Jumat 02 Sep 2016 16:00 WIB

Sindikat Pembakar Hutan Ditelisik

Red:

JAKARTA -- Pangdam Bukit Barisan, Mayjen TNI Lodewyk Pusung, mengatakan, tersangka perorangan kasus kebakaran hutan dan lahan memiliki jaringan yang mengupah mereka. Jaringan tersebut memberikan upah Rp 150 ribu untuk pelaku membakar lahan dan hutan di Riau.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, akan segera memproses laporan tersebut. "Saya belum tahu, nanti akan saya cek. Yang jelas kalau ada pelanggaran akan saya proses," ujar Tito di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (1/9).

Tito mengaku akan segera kembali mengunjungi Riau untuk melakukan konfirmasi. Terkait keberangkatannya, Tito mengaku akan menyambangi Riau dalam dua atu tiga minggu ke depan. Tujuannya untuk melakukan evaluasi terhadap kasus kebakaran hutan dan lahan serta kasus-kasus lainnya. "Saya mungkin dua minggu atau tiga minggu ke depan, saya akan ke sana lagi dan saya akan evaluasi," ujarnya.

Mayjen TNI Lodewyk Pusung menyatakan akan melakukan operasi yustisi gabungan setelah mendapat laporan pengerahan warga dari daerah lain untuk membuka lahan dengan cara membakar di Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau.

"Operasi yustisi yang dilakukan ini untuk mendata berapa banyak jumlah pendatang yang masuk ke daerah itu. Karena saya mendengar para pendatang itu sengaja didatangkan untuk membakar lahan dan mereka dibayar Rp150 ribu," kata Lodewyk.

Ia mengatakan, operasi yustisi ini juga melibatkan pemerintah daerah, Polri, dan instansi terkait lainnya. "Biasanya jadwal mereka membakar lahan pada saat TNI sedang istirahat yakni pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu. Yang seperti ini harus kita cegah," kata Pangdam menegaskan.

Meski demikian, pihaknya akan lebih waspada dan tentunya bekerja sama dengan Polri, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, pemda, Basarnas, termasuk Taruna Siaga Bencana. "Semua ini kami menyatu untuk melakukan pencegahan agar kebakaran lahan dan hutan tidak terjadi lagi," ucapnya.

Ia mengakui kabut asap yang melanda, akibat kebakaran lahan dan hutan khususnya di wilayah Provinsi Riau selama 2016 berhasil ditekan.

"Kalau tahun lalu kabut asap di Riau cukup parah dibanding tahun ini. Tapi akan lebih bagus lagi kita buat zero kabut asap," katanya.

Pangdam menambahkan, saat ini pihaknya juga sedang menyiapkan personel cadangan apabila kebakaran lahan dan hutan di Riau semakin meningkat. Ia menyiapkan dua batalyon dari Sumatra Utara dan Sumatra Barat di Riau jika untuk mengantisipasi peningkatan kebakaran lahan dan hutan. "Kemarin saja kami mengirim dua satuan setingkat kompi," kata Lodewyk.

Terkait peralatan personil dilapangan, dia menegaskan, sudah berkoordinasi dengan BNPB dan bersedia memberikan peralatan khusus untuk pemadaman api. "Dari pemda juga sudah memberikan bantuan alat pemadam kebakaran lahan dan hutan," tuturnya.

Ajak Singapura

Asap kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Riau sempat mencapai negara tetangga Singapura. Polusi udara di Singapura pun sempat naik pada Jumat (26/8) lalu.

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengajak agar seluruh masyarakat, termasuk negara tetangga, turut serta bekerja sama dan menyelesaikan permasalahan ini secara bersama.

"Ya kalau mereka mengeluh kita jauh lebih mengeluh lagi karena korban primernya Indonesia. Kita kan tidak bisa atur angin. Artinya, seperti yang saya selalu katakan, ya mari sama-sama selesaikan, bersama-sama," kata JK di Jakarta, Rabu (31/8).

Kerja sama untuk menangani kebakaran hutan dan lahan diperlukan karena dampaknya pun juga dirasakan bersama. "Karena kalau cuaca baik kan masing-masing juga menikmatinya udara bagus. Kalau udara jelek, ya masing-masing juga kena. Jadi sama-sama," kata dia.

Setelah asap kebakaran hutan dan lahan sempat mencapai Singapura, BNPB menyebut, indeks pencemaran udara (ISPU) di Sumatra mulai membaik. Hal ini disebabkan oleh hujan yang mengguyur rata di wilayah Riau dan sekitarnya. "Semua pengukuran di bawah 50 psi. Sedangkan di Rokan Hilir, Bengkalis, dan Palembang pada level baik hingga sedang," kata JK.

Namun, berdasarkan pantauan udara dengan pesawat terlihat kebakaran hutan dan lahan masih cukup banyak terjadi. Kebakaran hutan di Kecamatan Sujud Kabupaten Rokan Hilir masih berlangsung. Asap tebal masih terpantau menyebar ke bagian utara.

Wilayah Sujud mengalami kebakaran yang paling luas di Riau. Diperkirakan lebih dari 50 hektare lahan terbakar. Begitu juga di Kecamatan Rantau Bais Kabupaten Rokan Hilir lahan seluas 40 hektare terbakar. Di daerah lain tedapat di Tasik Serai Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis, Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis, dan Rimbo Panjang Kabupaten Kampar masih terdapat lahan yang terbakar.    rep: Mabruroh, Dessy Suciati Saputri/antara, ed: Hafidz Muftisany

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement