REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajemen PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk memprakarsai terbentuknya indeks perumahan yang bisa dimanfaatkan oleh pemerintah, pengembang, dan masyarakat. Direktur BTN Mansyur S Nasution menyatakan, BTN Housing Index juga bisa dipakai sebagai salah satu pertimbangan teknis dalam pengambilan keputusan menyangkut perumahan.
“BTN Housing Index bisa membantu masyarakat terkait bisnis pembiayaan perumahan,” kata Mansyur di Jakarta, Senin (20/4). Indeks tentang bisnis pembiayaan perumahan secara nasional tersaji dalam BTN Housing Index.
Mansyur menjamin data yang ada sangat terukur karena diambil dari kredit-kredit yang disalurkan BTN pada industri perumahan nasional. Data ini dapat dimanfaatkan untuk mengetahui potensi bisnis pembangunan perumahan pada wilayah tertentu sekaligus untuk melihat pertumbuhan harga-harga properti.
Ia mencontohkan, untuk rumah tapak secara nasional tipe 36 meter persegi mengalami pelambatan pada kuartal IV 2014. Padahal, sebelumnya selalu meningkat. BTN Housing Index untuk rumah tipe itu tercatat 118,9 atau tumbuh 3,84 persen.
Adapun, harga rata-rata untuk tipe rumah jenis ini naik 3,99 persen atau tumbuh lebih rendah dibandingkan kuartal II dan III yang masing-masing naik 8,55 persen dan 8,79 persen. Harga rata-rata rumah tipe itu sebesar Rp 221,3 juta para kuartal IV 2014.
Selain memperkenalkan indeks perumahan, bank pelat merah ini juga meluncurkan program pelatihan singkat bagi pengembang pemula atau calon pengembang mengenai seluk beluk perumahan. Program yang dirancang dalam BTN Housing Finance Center ini diharapkan mampu ikut mewujudkan target pembangunan sejuta unit rumah yang dicanangkan pemerintah.
Sebagai tahap awal, Direktur Utama BTN Maryono menyatakan, sebanyak 100 pengembang pemula atau calon pengembang akan mengikuti pelatihan singkat ini. Dalam setahun diharapkan sebanyak 1.000 peserta mengikuti pelatihan ini. Untuk sementara, BTN menggandeng REI dan Apersi untuk menjalankan pelatihan. “Calon pengembang yang ingin mengikuti pelatihan bisa mendaftar melalui REI atau Apersi,” ujar dia.
Melalui pelatihan singkat selama tiga hari atau tujuh hari ini, Maryono mengatakan, peserta akan mendapatkan pengetahuan tentang teori bangunan rumah yang dibuat pemerintah. Ada juga materi teknik-teknik membangun rumah yang diajarkan oleh dosen-dosen internal BTN dan eksternal dari sejumlah perguruan tinggi. Selain itu, diajarkan pula pengetahuan mengenai dokumen-dokumen kebijakan perbankan agar peserta bisa menyiapkan persyaratan secara akurat ketika ingin mengajukan pembiayaan. Budi Raharjo ed: Eh Ismail