Jumat 29 Apr 2016 13:00 WIB

IPB Bentuk Komunitas Peduli Autis

Red:

BOGOR -- Mahasiswa IPB membentuk Komunitas Peduli Autis Bogor untuk menjembatani anak-anak berkebutuhan khusus. IPB merangkul Yayasan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan Pemerintah Daerah Bogor dan menumbuhkan kesadaran serta kepedulian terhadap mereka.

"Komunitas Peduli Autis Bogor atau KPAB terbentuk November 2015 lalu, dilatarbelakangi dari kondisi anak berkebutuhan khusus yang ada di Bogor," kata Ketua KPAB Rizal Arif Windriatmoko, di Bogor, Kamis (28/4).

Ia mengatakan, awal pembentukan KPAB beranggotakan 10 orang mahasiswa IPB. KPAB mempertemukan rumah autis Bogor dengan anak berkebutuhan khusus yang ada di wilayah tersebut.

Pada acara hari autis sedunia yang jatuh pada 2 April kemarin, mahasiswa IPB dan Rumah Autis Bogor bekerja sama menggelar acara. Sejak saat itu, banyak mahasiswa yang tertarik dan ingin bergabung serta terlibat dalam aksi sosial peduli anak autis. Hingga kini, jumlah anggota KPAB mencapai 73 mahasiswa.

Seluruh anggota KPAB harus memahami mengenai anak berkebutuhan khusus dan mampu melakukan terapi. KPAB mampu memandirikan lembaga yang perhatian terhadap anak berkebutuhan khusus. Komunitas ini juga menjadi mitra kerja Pemerintah Bogor dalam membina dan memberikan pelayanan khusus pada anak berkebutuhan khusus di wilayah tersebut.

Ia mengatakan, kegiatan utama KPAB adalah mengedukasi seluruh anggotanya. Organisasi ini juga melatih cara terapi anak kebutuhan khusus, interaksi atau mengajak berinteraksi langsung dengan orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus.

"Kami juga melakukan sosialisasi melalui media maupun secara langsung yang berisikan gerakan peduli anak berkebutuhan khusus," katanya.

Rizal menambahkan, saat ini seluruh anggota KPAB masih berstatus mahasiswa IPB. Ke depannya, KPAB akan melebarkan sayap dengan membuka akses bagi relawan yang ingin bergabung terbuka untuk masyarakat umum.

Dia mengharapkan, mahasiswa paham bahwa autis bukanlah suatu penyakit, melainkan anugerah yang diberikan Tuhan. Oleh karena itu, apabila mendapati anak berkebutuhan khusus, jangan jauhi mereka, tapi tunjukkan rasa kepedulian.

Ia mengatakan, tujuan dari dibentuknya KPAB adalah mengajak kepedulian masyarakat tentang autis. KPAB menyebarluaskan pengetahuan tentang autisme sehingga memiliki kepedulian untuk mereka yang berkebutuhan khusus.

Pada saat ada kepedulian, mereka dapat hidup dengan mandiri. Masyarakat diharapkan meningkatkan kepedulian terhadap mereka yang autis. Kepedulian itu akan menjadikan anak autis termotivasi untuk bersosialisasi. Mereka akan membaur dan berkembang menjadi manusia dewasa yang bermanfaat.

Sementara itu, PT Pertamina Persero memberikan penghargaan berupa bantuan pembangunan fasilitas belajar mengajar. Pemberian ini ditujukan kepada Hartati yang fokus memberikan pendidikan seni untuk anak autis di DI Yogyakarta.

"Fokus utama saya adalah untuk menginspirasi dan mendidik para anak dengan autisme ini untuk menyadari potensi diri mereka. Saya percaya bahwa di balik keunikan mereka, ada potensi besar yang harus digali," kata Hartati yang juga merupakan Kepala Sekolah Khusus Autis Bina Anggita, Bantul.

Hartati yang dianugerahi penghargaan Local Hero oleh Pertamina pada 2014 ini menilai, pendidikan seni merupakan media yang tepat. Fungsinya bukan saja untuk melatih kemampuan motorik, melainkan juga melatih keterampilan jangka panjang anak.

Sumber daya manusia yang ahli dalam pendidikan anak dengan autisme di Indonesia masih kurang. Sementara itu, jumlah anak autis cukup banyak, bahkan diperkirakan lebih dari 150 anak di Yogyakarta.

Selain itu, penanganan yang kompleks terhadap pendidikan anak autis diperlukan berbagai fasilitas yang cukup mahal. Fasilitas itu bermanfaat untuk mendukung perkembangan anak, mulai dari terapi sensoris integrasi, terapi wicara, hingga ruang kesehatan khusus dan fasilitas pendukung untuk mengembangkan bakat anak.   antara, ed: Erdy Nasrul

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement