Senin 22 Sep 2014 16:30 WIB

Gundala Putra Petir, Menghidupkan Superhero Indonesia

Red:

Seorang insinyur bernama Sancaka berhasil menemukan formula antipetir. Asyik dalam penelitiannya, Sancaka melupakan hari ulang tahun pacarnya bernama Minarti yang berujung pada putusnya hubungan asmara mereka berdua. Dalam kegalauan, Sancaka berjalan di tengah hujan lebat sampai akhirnya tersambar petir.

Tak sadarkan diri, Sancaka tersedot ke dalam dimensi Kerajaan Petir yang dipimpin Kaisar Kronz. Di kerajaaan itu, Sancaka memperoleh kekuatan super mampu memancarkan petir dari telapak tangannya dan bisa berlari secepat angin. Sancaka pun menjelma menjadi Gundala, pahlawan bertopeng penumpas kejahatan.

"Saya sampai hafal adegan di film pertama Gundala pada 1981," kata sutradara Hanung Bramantyo di Jakarta, Ahad (21/9). Hanung mengaku pernah bingung saat mendapatkan informasi hak cipta film Gundala sudah dibeli seseorang dari pencipta karakter Gundala, Harya Suraminata Hasmi. "Namun, lantas saya ditawari Pak Erick Thohir untuk bikin film ini, saya langsung sujud syukur."

Hanung telah beberapa kali bekerja sama dengan Erick Thohir untuk film Tanda Tanya (2011) dan Soekarno (2013). Namun, Hanung sadar bahwa membesut film semacam Gundala adalah tantangan besar baginya. Alasannya, memproduksi film bergenre pahlawan super adalah pengalaman pertama untuk Hanung. 

Dalam film Gundala, Erick Thohir menjadi produser eksekutif. Film ini nantinya akan digarap rumah produksi Mahaka Pictures dan Bumi Langit Studio. Erick mengaku tertarik untuk mewujudkan proyek besar ini untuk membangkitkan lagi kecintaan terhadap karya anak bangsa. "Saya tertantang bikin film animasi asli Indonesia. Dan, karena Gundala populer, jadi kami garap," ujar Erick dalam sebuah keterangan pers, Ahad (21/9).

Erick merasa terhormat dapat menghadirkan legenda pahlawan super Indonesia ke layar lebar. Ia pun menginginkan masyarakat, terutama anak muda, dapat mengetahui bahwa cerita superhero bukan cuma milik Hollywood. Sebelum film Indonesia mati suri sejak 1990-an, kata Erick, film dengan tema-tema aksi pahlawan super sempat berjaya di Indonesia.

Hanung menambahkan, hingga kini tim produksi belum mendapatkan sosok yang pas untuk mengisi peran dalam film Gundala. "Sampai saat ini masih kami godok skenarionya. Jadi, belum ada pemeran," ujar Hanung. Hanung juga menambahkan bahwa dia ingin mewujudkan sosok Gundala yang akrab dengan masyarakat. "Saya nggak mau Gundala ini tampil sebagai sosok yang sempurna. Saya mau tampilkan Gundala yang dekat dengan kita orang Indonesia."

Hasmi, sang pencipta karakter Gundala, mengaku terinspirasi oleh karakter The Flash, tokoh pahlawan super asal Amerika Serikat yang diciptakan oleh Gardner Fox dari DC Comics. Adapun ide kekuatan Gundala yang berupa petir, menurut Hasmi, didapatnya dari tokoh legenda Jawa, Ki Ageng Sela, yang diceritakan bisa menangkap petir. "Inspirasinya dari tokoh The Flash," ujar Hasmi.

Ini bukan film pertama tentang Gundala. Pada 1981, PT Cancer Mas Film sudah menghidupkan Gundala dari halaman-halaman komik ke dalam layar lebar. Yang menjadi pemeran utama ketika itu adalah aktor laga Teddy Purba. Pemeran lainnya adalah WD Mochtar, Farida Pasha, Anna Tairas, HIM Damsyik, dan Ratno Timoer. Filmnya disutradarai oleh Lilik Sudjio yang dikenal sebagai sutradara film aksi.

Dalam film remake nanti, Gundala akan memiliki musuh utama bernama Pengkor. Pengkor menciptakan Gundala palsu yang mencemarkan nama baik Gundala sampai-sampai banyak jagoan pembasmi kejahatan lainnya berbalik memburunya. "Kami targetkan Gundala bisa tayang pada 2016," kata Erick Thohir.  rep:c85/hazliansyah ed: andri saubani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement