Rabu 11 Jun 2014 13:00 WIB

Cara Kita Sambut Ramadhan

Red:

Ramadhan selalu menjadi bulan yang istimewa dan sangat dinantikan kedatangannya bagi seluruh umat Muslim di dunia. Inilah bulan penuh berkah, rahmat, dan memberikan banyak pahala. Di bulan ini, kita berlomba-lomba untuk mencari kebaikan dan beribadah kepada Allah SWT dengan berpuasa selama 30 hari serta menjalankan amalan-amalan lain, seperti shalat tarawih dan membaca Alquran. Kita pun punya cara sendiri untuk menyambut bulan suci ini. Seperti apakah cara kamu? Inilah kisah teman-teman kita menyambut kehadiran bulan Ramadhan sebentar lagi.

Persiapkan Hati yang Ikhlas

Rahma Yudi Amartina

Mahasiswi Universitas Negeri Surakarta

Rahma mengaku, mempersiapkan hati yang ikhlas untuk menjalani puasa selama satu bulan dan menjaga kondisi fisiknya agar tidak sakit. Apalagi, dia memiliki sakit maag, sehingga obat-obatan juga perlu dipersiapkan dengan baik. Meskipun menderita maag, puasa tidak menjadi halangan bagi mahasiswi yang mengambil bidang studi komunikasi tersebut. Mengonsumsi makan sahur yang cukup dan meminum obat maag dapat menjaga lambungnya dari rasa perih pada siang hari.

“Bagi saya, sahur itu wajib karena kalau nggak sahur lambung saya pasti melilit dan menjalankan puasa jadi gak maksimal,” ujar Rahma. Secara keseluruhan, penyakit maag yang diderita Rahma memang tidak menganggu ibadah puasa. Tapi, penyakit yang dideritanya itu seringkali membuatnya lemas dan pusing pada siang hari, apalagi jika banyak aktivitas outdoor. Untuk mengantisipasi hal tersebut, biasanya Rahma memilih untuk merebahkan diri dan mendengarkan musik. Menurutnya, maag tidak menjadi penghalang bagi dia dalam menjalankan ibadah wajib kepada Allah SWT.

Tahun ini akan menjadi Ramadhan yang berbeda bagi Rahma. Pasalnya, dia bisa berkumpul bersama keluarga dan memiliki banyak agenda untuk mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat. Sedangkan, pada Ramadhan tahun lalu sangat berat bagi Rahma karena dia menjalani magang di salah satu kantor biro iklan di Jakarta selama satu bulan penuh. Mahasiswi tingkat akhir tersebut mengaku, menjalani Ramadhan jauh dari keluarga telah memberikan pengalaman tersendiri dalam hidupnya.

Apalagi, di kantor tempat dia magang jumlah karyawan yang berpuasa sedikit, bahkan ada beberapa orang Muslim yang tak menjalankan ibadah puasa.

Menurut Rahma, menjalani puasa di Jakarta tantangannya sangat banyak, yakni cuaca yang panas terik serta sulit mencari makanan yang sesuai dengan lidah dan lambungnya. Sehingga, pada akhirnya dia menjatuhkan pilihan untuk mengonsumsi junk food karena pernah membeli sayur matang yang sudah basi. Meskipun penuh dengan cobaan dan tantangan, Rahma dapat melalui Ramadhan pada tahun lalu dengan baik.

Selain itu, Rahma juga ingin setiap Ramadhan diisi dengan agenda yang bermanfaat dan jangan dijadikan alasan untuk bermalas-malasan. Ramadhan tahun ini, Rahma tidak memiliki target muluk, yakni bisa menjalankan shalat tarawih dengan sempurna dan membaca Alquran setiap hari. “Yang penting, harus ikhlas menjalaninya karena bagi saya justru hal itu yang paling susah,” kata Rahma.

Target Satu Ain Tiap Hari

Gebian Ridho Sadewa

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Menjelang Ramadhan, Gebian berusaha untuk beribadah lebih giat dan selalu berusaha agar shalat tepat waktu. Selain itu, dia juga lebih giat lagi membaca Alquran sebagai bentuk persiapan diri yang lebih baik.

Semangat Ramadhan sebenarnya harus dimiliki sejak jauh-jauh hari dengan cara memperbanyak ibadah sunah untuk meningkatkan keimanan. Selain itu, menjaga kondisi fisik juga menjadi hal penting sebelum menjalankan ibadah pada bulan penuh berkah. Ini karena aktivitas ketika Ramadhan memerlukan fisik yang prima dari bulan lainnya.

Menjaga kebugaran tubuh tak sekadar mengatur pola makan dan olahraga teratur. Tapi, melakukan puasa sunah dan mulai membiasakan diri untuk shalat malam juga dapat dijadikan latihan sebelum menjalani Ramadhan. “Sebenarnya, untuk persiapan khusus nggak ada, tapi lebih mempersiapkan hati saja untuk beribadah pada Ramadhan,” ujar mahasiswa yang akrab disapa Dewa tersebut.

Dewa mengatakan, godaan terberat selama menjalankan ibadah puasa sebenarnya bukan menahan lapar dan haus, melainkan berusaha menahan nafsu agar tidak berbuat hal-hal yang buruk. Misalnya, menahan godaan agar tidak bergunjing dan bertutur kata yang sopan. Selama Ramadhan, biasanya Dewa ikut kegiatan pengajian di masjid menjelang berbuka puasa. Selain itu, terkadang dia juga mengadakan acara buka puasa bersama dan reuni kecil-kecilan dengan teman-temannya semasa sekolah dasar dan sekolah menengah, sehingga tali silaturahim tetap terjaga.

Mempersiapkan target yang ingin dicapai ketika Ramadhan nanti juga sangat penting karena hal tersebut dapat mengukur peningkatan dan kualitas diri dalam beribadah. Target ini dapat memicu diri sendiri untuk melakukan ibadah lebih giat dan lebih baik dari bulan-bulan biasanya.

Tahun ini, mahasiswa jurusan komunikasi tersebut belum memasang target agar khatam Alquran. Akan tetapi, dia bertekad harus membaca Alquran setiap hari, minimal sampai satu ain. Dewa berharap, Ramadhan tahun ini bisa beribadah lebih giat lagi dan dapat mendekatkan diri dengan Allah SWT. Selain itu, dia ingin meningkatkan kualitas ibadahnya agar mendapatkan pahala dan berkah pada Ramadhan kali ini.

Persiapan lain yang tak kalah penting, yakni memiliki wawasan dan pemahaman ilmu tentang Ramadhan. Hal ini bisa didapatkan dengan membaca berbagai bahan rujukan atau menghadiri majelis-majelis ilmu yang membahas tentang Ramadhan. Kegiatan ini berguna untuk mengarahkan agar beribadah sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW, sehingga bisa memperoleh kemudahan saat menjalankannya. 

Khatam Alquran

Azmah Aulia

Mahasiswi UIN Jakarta

Pada Ramadhan, Azmah punya  target yang jelas, yaitu khatam Alquran. “Tahun kemarin, aku enggak khatam, jadi tahun ini targetnya harus khatam. Makanya, sekarang sudah mulai baca dan halamannya diperbanyak menjelang bulan puasa ini,” ujar Azmah.

Nah, untuk mencapai target itu, dia mengaku, sudah mulai mencicil untuk lebih banyak membaca Alquran. Caranya, dengan menambah jumlah halaman yang dibaca tiap harinya. Hal ini dilakukannya agar keinginannya untuk khatam pada akhir Ramadhan terlaksana.

Tak hanya itu, sederet agenda tentang keislaman pun telah disusun dengan rapi. Seperti, memperbanyak silaturahim pada teman-teman, meminta maaf, dan membuka kembali buku-buku keislaman.

Meski begitu, dara berusia 20 tahun ini mengaku akan banyak kegiatan yang dilakukan pada bulan puasa nanti. Ini karena dirinya dan teman-temannya membuat kegiatan keislaman, baik itu kegiatan kampus maupun di lingkungan rumah. Ujungnya, bisa ditebak, pada Ramadhan dia justru akan lebih sibuk dibanding bulan-bulan lainnya. Tapi, memang itulah yang diharapkan mahasiswi jurusan pendidikan matematika ini. Pasalnya, semakin banyak waktu yang digunakan, semakin berkualitas juga waktunya.

Bagi dia, bulan puasa terlalu sayang bila dilewatkan dengan santai. Sebab, begitu banyak pahala yang ‘diobral’ Allah SWT untuk umat-Nya pada bulan tersebut. ”Banyak banget kegiatan justru bulan puasa nanti, ada kampus juga yayasan remaja masjid di sekitar  rumah,” jelasnya.

Hal itu pulalah yang menjadi salah satu upayanya untuk menaikkan kadar kualitas bulan puasa tahun ini agar lebih baik dari bulan lalu. Lagi pula, sebagai mahasiswi, kegiatan seperti itu yang mungkin bisa dilakukan Azmah untuk saat ini.

Namun, Azmah mengaku, senang  dan tidak sabar menanti datangnya Ramadhan. Sebab, akan banyak kegiatan menyenangkan lainnya yang hanya bisa ditemui pada bulan tersebut, di antaranya, dapat menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga.

Dengan sahur, buka puasa, shalat tarawih, dan amalan lainnya yang biasa dilakukan bersama keluarga ketika bulan puasa serta banyak aktivitas lainnya yang hanya bisa dilakukan dan dijumpai pada bulan itu. Seperti, jalan-jalan sore dan buka puasa bersama teman-teman dan sebagainya. “Tiap tahun selalu menunggu bulan puasa. Karena, seru dan banyak hal menarik hanya pada bulan itu.''

Rajin Puasa Sunah

Andini Nafisani

Mahasiswa FKG UI

Andini mengaku, lebih sering mengikuti acara pengajian dan berbau keagamaan lainnya menjelang datangnya Ramadhan. Hal ini dilakukannya sebagai persiapan awal untuk menghadapi bulan penuh berkah tersebut. Menyambut bulan suci ini, fisik dan mental memang sangat penting disiapkan.

Selain berolahraga teratur dan banyak makanan bergizi untuk kesiapan fisik, pengajian dan siraman rohani lainnya penting untuk mental.

Apalagi, pada Ramadhan nanti pola makan dan minum sangat berbeda dibanding biasanya. "Yang paling penting, siapkan fisik dan mental," ujar dia.

Tak hanya itu, membiasakan untuk puasa sunah dan berdoa juga menjadi pilihan persiapan Andini selanjutnya. Dengan membiasakan puasa, fisiknya tidak akan merasa kaget dan dapat menjalani ibdah puasa dengan fit.

Dara berusia 18 tahun ini juga telah merencanakan sejumlah target yang harus dilakukan pada bulan puasa kali ini. Karena, selain ungkapan rasa syukur bertemu Ramadhan lagi, Andini juga berharap tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya.

Apalagi, tahun ini merupakan tahun pertamanya sebagai mahasiswi, sehingga dia juga bertekad bisa menghilangkan sifat-sifat jeleknya. "Aku berdoa biar bisa dikasih kesempatan ketemu Ramadhan lagi dan jadi lebih baik tahun ini," harap calon mahasiswi yang aktif di kegiatan rohis ini.

Andini sendiri mematok sejumlah target yang ingin dicapai pada Ramadhan ini, seperti khatam tiga kali, menghafal Alquran sehari selembar, rajin shalat tahajud dan Dhuha, rajin juga shalat Tarawih, sampai rajin membantu pekerjaan rumah. Sedangkan, sifat jelek yang ingin dia kurangi, di antaranya, tidur terlalu malam, tidur setelah Subuh, dan sering marah.

rep:rizky jaramaya/aghia khumaesti  ed: endah hapsari

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement