Kamis 03 Mar 2016 14:00 WIB

Kapolda Metro Bentuk Tim Khusus Limbah Kabel

Red:
Pembersihan Saluran Air. Satuan Petugas Kebersihan Sudin Tata Air mengangkat limbah kabel dari saluran air di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (2/3).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pembersihan Saluran Air. Satuan Petugas Kebersihan Sudin Tata Air mengangkat limbah kabel dari saluran air di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (2/3).

JAKARTA -- Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian membentuk tim khusus untuk mengungkap penemuan kulit kabel dalam jumlah besar di area ring I Pemerintahan Indonesia. Ia menegaskan, Polda Metro Jaya akan mendalami motif pembuangan kulit kabel di selokan Jalan Medan Merdeka Selatan tersebut.

"Kita membentuk tim dari Ditkrimsus Polda Metro, Dinas Tata Air, dan dari PLN juga akan melihat," ujarnya, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (2/3). Menurut Tito, sejauh ini pemilik kulit kabel tersebut belum diketahui.

Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta menemukan tumpukan kulit kabel dalam jumlah sangat besar di selokan Jalan Medan Merdeka Selatan. Sebanyak sembilan truk dikerahkan untuk membersihkan kulit kabel tersebut.

Namun, menurut dia, dari informasi sementara, ada yang mengatakan kulit kabel tersebut adalah barang lama. Menurut dia, ada kemungkinan itu merupakan kelupasan kulit kabel sejak 2009 lalu yang tidak diangkat. "Tapi kita perlu cek lagi pada kontraktor, barang lama atau barang baru. Kalau lama, kenapa tidak diangkat? Kalau baru, untuk apa maksudnya ada (kulit kabel) di situ," ujarnya.

Untuk mengetahui siapa kontraktor tersebut, kata Tito, pihak kepolisian telah membentuk tim. Bila sudah ditemukan, kontraktor tersebut akan segera ditanyai alasannya tidak mengangkat kelupasan kulit kabel tersebut. "Nanti akan kita cek sampai ke kontraktor kenapa enggak diangkat. Karena malas atau apa? Nanti kita lihat unsur pidananya berhubungan dengan kerusakan lingkungan atau apa, bisa saja," terangnya.

Mengenai kulit kabel tersebut, pihaknya sudah memiliki sampel yang akan diperiksa. Dari sampel tersebut akan terlihat berapa umur kabel sehingga dapat disandingkan dengan keterangan dari kontraktor. "Nanti kita akan sandingkan, penyelidikan lagi berjalan," ujarnya.

Kepala Dinas Komunikasi Informasi dan Kehumasan (Kadiskominfo) DKI Jakarta Ii Kurnia mengatakan, terbatasnya jumlah kamera pengawas atau CCTV di kawasan Jalan Medan Merdeka Selatan mengakibatkan sukarnya penelusuran gulungan kabel misterius itu. "Jadi gini, CCTV itu masih terbatas di kawasan sana dan ini rencananya mau penambahan dari teman-teman provider," kata dia, kemarin.

Ia belum bisa memastikan apakah kabel itu milik salah satu perusahaan penyedia jasa telekomunikasi. Ia mengaku masih terus mencari tahu asal-muasal kabel tersebut. Selain itu, ia juga belum bisa mengonfirmasi kabel tersebut tergolong baru atau lama.

Ia mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menerima keluhan dari perusahaan pemilik kabel yang dipotong itu. Oleh karena itu, menurut dia, ada kemungkinan kabel itu bukanlah kabel baru. "Soalnya kan seharusnya kalau kabel itu dipotong ada yang komplain kan? Tapi belum ada yang teriak-teriak nih. Makanya kita juga lagi lihat, jangan-jangan itu kabel lama, dibongkar, kulitnya ditaruh di situ. Kita belum tahu, kita masih pelajari juga," jelasnya.

Sedangkan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama justru enggan terlalu memikirkan masalah tersebut. Padahal, Ahok yang sebelumnya melontarkan pernyataan soal kulit kabel dan pemicu banjir di Merdeka Selatan beberapa hari lalu dengan sebutan "sabotase". Gubernur kini menyerahkan penyelidikannya kepada pihak kepolisian. Yang penting, menurut dia, tak ada lagi genangan di area tersebut. "Aku enggak pusing sama kabel, yang penting sudah enggak ada genangan. Pusing amat," kata dia.

Ahok mengatakan, peristiwa serupa sudah diketahuinya sejak 2014, kala Jalan Merdeka Timur tergenang. Ia merasa curiga lantaran pompa air dan waduk tak bermasalah tetapi area tersebut tetap tergenang. "Makanya saya curiga, jangan-jangan ada apa-apa. Eh, bener," ujarnya.

Kendati demikian, ia enggan mengatakan bahwa penempatan kabel-kabel tersebut adalah upaya sabotase terhadap penanganan banjir DKI Jakarta. "Aku enggak tahu. Aku ngomong sabotase di-bully lagi. Aku sudah bilang kan, kayak underpass digunting kabelnya," katanya.

Basuki yang biasa dipanggil Ahok itu mengatakan sudah melaporkan perihal kabel tersebut ke pihak kepolisian. Ia merasa penyelidikan kasus tersebut merupakan wewenang aparat sehingga ia mengaku tak ambil pusing memikirkan kasus tersebut. "Enggak tahu. PU (Bidang Pekerjaan Umum—Red) sudah lapor polisi. Aku enggak mau pusing sama gituan," ujarnya. c30/c33 ed: Fitriyan Zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement