Rabu 27 Apr 2016 14:00 WIB

Unas Ajak Masyarakat Riau Peduli Lingkungan

Red:

Suaka Marga Satwa Bukit Rimbang Bukit Baling (SM BR BB), yang terletak di barat daya Provinsi Riau dan berbatasan langsung dengan Sumatra Barat, memiliki hamparan hutan dataran rendah perbukitan. Selain keanekaragaman hayati yang begitu kaya, lahan seluas 136 ribu hektare tersebut juga menjadi destinasi menarik yang bisa memanjakan mata para pengunjungnya.

 

Di samping menjadi anugerah, kelestarian alam surga tersembunyi yang terletak di tengah Pulau Sumatra tersebut juga menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh masyarakat agar bisa menjaganya tetap lestari. Terutama, masyarakat di Desa Tanjung Belit, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, yang menjadi salah satu pintu masuk untuk bisa mengunjungi Bukit Rimbang Baling tersebut.

 

Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan itu pula yang menjadi alasan Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerja Sama Universitas Nasional (Unas) Ernawati Sinaga mengajak mahasiswanya melakukan kuliah kerja lapangan (KKL) di desa tersebut. "Sebab, kalau tidak (dijaga), nanti bisa saja seperti di daerah-daerah lain. Dia (kelestarian Bukit Rimbang Baling) akan mudah rusak," kata Ernawati, belum lama ini.

 

Kegiatan yang berlangsung pada 15 April-21 April 2016 tersebut, menurutnya, memang bertujuan untuk melatih mahasiswa Fakultas Biologi Unas melakukan penelitian keanekaragaman hayati di Bukit Rimbang Baling. Di mana, hasil penelitian tersebut kemudian akan ditulis dalam bentuk makalah, sebelum akhirnya diseminarkan.

 

Pada KKL kali ini, mahasiswa difokuskan pada tujuh konsentrasi penelitian. Ketujuh konsentrasi tersebut adalah meneliti mamalia (nonprimata), primata, burung, eksplorasi jamur, ekologi manusia yang fokus pada kearifan lokal, etno botani yang meneliti pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat, serta bio prospeksi, yaitu meneliti prospek tumbuhan lokal yang bisa dikembangkan untuk pertumbuhan ekonomi.

 

Tetapi, lebih jauh dari itu, kegiatan tersebut diharapkan bisa menumbuhkan kesadaran mahasiswa juga masyarakat sekitar akan pentingnya menjaga kekayaan alam. "Ingin mengajak masyarakat untuk lebih mencintai alam, lebih bertanggung jawab terhadap alam. Karena, alam ini kan bukan milik kita, melainkan milik anak cucu kita di masa depan," ucap Ernawati.

 

Atas alasan itu, salah satu rangkaian kegiatan tersebut diisi dengan pelatihan budi daya tubuhan jamur dan pembuatan kompos bagi masyarakat. Ernawati meyakini, keahlian membudi daya jamur dan pembuatan kompos akan sangat membantu masyarakat sekitar untuk menjaga lingkungannya. Tak hanya itu, dua keahlian tersebut juga diharapkan bisa membantu masyarakat sekitar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi kreatif di sana.

 

Dekan Fakultas Biologi Universitas Nasional Imran Said Lumban Tobing menambahkan, selain melakukan penelitian dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan, kegiatan tersebut juga merupakan peringatan Hari Bumi yang jatuh pada 22 April. Menurutnya, diperingatinya Hari Bumi tak lain karena sudah sejak lama bumi ini merintih, akibat kerusakan yang timbul akibat ulah manusia.

 

Adapun alasan pemilihan Bukit Rimbang Baling sebagai lokasi objek penelitian, lanjut Imran, karena kondisi sumber daya alam di Pulau Sumatra, terutama di Riau, masih sangat baik. "Tak hanya itu, kepedulian masyarakat terhadap kearifan lokal juga masih sangat tinggi di sini," kata Imran.

 

Sementara, Kepala Urusan (Kaur) Umum Desa Tanjung Belit, Guntur, menyambut baik kegiatan tersebut. Terlebih, dalam pelaksanaan penelitian, ada sekitar tujuh orang siswa SMA Kampar Kiri Hulu yang juga dilibatkan. Ketujuh siswa tersebut diproyeksikan bisa menjadi penyambung lidah kepada masyarakat terkait hasil penelitian. Tak hanya itu, para siswa ini juga diharapkan bisa menyadarkan masyarakat sekitar, betapa kayanya sumber daya alam yang mereka miliki.

 

Salah seorang mahasiswa Unas yang melakukan penelitian, Nabela Hanifia, mengungkapkan, kegiatan penelitian tersebut sangatlah penting. Menurutnya, kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa semester enam Fakultas Biologi tersebut selain penting untuk belajar mengabdi kepada masyarakat, juga akan sangat memudahkan dalam melakukan penelitian skripsi. "Kita belajar banyak dan sudah fokus ke satu konsentrasi. Bisa jadi (konsentrasi) itu yang akan diambil saat penelitian skripsi. Tapi, kalau pas KKL kacau dan melihat penelitian konsentrasi lain lebih menarik, bisa pindah fokus penelitiannya," kata Nabela.   Oleh Dadang Kurnia, ed: Andri Saubani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement