Senin 20 Oct 2014 12:00 WIB

Indonesia Siap Swasembada Energi

Red:

JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) menyatakan, Indonesia siap swasembada energi dalam lima tahun mendatang. Kemandirian energi ini bertumpu pada peningkatan produksi minyak mentah, produk bahan bakar minyak (BBM), dan diversifikasi energi.

Plt Direktur Utama Pertamina Muhamad Husen mengatakan, sumber daya energi Indonesia begitu besar yang tidak hanya bergantung pada migas, tetapi juga sumber energi baru dan terbarukan. Pertamina, kata Husen, sudah menyiapkan skenario untuk mewujudkan kemandirian energi ini. "Kita, Pertamina, siap menjadi tulang punggung bagi upaya swasembada energi ini," kata Husen saat kunjungan silaturahim ke Republika, Jumat (17/10).

Untuk produksi migas, Pertamina sudah memiliki peta jalan untuk bisa memproduksi 2,2 juta barel setara minyak per hari (boepd) pada 2025. Pertamina juga terus menggalakkan program diversifikasi energi.

Pertamina, jelas Husen, mempunyai program improvement oil recovery dan enhanced oil recovery yang bisa meningkatkan produksi sekitar 100 ribu barel setara minyak per hari dari lapangan eksisting Pertamina. Badan usaha milik negara ini pun semakin giat melakukan eksplorasi untuk menambah cadangan baru sehingga produksi bisa terus ditingkatkan.

Husen menegaskan, kondisi ini belum termasuk menghitung potensi produksi dari blok-blok migas yang diakuisisi Pertamina dari luar negeri.  Untuk mendukung peningkatan produksi, menurutnya, pemerintah perlu menyederhanakan hal yang terkait dengan persoalan nonteknis yang dihadapi perusahaan migas.

Ia memberi contoh, Pertamina untuk mengebor mungkin hanya perlu waktu satu setengah bulan. "Tetapi, izinnya baru bisa kami dapatkan dalam waktu 1,5 tahun. Ini harusnya kita perbaiki bersama. Kalau terlambat, biaya pun bisa semakin meningkat," kata Husen.

Di sisi  midstream, Pertamina telah memiliki program Refinery Development Master Plan (RDMP) yang diperkirakan bisa meningkatkan kapasitas terpasang kilang dari saat ini satu juta bph menjadi sekitar 1,5 juta bph. Pertamina juga terus melanjutkan kerja sama dengan Saudi Aramco untuk pembangunan kilang baru. Adanya tambahan produksi untuk produk BBM, kata Husen, akan semakin mengurangi ketergantungan atas impor sekaligus menambah ketahanan energi bagi Indonesia.

Selain menambah kapasitas di sisi pasokan, Husen mengungkapkan, upaya diversifikasi pasokan dengan pengembangan energi panas bumi harus terus ditingkatkan. Pertamina telah menargetkan penambahan kapasitas PLTP sekitar 635 MW sehingga menjadi 1.037 MW.

Isu krusialnya, papar Husen, adalah soal harga listrik yang dihasilkan energi panas bumi. Untuk itu, pemerintah harus memainkan peranan penting dan tidak hanya menyerahkan permasalahan ini secara bisnis  karena bisa memakan waktu yang lama.

Husen mengatakan, diversifikasi di sisi demand juga mutlak diperlukan dalam mewujudkan upaya swasembada energi. Pertamina telah menjadi pionir dalam mengembangkan bahan bakar gas, baik dalam bentuk compressed natural gas (CNG) ataupun liquified gas for vehicle (LGV). Bahkan, mulai tahun depan Pertamina siap mengembangkan 150 SPBG per tahun yang diintegrasikan dengan SPBU.

Dengan kondisi tingkat konsumsi yang lebih tinggi dari produksi dalam negeri maka impor migas untuk memenuhi kebutuhan tersebut tidak mungkin dihindari. Untuk itulah, Husen meyakini bahwa dengan swasembada energi impor migas akan bisa dihindari secara otomatis.

n c88 rep: elba damhuri ed: nidia zuraya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement