Rabu 06 May 2015 15:00 WIB

Liburan Mepet dan Biaya Minim, Bisakah?

Red:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Melihat taburan tanggal merahpada Mei ini, boleh jadi kita sudah berpikir tentang menghabiskan waktu dengan liburan. Maklum saja, hanya mengambil cuti kerja satu atau dua hari saja, kita bisa menikmati masa liburan panjang.

Masalahnya, dana untuk liburan masih minim. Apalagi, untuk kamu yang masih tergolong wajah baru alias fresh graduate di dunia kerja.

Perencana keuangan independen dari Tatadana Consulting Aprida CFP menyarankan, jika tetap ingin berlibur, salah satu siasatnya adalah memilih tempat yang sesuai dengan anggaran yang dimiliki. Kemudahan akses internet cepat dapat membantu mencari tahu tempat berlibur apa yang cocok untuk dikunjungi.

Mencari tahu informasi yang tepat mengenai tempat liburan dapat berpengaruh pada berapa banyak anggaran untuk akomodasi, transportasi, dan dana tak terduga yang harus dikeluarkan. "Jangan lupa, jalan-jalan di tempat tujuan juga harus direncanakan karena biasanya yang paling bikin pengeluaran membengkak adalah arah tujuan yang nggak jelas," kata dia.

Aprida menjelaskan, anggaran untuk oleh-oleh penting disisihkan dan dibatasi mengingat oleh-oleh sering menyebabkan adanya biaya berlebihan. Pembelian oleh-oleh tidak perlu dipaksakan jika sudah di luar batas dana yang telah dianggarkan, terlebih keluarga atau kerabat yang meminta oleh-oleh tidak akan memberikan uang pengganti.

Hindari juga penggunaan kartu kredit selama liburan. Ada baiknya kartu kredit tidak perlu dibawa karena akan memicu pengeluaran yang sangat banyak. Hal lain yang perlu dihindari adalah meminjam uang untuk mencukupi keperluan liburan. "Jangan sampai, saat kita selesai liburan, tiba-tiba pusing mikirin utang," jelas Aprida.

Perjalanan yang direncanakan terlebih dahulu bisa membuat kita lebih leluasa menyesuaikan biaya akomodasi dan transportasi yang akan dikeluarkan. Misalnya, kita bisa jauh-jauh hari memesan tiket pesawat promo yang lebih murah atau memesan kamar hotel sebelum hari keberangkatan untuk mendapatkan potongan harga.

Akun khusus

Selain merencanakan liburan sesuai anggaran yang dimiliki, bisa juga kita terlebih dulu menentukan tujuan liburan, kemudian mengusahakan anggarannya. Anggaran liburan tetap tidak boleh diambil dari anggaran yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari atau anggaran untuk kebutuhan darurat.

Untuk memudahkan menyisihkan uang, ada baiknya kita membuka akun khusus anggaran berlibur. Strategi ini bisa juga disebut menabung untuk dipakai liburan yang direncanakan dalam waktu panjang.

Afrida menjelaskan, ada dua cara menabung yang mudah dilakukan oleh pencinta liburan. Pertama, menabung dalam tabungan berjangka di bank dengan sistem autodebet.

Kedua, dengan menggunakan logam mulia yang dibeli secara berkala. "Bank akan otomatis melakukan autodebet dari rekening gaji ketika tanggal penerimaan gaji atau satu hari setelah penerimaan gaji. Kita juga otomatis dipaksa menabung oleh bank. Untuk logam mulia, kumpulkan saja, misalnya, satu gram atau lima gram," papar Afrida.

Tabungan dalam akun ini juga bisa dipakai ketika kita akan liburan mendadak. Ada kalanya, seseorang memiliki waktu libur yang tidak pasti, tapi tetap ingin melakukan perjalanan ke luar kota. Kita tidak perlu menggunakan anggaran sehari-hari karena telah memiliki anggaran khusus. "Sisihkan saja dulu, walaupun nggak tahu dipakainya kapan, ya nggak apa-apa, yang penting pada saat mau liburan ada," kata dia.

Ada dua jenis liburan yang biasa dilakukan banyak orang, liburan yang memiliki anggaran kecil dan liburan yang benar-benar menghabiskan dana yang besar. Tabungan dalam akun khusus biasanya cukup untuk melakukan perjalanan murah meriah di dalam negeri. Sedangkan, untuk perjalanan besar yang memakan biaya dan waktu yang banyak, anggaran bisa didapat melalui investasi. "Biasanya dibedakan, kalau cuma satu tahun itu disisihkan atau saving, tapi kalau sudah di atas satu tahun, bisa dua tahun atau tiga tahun, itu dipakainya adalah investasi," jelasnya.

Oleh Puti Almas c09  ed: Endah Hapsari

***

Desty Mulyani

Pilih Gaya Backpacker

Desty Mulyani mengaku, jika ingin bepergian ke suatu tempat untuk liburan maka persiapan telah dilakukannya minimal tiga bulan sebelum berangkat.

Mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta ini juga mengatakan lebih memilih liburan dengan cara backpacker. Selain lebih hemat, Desty merasa lebih puas karena liburan menggunakan jasa agen wisata biasanya membuat waktu kita lebih terbatas.

Selain itu, liburan dengan cara ini juga membuat wawasan lebih luas karena kita dituntut untuk merencanakan keuangan sematang-matangnya hingga lokasi wisata yang seluruhnya ditentukan oleh para traveller.

"Biasanya, aku merencanakan pergi liburan tiga sebelum berangkat. Dengan ini, aku bisa lebih banyak cari info dan tahu detail lokasi agar saat di sana sudah tahu mau ke mana dan nggak nyasar," ujar Desty.

Selain itu, lebih baik lagi jika mencari teman yang juga ingin berlibur bersama. Dengan pergi beramai-ramai, mulai dari biaya perjalanan, hingga kembali pulang ke rumah bisa jauh lebih hemat.

"Biasanya, kalau pergi bareng-bareng ada sharing cost. Jadi, kita bisa bagi-bagi ongkos pas liburan. Kalau sendiri, semuanya juga harus ditanggung sendiri," jelas Desty.

Perempuan kelahiran 6 Desember 1990 ini juga mengatakan, biasanya bila ingin berlibur ke luar negeri ia kerap mencari tiket pesawat promo. Tiket semacam ini bisa dicari dari jauh-jauh hari ataupun di saat yang tepat. Hal yang paling penting adalah rajin-rajin mencari di website maupun informasi dari banyak orang mengenai tiket pesawat yang sedang diskon besar-besaran.

"Pernah, waktu itu ke Singapura beli tiket promo pesawat dengan harga Rp 400 ribu untuk pulang pergi. Bahkan, pernah juga membeli tiket pesawat pulang pergi ke Jepang dengan harga Rp 3 juta," tambah Desty.

Namun, Desty menuturkan, pernah mengalami liburan yang persiapannya hanya dalam waktu singkat atau lebih tepatnya dilakukan secara mendadak. Saat itu, ia batal pergi ke Karimun, Jawa Tengah, karena kondisi cuaca yang buruk.

Saat itulah ia langsung mengubah rencana dengan pergi ke Semarang. Agar mendapatkan fasilitas liburan yang memadai dengan biaya yang tetap hemat, Desty mengaku, memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk mencari tahu informasi mengenai penginapan, tempat tujuan wisata, dan lainnya.

"Jadi, biar tahu segala sesuatu di sana, tapi tetap sesuai dengan bujet, kita bisa mengandalkan informasi dari internet. Tapi, jangan lupa untuk bergabung dengan komunitas jalan-jalan yang bisa banyak memberikan informasi tentang destinasi liburan yang hemat meski waktunya mendadak," jelas Desty.

***

Sari Murniati

Cari Teman

Bila ingin berwisata dengan biaya minim, kita bisa memulai dengan cara aktif mencari di internet serta bergabung dalam komunitas maupun grup yang berisikan orang-orang yang suka bepergian. Menurutnya, banyak sekali informasi yang bisa didapatkan dari kelompok semacam ini.

"Banyak informasi juga dari internet dan komunitas tentang travelling low budget, tetapi destinasinya keren serta masih alami yang cocok banget untuk jadi tempat liburan," jelas Sari Murniati.

Biasanya, dalam merencanakan liburan pun Sari sering melakukannya dari jauh-jauh hari. Namun, perempuan kelahiran Bojonegoro, 13 Maret 1986, ini mengatakan setiap bulannya sering menyisihkan sebagian pendapatan yang ia miliki untuk tujuan travelling.

Namun, saat hanya memiliki waktu singkat untuk mempersiapkan liburan, Sari mengatakan, biasanya ia mencari teman agar bisa berbagi biaya.

Tidak hanya itu, saat travelling dadakan, Sari sering mencari perjalanan hemat biaya yang sering ditawarkan oleh agen-agen perjalanan. Biasanya, destinasi liburan yang dilakukan secara mendadak itu tidak terlalu jauh, sehingga ia masih bisa berhemat.

"Aku pernah travelling dadakan, jadi saat itu aku mengajak teman lain yang mau biar bisa sharing cost juga milih destinasi yang masih bisa ditempuh dengan kendaraan umum, seperti bus atau angkot yang hemat biaya," jelas Sari.

***

Afif Farhan

Siasati Biaya Transportasi

Afif Farhan juga mengatakan, lebih senang berlibur dengan cara backpacker. Tidak hanya lebih hemat, melakukan perjalanan ini membuat kita tidak perlu merasa diatur oleh orang lain, seperti layaknya di sebuah tur.

Dalam memilih destinasi wisata pun, Afif mengatakan, semuanya bergantung dari bujet yang tersedia. Apabila sedang memiliki anggaran yang memadai, ia akan mendatangi tempat-tempat yang cukup jauh, seperti pergi ke luar negeri. Namun, bila tidak, ia akan mendatangi daerah yang lebih dekat dengan tempat tinggalnya.

"Dengan bujet minim, travelling juga bisa berkesan. Sekarang, banyak objek wisata yang murah meriah, seperti museum, alun-alun, taman kota, sampai pantai. Intinya, cari yang tidak mainstream banget lah," kata Afif.

Pria kelahiran Jakarta, 31 Juli 1990, ini juga mengaku memiliki tabungan khusus untuk berlibur. Meski nominalnya tidak besar, Afif mengatakan, menyisihkan secara rutin sebagian kecil pendapatan yang dimilikinya dalam tabungan tersebut.

Pria yang juga bekerja di salah satu perusahaan swasta di Ibu Kota ini juga menjelaskan, biasanya mempersiapkan liburan dari satu atau dua bulan sebelum waktu keberangkatan. Hal ini, menurut Afif, bertujuan agar ia bisa menghemat uang lebih banyak serta dapat menyusun rencana perjalanan atau itinerary dengan lebih tepat.

Namun, bukan berarti dalam merencanakan liburan di waktu singkat, kita tidak dapat berhemat. Menurut Afif, saat melakukan travelling dadakan atau dengan persiapan yang waktunya terbatas, carilah transportasi yang masih tersedia, seperti kereta api, bus, maupun pesawat.

Biasanya, karena biaya transportasi relatif lebih mahal saat kita memesan hanya beberapa hari sebelum berangkat. Dengan pengeluaran transportasi yang sudah cukup besar, kita lakukan penghematan saat menginap.

"Kita bisa tetap meminimalisasi bujet saat liburan dadakan dengan cara kurangi beberapa biaya tertentu. Misal, dengan biaya transportasi yang sudah mahal, sampai tempat tujuan kita cukup menginap di hotel kelas melati atau losmen," jelas Afif.

Selain itu, biaya untuk makan pun bisa dikurangi saat kita ingin berhemat di tengah situasi liburan dadakan. Jangan terlalu banyak jajan dan membeli berbagai jenis makanan di tempat wisata.

"Ketika sampai di daerah tujuan wisata, gunakan kendaraan umum. Dengan naik kendaraan ini, kita bisa jauh lebih hemat daripada naik taksi atau menyewa kendaraan sendiri," tambah Afif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement