Ahad 15 Jan 2017 16:00 WIB

Kapolri Nilai Kondisi DKI Cukup Rawan Jelang Pilkada

Red:

JAKARTA -- Satu bulan menjelang pemilihan gubernur, kondisi politik di ibu kota Jakarta semakin meningkat. Dinamika politik yang meningkat tersebut harus diwaspadai semua pihak supaya keamanan tetap kondusif.

Hal itu disampaikan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam apel perayaan Hari Jadi Satuan Pengamanan (Satpam) di Silang Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (14/1). Tito mengatakan, fase perpolitikan hanya tinggal sebulan lagi menjelang pencoblosan pada 15 Februari 2017 sehingga situasinya sudah mulai cukup rawan.

Saat ini kita menghadapi situasi yang cukup rawan karena menjelang pilkada 15 Februari, dinamika politik semakin meningkat. Kemudian kita juga menghadapi persoalan-persoalan yang dapat mengganggu tatanan kebinekaan kita, NKRI, ujar Tito di hadapan ribuan satpam tersebut.

Apalagi, kata Tito, belakangan juga terjadi aksi demonstrasi. Meskipun begitu, ia memaklumi hal ini karena Indonesia menjunjung tinggi demokrasi. Cukup banyak demonstrasi yang dilakukan, ini iklim demokrasi. Demokrasi merupakan salah satu ciri khasnya kebebasan menyampaikan pendapat, kata Tito.

Karena itu, Tito mengajak para satpam untuk turut berperan serta menjaga situasi keamanan di DKI Jakarta, khususnya dengan cara menjaga lingkungannya agar tetap kondusif menjelang pilkada.

Karena  itu, kita perlu bekerja bersama-sama semua elemen bangsa Indonesia mulai dari TNI, Polri, segenap aparatur pemerintah, elemen masyarakat, termasuk juga satpam yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi kepolisian, melaksanakan pengamanan di lingkungan kerja masing-masing, kata Tito.

Seimbang

Sementara, para calon gubernur DKI Jakarta yang baru saja melakukan debat pada Jumat (13/1) malam dinilai memiliki peluang yang seimbang untuk menjadi orang nomor satu di Ibu Kota dalam lima tahun ke depan.

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, mengatakan, ketiga pasangan cagub-cawagub yang berkontestasi di Pilgub DKI Jakarta menunjukkan kemampuan seimbang saat debat kandidat perdana. Bahkan, Agus Harimurti Yudhoyono pun menurutnya tampil tidak  meragukan.

Menurut saya, Agus nggak perlu diragukan. Bahkan, dari awal saya merasa Agus tidak perlu diragukan, kata Siti saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (14/1).

Namun, secara keseluruhan, Anies Baswedanlah yang tampil bagus. Mantan menteri pendidikan itu terlihat jago memilah kosa kata dalam menyampaikan aspirasi-aspirasinya, sekalipun waktu yang dimilikinya singkat.

Kalau over all, Anies memang jago speaking the words, mengambil kosakata-kosakata yang bagus dalam waktu yang relatif singkat seperti itu. Panggungnya bagus sekali. Dia orang panggung, ujar Siti.

Justru calon pejawat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang terlihat khawatir dari skenario yang telah disusunnya. Ahok terlihat khawatir mengeluarkan sifat aslinya, setelah dia berusaha tampil kalem dan santun. Jadi, justru kekhawatiran itu ada di pejawat (Ahok) karena khawatir ada yang di luar skenario. Dikhawatirkan bisa semakin keluar aslinya, kata Siti.

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, berpendapat, pejawat Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Syaiful Hidayat tidak berani berkomitmen untuk menyelesaikan masa jabatannya.

Ini sebuah penutupan debat yang antiklimaks bagi pasangan pejawat. Sebagai satu-satunya pasangan calon yang bisa bercerita tentang kebijakan dan program yang pernah dilakukan, ternyata calon gubernur pejawat ini menutup debat tanpa komitmen untuk Jakarta, kata Hendri, Sabtu (14/1).

Ia mengatakan, calon gubernur Agus Harimurti Yudhoyono cukup mampu menutup debat lebih santai dibanding awal debat yang terbaca agak canggung. Bahkan, beberapa kali Agus sempat mencuri perhatian saat mampu melakukan serangan balik ke dua pasangan calon lainnya, seperti saat menuding pasangan calon nomor urut dua sebagai pemimpin yang tidak percaya rakyatnya.

Sementara, pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang memenangkan perhatian dalam debat belum tentu nantinya akan unggul dalam pilkada.

Untuk Anies-Sandi, ajang seperti ini memang selalu menjadi andalan panggung dirinya. Bicaranya runut, komunikasi dan artikulasinya jelas, hanya memang kinclong di arena debat belum tentu unggul di pilkada, katanya.      rep: Muhyiddin, Dadang Kurnia/antara, ed: Firkah Fansuri

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement