Jumat 01 Apr 2016 17:00 WIB

Lesti Andryani, Bertekad Dangdut

Red:

Sejak usia empat tahun, Lesti Andryani kecil sudah gemar bernyanyi. Di sekolahnya, Lesti juga kerap bernyanyi atau ikut lomba bernyanyi. Biasanya, Lesti menyanyikan lagu daerah atau lagu bergenre pop. Hobi itu mulai mengantarkannya pada kesuksesan ketika ia iseng menjajal ikut salah satu ajang pencarian bakat. Lesti mengaku tertarik karena audisi musik itu khusus untuk musik dangdut.

Lesti memulai debut suksesnya sebagai pemenang ajang kontes dangdut D'Academy Indosiar 2014. Setahun setelahnya, ia memenangkan juara kedua Dangdut Academy Asia 2015 yang diikuti Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura.

Dari pendidikan akademi dangdut, Lesti mengaku belajar banyak hal. Di sana, banyak ilmu olah vokal yang ia dapat, seperti cara bercengkok dan vibra. Tak hanya permasalahan teknis, Lesti juga diajarkan cara bersosialisasi dengan orang lain. Ia mengakui, sebelumnya ia adalah gadis pendiam yang tak suka keluar rumah untuk bersosialisasi.

Selama masa pendidikan di akademi, Lesti juga diajarkan bagaimana menilai karakter orang lain dan cara menghadapi orang yang berbeda. Dari sana, ia menyimpulkan, kesuksesan selalu sejalan dengan sikap hidup yang baik. "Harus baik sama orang, nanti orang itu pasti balas jauh lebih baik lagi kepada kita," ujarnya.

Hingga kini, Lesti telah merilis tiga single dangdut yang membahana. Single terbarunya, "Zapin Melayu", merupakan lagu spesial ciptaan komposer Malaysia, Pak Ngah.

Kiprahnya mendalami dangdut membuat Lesti menyabet beberapa penghargaan. Dua penghargaan tersebut ialah Lagu Dangdut Paling Ngetop SCTV Music Award 2015 untuk lagu "Kejora" dan Penyanyi Pendatang Baru Wanita Terpopuler Indonesian Dangdut Awards (IDA) 2015.

Tak hanya di dunia tarik suara, Lesti juga telah banyak membintangi dunia sinetron dan FTV. Beberapa di antaranya, yaitu FTV berjudul Merpati tak pernah Galau dan Senandung Cinta Kejora.

Kendati sibuk bermusik, Lesti tak lantas kehilangan kesempatan menikmati masa remajanya. Pelajar kelas satu SMA itu mengaku tak masalah membagi waktu antara karier dan pendidikan.

Kehidupan sosial juga dijalani Lesti dengan normal. Ia masih sering berkumpul dengan teman-temannya, juga main voli, badminton, hingga nge-gym pada hari libur.

Walaupun sering diberi dispensasi untuk izin tidak mengikuti pelajaran, setiap hari Lesti selalu berusaha tetap masuk sekolah. Saat ada jadwal manggung pada pagi hari, misalnya, Lesti akan tetap ke sekolah pada siang hari.

Begitu pula kalau waktu manggung agak siang, pada pagi hari, ia mengikuti pelajaran sekolah terlebih dahulu. Namun, jika sesekali Lesti harus ke luar kota atau ke luar negeri, mau tak mau ia harus izin tak masuk sekolah.

Menurut Lesti, pendidikan adalah nomor satu. Kelak, setelah lulus SMA, Lesti ingin melanjutkan pendidikan sampai perguruan tinggi.

Ia mempertimbangkan untuk memilih jurusan di bidang seni, sastra, atau psikologi. Menurut anak kedua dari tiga bersaudara itu, jurusan itu sejalan dengan cita-citanya yang ingin menjadi psikolog, dosen, dan penyanyi.

"Insya Allah maunya yang sejalan antara seni dan karier. Misalnya, kuliah di jurusan kesenian, terus nanti aku jadi dosen seni atau vocal director," kata Lesti yang bertekad tak ingin menyia-nyiakan semua kesempatan emas yang ada di depan mata.

Yang pasti, dunia Lesti tidak akan jauh-jauh dari dangdut. Bagi Lesti, dangdut adalah musik identitas bangsa yang 'Indonesia banget'. Ia ingin menunjukkan pada generasi muda bahwa dangdut sama sekali tidak negatif, bergantung pada yang menjalaninya. "Justru itu tekad aku dari dulu, kalau bukan anak muda yang mengangkat dangdut, siapa lagi?"  c34, ed: Endah Hapsari

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement