Kamis 01 Dec 2016 13:00 WIB

NKRI Jangan Terpecah

Red:
 Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo (tengah) bersama Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kedua kiri), Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol M Iriawan (kiri) dan sejumlah tokoh agama mengikuti Apel Nasional Nusantara Bersatu di Silang Monas, Jakarta, Rabu (30/1
Foto: Republika/Prayogi
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo (tengah) bersama Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kedua kiri), Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol M Iriawan (kiri) dan sejumlah tokoh agama mengikuti Apel Nasional Nusantara Bersatu di Silang Monas, Jakarta, Rabu (30/1

JAKARTA- TNI dan sejumlah pemerintah daerah menggelar aksi Nusantara Bersatu yang dihadiri ribuan orang di berbagai daerah, kemarin. Dalam aksi yang digelar tak lama sebelum Aksi Damai 212 pada 2 Desember nanti tersebut, para pimpinan mengajak bangsa Indonesia tak terpecah-pecah.

"Jangan biarkan Ibu Pertiwi menangis, bikin dia tersenyum dan kita bisa bahagia dan bersatu," kata  Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo usai menghadiri acara Nusantara Bersatu di Silang Monas, Jakarta, Rabu (30/11). Ia menyatakan bahwa persatuan dan kemakmuran Indonesia adalah anugerah dari Allah SWT

Ribuan prajurit TNI, petugas Polri, serta warga masyarakat tampak memeriahkan helatan kemarin. Mereka datang sejak pagi mengenakan seragam ikat kepala merah-putih. Agenda tersebut juga diramaikan oleh pertunjukan seni musik, tari, dan budaya dari berbagai daerah.

Dalam acara yang sama, Kapolri Jenderal Tito Karnavian juga menyatakan keberagaman di Indonesia semestinya menjadi kekuatan dan bukan sebagai pemecah. "Perbedaan menjadi kekuatan kita, bukan menjadi pemecah," ujar Kapolri.

Ia mengatakan, kegiatan kemarin adalah inisiatif jajaran TNI dan didukung oleh jajaran kepolisian di seluruh Indonesia. "Agar kita semua dapat bersama-sama menjaga NKRI kita dengan segala perbedaan," kata dia.

Di Bandung, ribuan warga juga berkumpul di Lapangan Gasibu, Kota Bandung. Baju putih, kerudung merah, hingga ikat kepala merah-putih mewarnai lapangan yang terletak di depan Gedung Sate ini. Pesertanya mulai dari pelajar, aparatur sipil negara (ASN), prajurit TNI, hingga petugas kepolisian, dan masyarakat biasa.

Aksi yang disebut Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan sebagai silaturahim santai ini diawali dengan pertunjukan musik. "Indonesia milikku. Indonesia milikmu. Indonesia milik kita bersama," kata pria yang akrab disapa Aher tersebut.

Dalam acara serupa di Mataram, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH Muhammad Zainul Majdi mengingatkan kembali betapa berharganya aspek persaudaraan yang terjalin antaranak bangsa. "Jadi, kalau ada yang benci Indonesia, yang disasar pertama itu bagaimana persaudaraan antaranak bangsa  rusak," ujarnya di Lapangan Sangkareang, Mataram, kemarin.

Persiapan 212

Sementara itu, persiapan menjelang Aksi Bela Islam III pada 2 Desember nanti terus dimatangkan. Pihak pengelola Monumen Nasional, lokasi aksi tersebut, menyatakan akan membuka seluruh pintu pada Jumat (2/11) nanti. Pihak kepolisian juga menyatakan telah menyiapkan sebanyak 22 ribu petugas yang sebagian akan membaur dengan peserta aksi.

Ribuan peserta dari daerah juga mulai berangkat ke Jakarta. Aksi-aksi relawan yang menyediakan sajadah pada hari pelaksanaan aksi hingga menyediakan masjid dan makanan bagi peserta aksi juga bermunculan.

Seruan agar Presiden Joko Widodo tak lagi mengabaikan aksi damai nanti juga terus muncul. Terkini, Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Fauzan, menilai kehadiran Presiden di tengah massa akan menjadi simbol pemerintah dalam komitmennya menegakkan keadilan hukum dan perdamaian.

"Massa ini kan menuntut supaya perlakuan kepada Ahok sama seperti perlakuan kepada tersangka penista agama lain, intinya minta keadilan ditegakkan," kata Fauzan di Malang, kemarin.

Menurutnya, sebagai seorang kepala negara, Presiden Jokowi jangan hanya menginstruksikan agar massa tetap menjaga kedamaian selama aksi. Namun, Presiden Jokowi juga perlu turun ke lapangan dan memberikan pernyataan. Dengan demikian, Presiden juga turut ambil bagian menciptakan kedamaian sepanjang aksi.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo meyakini ribuan massa yang akan berpartisipasi dalam Aksi Damai 2 Desember akan mematuhi komitmen untuk menjalankan aksi tersebut dengan tertib. Ia juga menyilakan warga daerah yang hendak ke Jakarta untuk mengikuti aksi.

Jokowi mengharapkan, ribuan massa yang hadir nanti diharapkan memanjaatkan doa untuk persatuan bangsa. "Saya kira doanya akan ke sana, untuk persatuan kita."

Saat ditanyai perihal kesediaannya menemui para peserta aksi nanti, Presiden belum bisa memastikan hal tersebut. Ia mengatakan, belum mengetahui jadwal hari itu. "Belum tahu," kata Presiden singkat.  Umar Mukhtar/Zuli Istiqomah/Dian Erika Nugraheny/M Nursyamsi/ Christiyaningsih/Halimatus Sa'diyah ed: Fitriyan Zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement