Kamis 26 May 2016 14:00 WIB

Pemerintah Setuju Tambah Plafon KUR Ritel BRI

Red:

JAKARTA - Pemerintah telah menyetujui penambahan plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) Ritel yang akan disalurkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI). KUR Ritel BRI akan ditambah sebesar Rp 6 triliun, sehingga, secara keseluruhan, target penyaluran KUR perseroan pada akhir tahun menjadi Rp 71,58 triliun. Sekretaris Komite Teknis Koordinator KUR Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Eny Widiyanti menjelaskan, plafon KUR Ritel BRI sebelumnya sudah habis sejak 11 Maret 2016.

Padahal, plafon yang diberikan sebesar RP 6 triliun dimaksudkan sampai akhir 2016. "Jadi sudah disepakati untuk ditambah Rp 6 trilliun menjadi Rp 12 triliun untuk KUR Ritel," kata Eny kepada Republika di Jakarta, Rabu (25/5).  Sebelumnya, penyaluran KUR BRI ditargetkan sebesar Rp 67,5 triliun.

Perinciannya Rp 61 trilliun untuk KUR mikro, Rp 6 triliun untuk KUR ritel, dan Rp 500 miliar untuk KUR TKI. Dari total realisasi KUR yang mencapai Rp 26,987 triliun, realisasi KUR Mikro tercapai lebih dari Rp 20 trilliun. Sisanya KUR ritel yang mencapai Rp 6,3 triliun.

Meski KUR Ritel ditambah, kata Eny, KUR Mikro BRI harus dikurangi sedikit. Hal ini berdasarkan arahan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengalihkan Rp 1,92 triliun ke PT Permodalan Nasional Madani (Persero) untuk KUR Supermikro. Eny menjelaskan, KUR supermikro merupakan penyaluran KUR maksimal Rp 5 juta dan akan disalurkan oleh PNM.

Pola penyalurannya seperti penyaluran Program Membina Keluarga Sejahtera (Mekar), yang merupakan pembinaan ekonomi keluarga setempat agar dapat mengembangkan usahanya melalui pembinaan dari PT PNM. Tingkat suku bunganya pun berbeda. "Suku bunga ke debitur 9 persen. Subsidi untuk supermikro lebih besar dibandingkan KUR mikro, yaitu 16 persen," kata Eny.

Menurut Eny, tambahan plafon KUR BRI, dan realokasi plafon mikro dan ritel bank Mandiri serta distribusi plafon bagi bank penyalur yang lain sudah diputuskan dalam rapat 16 Mei 2016 yang lalu. Tinggal menunggu surat resmi dari Komite Kebijakan KUR. "Insya Allah dalam minggu ini bisa dikeluarkan," ujar Eny.

Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengatakan, BRI masih belum mendapat pemberitahuan resmi terkait penambahan plafon KUR Ritel. "Tapi kita akan senang apabila Mikro dialihkan ke Ritel atau ditambah plafonnya. Kalau dialihkan atau ditambah ke ritel ya kami siap. Permintaan di ritel masih banyak," kata Haru di Jakarta, Rabu (25/5). Menurut Haru, menyalurkan KUR ritel memang lebih mudah dan cepat karena dananya lebih besar.

Penyaluran ritel bisa lebih cepat 20 kali lipat dibandingkan ke mikro. "Kalau mikro kan kecil-kecil, mikro dapat Rp 25 juta, retail dapat Rp 500 juta. 20 kali lipatnya," kata Haru. Menurut Haru, per Mei 2016, BRI telah menyalurkan sebanyak Rp 31 trilliun dari target Rp 67,5 triliun.

Sementara untuk KUR yang disalurkan oleh Bank Mandiri, yaitu sebanyak Rp 13 trilliun. Namun, Bank Mandiri mengalihkan sebagian ritelnya ke mikro sehingga menjadi KUR mikro sebesar Rp 6 triliun, KUR ritel Rp 6,5 triliun, dan KUR TKI Rp 0,5 triliun. "Plafon KUR Bank Mandiri awalnya Rp 1 triliun untuk mikro, ritel Rp 11 trilliun, dan Rp 1 triliun untuk KUR TKI. Karena di bulan maret plafon mikro sudah hampir habis, Mandiri minta switching plafon menjadi Rp 6 triliun mikro, Rp 6,5 triliun ritel, dan Rp 0.5 triliun untuk TKI," kata Eny.   c37, ed: Muhammad Iqbal

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement