akan turun dan domestik naik," katanya.

Sementara itu, manajemen PT Perusahaan Gas Negara atau PGN menargetkan bisa menambah 2.000 pelanggan gas rumah tangga di Sumatra Utara. Terutama di tengah semakin tingginya permintaan karena dinilai lebih murah.

Head of Area Sales Medan PGN (Persero) Saeful Hadi di Medan, Kamis (21/7), mengatakan, pelanggan gas di Kota Medan dan sekitarnya sudah ada 19.700, termasuk di dalamnya 47 perusahaan industri. "Tahun ini akan ada rencana penambahan pelanggan 2.000 rumah tangga sehingga total pelanggan ada 21 ribuan," katanya.

PGN pun selektif dengan berbagai pertimbangan seperti mengutamakan kawasan rumah menengah ke bawah yang padat penduduk. Selain itu, kawasan yang memiliki usaha kecil dan menengah.    rep: Sapto Andika Candra/antara, ed: Ichsan Emrald Alamsyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement