Jumat 06 Jan 2017 17:00 WIB

FOKUS PUBLIK- Berita Bohong Meresahkan

Red:

Berita bohong semakin beredar luas di masyarakat. Salah satunya, berupa gambar Jembatan Cisomang, Jawa Barat. Gambar yang beredar menunjukkan bagian tengah jembatan itu miring. PT Jasa Marga kemudian mengklarifikasi foto tersebut bohong. Tapi, foto tersebut sudah beredar luas.

Berita bohong juga kerap membuat pemerintah jengkel. Presiden menginstruksikan Kemenkominfo untuk menangani persoalan berita bohong. Sebab, dampaknya sangat luas.

Belum lama ini, pemerintah dipusingkan dengan berita bohong ratusan ribu tenaga kerja asing (TKA) yang menyerbu Indonesia. Pemerintah kemudian mengklarifiksi jumlah TKA di Indonesia mencapai 70 ribuan.

Ada juga berita bohong seputar tokoh Indonesia yang meninggal dunia di luar negeri. Masih banyak lagi berita bohong lainnya yang membuat banyak masyarakat tertipu.

Tokoh pers nasional Parni Hadi menjelaskan, media sosial (medsos) adalah bagian dari demokratisasi informasi yang terus berjalan. Ini merupakan keniscayaan.

Masyarakat harus bijak dan arif menyikapi fenomena ini. Jangan mudah menelan mentah-mentah informasi yang beredar. Media konvensional, seperti TV, koran, situs berita daring, dan radio harus berperan sebagai pendidik masyarakat. Mereka harus menjadi penjernih berita yang menyebar di masyarakat.

Boleh saja media konvensional mengambil, tapi jangan membeo medsos. Media konvensional harus tetap menjalankan proses berjenjang untuk menghasilkan berita. Ini untuk memastikan bahwa berita yang disebarkan memang benar dan tidak mengandung kebohongan.

Survei daring

Apakah memercayai berita dari situs hoax?

280 responden

5 persen ya

95 persen tidak

Apakah Anda membagikan berita hoax melalui situs sosial?

331 responden

3 persen ya

97 persen tidak

Cermati Berita Bohong

Arfan Muammar, Dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya, Jawa Timur

Dahulu, tidak semua orang dapat menyebar informasi, hanya lembaga-lembaga tertentu yang dapat menyebarkannya. Kini, setiap orang memiliki akun pribadi di media sosial dengan mudah dan murah. Bahkan, satu orang dapat memiliki banyak akun. Saya sendiri pernah mendapat pengakuan dari salah seorang teman bahwa dia memiliki lima akun Facebook dan satu fanpage. Profesi dia sebagai penjual online. Jadi, ketika satu akun mengunggah suatu produk, akun-akun palsu yang lain membagikan dan memberikan testimoni, sehingga orang lain tertarik.

Walaupun itu sebuah ketidakjujuran, mungkin masih bisa ditoleransi selama barang dagang yang dijual itu bagus dan tidak mengandung hal-hal yang negatif. Tapi, kini banyak akun-akun bayangan menyebarkan berita bohong yang dapat mengganggu stabilitas keamanan, bahkan digunakan untuk memobilisasi masa untuk tujuan tertentu. Tentu, perilaku ini tidak bisa ditoleransi. Bagaimana antisipasinya agar kita tidak mudah percaya?

Tentu, dengan melakukan kroscek. Bagaimana caranya? Bergantung berita apa yang disebar. Secara umum, ada dua cara dalam mengecek berita tersebut bohong atau bukan. Khususnya, gambar-gambar meme seorang tokoh yang ada kutipan pernyataannya atau gambar terkait bencana yang gambarnya asal comot saja di media, padahal itu bukan kejadian sesungguhnya.

Ada dua cara. Cara ini saya dapatkan dari seorang teman dan sudah saya gunakan, yaitu dengan menggunakan cara manual dan otomatis. Cara manual adalah dengan mengunduh gambar atau meme tersebut (jika itu gambar). Kemudian, cek melalui Google dengan masuk ke www.google.com/imghp http:www.google.com/imghp, lalu klik telusuri. Selanjutnya, unggah (upload) gambar yang akan diklarifikasi. Kemudian, tekan enter. Maka, muncullah berbagai gambar yang sama dengan gambar yang Anda miliki. Dari beberapa gambar yang muncul tersebut, Anda dapat menyeleksi keaslian suatu gambar berdasarkan masa pengunggahan (mana yang lebih dahulu diunggah), kesesuaian gambar dengan keterangan yang menyertainya, dan sebagainya.

Sedangkan, cara otomatis dapat menggunakan aplikasi "TurnBackBohong" yang dirilis oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo). Caranya, instal aplikasi TurnBackBohong (bitly.com/turnbackBohong ) menggunakan Chrome dan masukkan berita atau gambar yang akan kita kroscek. Lebih jelasnya, dapat dibaca melalui panduan (bit.ly/manual-tbh ). Keunggulan metode ini, selain dapat mencari tahu keaslian sebuah gambar atau berita, kita juga dapat memasukkan ke database TurnBAckBohong apabila kita meyakini bahwa berita tersebut bohong.

Bijak Memanfaatkan Medsos

Ilyu Ainun Naji, Mahasiswa Kedokteran Univ Sultan Agung, Semarang, Jawa tengah

Teknologi sudah ditafsirkan dengan sangat beragam. Ada yang memanfaatkan teknologi untuk kebaikan, ada juga untuk sebaliknya.

Di sisi lain, masyarakat semakin konsumtif terhadap informasi. Mereka selalu mencari hal baru setiap saat.

Mereka mencari berbagai macam berita, termasuk di dalamnya berita bohong. Ini menjadi keprihatinan bersama. Berita bohong sangat merugikan. Informasinya yang menyesatkan bisa membuat masyarakat luas terhasut, sehingga mengakibatkan munculnya hal-hal yang tidak diinginkan.

Bayangkan saja, apa yang terjadi bila berita bohong tersebar luas dan memancing amarah warga. Masyarakat kemudian berbuat di luar hukum akibat berita bohong itu. Sungguh, sangat merugikan.

Di dunia maya, semua bisa terjadi dengan cepat dan instan. Pesan singkat yang tidak jelas sumber dan asal muasalnya pun bisa tersebar dengan cepat.

Ini menjadi tantangan. Kita semua harus pandai memilah informasi. Jangan sampai, hal yang tidak benar kita konsumsi dan sebarkan. Mari bersama-sama bijak dalam menyikapi medsos.

Lawan Berita Bohong

Mohamad Deny Irawan, Mahasiswa Doktoral UIN Syarif Hidayatullah

Pemerintah Indonesia melalui Kemenpolhukam memastikan akan segera memangkas dan mengendalikan berita bernada fitnah dan pemecah belah. Mestinya, pemerintah juga perlu berintrospeksi mengapa alasan berita bohong kerap beredar luas. Mengapa itu bisa terjadi? Karena, media 'rekanan' pemerintah tidak memberitakan suara-suara yang ada di masyarakat.

Bagi masyarakat Indonesia, kemerdekaan untuk menyatakan pendapat di muka umum, baik secara langsung maupun media elektronik atau cetak adalah konsekuensi diterapkannya demokrasi sebagai sistem pemerintahan yang sah. Apabila pemerintah menegaskan ingin memberantas berita bohong, yang perlu dilakukan adalah memperbaiki sistem pemberitaan yang mereka miliki.

Mengontrol bukan berarti memblokir. Umat Muslim sangat menyayangkan pemblokiran 11 situs media Islam untuk kedua kalinya di era presiden Jokowi. Masyarakat tunduk kepada pemimpin selama pemimpin melaksanakan amanah rakyat. Saat amanat tidak tertunai dengan baik, jangan salahkan masyarakat apabila memunculkan perilaku membangkang pemerintah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement