Senin 18 Jan 2016 14:00 WIB

Polisi Ikut Perjuangkan Anak Putus Sekolah

Red:

Mendengar kata "polisi", masyarakat biasanya merasa segan. Pekerjaan mereka yang melakukan pengamanan, acap kali membuat keberadaan polisi dipertanyakan kala mereka berada di sekitar lingkungan warga. Namun, kondisi ini tampaknya tidak terasa di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.

Kepolisian di Polres Mamuju kali ini bisa memberikan kesan baik dan penolong yang terasa betul terhadap masyarakat. Hal ini setelah seorang anggota Babin Kantibmas Brigadir Polisi Piether Paembonan menggalang sejumlah dana guna menyekolahkan 738 anak putus sekolah.

Keinginan menyekolahkan anak berawal ketika Piether melihat banyak anak di sekitar tempatnya bertugas, yaitu di sekitaran Polsek Kaluku. Dia melihat banyak anak di bawah umur yang enggan bersekolah. Mulai dari alasan perekonomian yang minim, membantu orang tua, hingga berbagai alasan lain membuat anak-anak ini memilih berada di jalanan. Rasa miris kemudian menghinggapi Piether.

Dengan tekad kuat, pria berusia 43 tahun ini kemudian mencari anak-anak maupun remaja ke berbagai pelosok Mamuju. Dari pencarian tersebut, Piether menemukan 178 anak yang putus sekolah, namun mereka memiliki niat untuk melanjutkan sekolah.

Alhasil, Piether menggagas ide untuk melakukan penggalangan dana dari seluruh anggota Polres Mamuju. Dengan sumbangan minimal Rp 50 ribu dari gaji yang diterima setiap polisi, Piether berniat membelikan sejumlah barang yang diperlukan anak-anak untuk melanjutkan sekolah.

Dengan total anggota Polres Mamuju mencapai 400 orang, dana lebih dari Rp 20 juta pun mampu terkumpul. Uang ini kemudian dibelikan sejumlah barang untuk 178 anak yang hendak meneruskan sekolahnya. "Karena dana SPP yang harus dibayar murid sudah ditutupi dana BOS dari pemerintah, jadi kami membelikan keperluan lain, seperti tas, baju sekolah, buku tulis, dan kebutuhan lain mereka (anak-anak)," ujar Piether, saat berbincang kepada Republika, Sabtu (16/1).

Program yang dirintis Piether pada 2014 dan dibantu rekan polisi yang lain akhirnya berjalan baik. Dukungan moral dan materiil dari berbagai sumber kemudian mulai berdatangan setelah gaung program yang belum dinamainya ini terdengar ke semua daerah Mamuju. Lembaga swadaya masyarakat (LSM), perusahaan swasta, hingga perwakilan UNICEF dari Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) kemudian berniat membantu dan mengembangkan program tersebut.

Pada tahun kedua, tepatnya 2015, Piether dan Kepolisian Mamaju kembali menggelar program serupa. Namun, kali ini dana yang digalang lebih besar. Bantuan dari anggota kepolisian yang bertambah besar dan dukungan pihak swasta membuat banyak anak yang putus sekolah maupun anak keluarga kurang mampu, kemudian bisa bersekolah. Tak tanggung-tanggung, 560 anak berhasil Piether kumpulkan untuk disekolahkan demi mengenyam pendidikan yang lebih baik.

Menurut Pither, banyaknya anak putus sekolah yang kembali ke bangku belajar akan memberikan banyak dampak positif. Bukan hanya bagi diri sang anak, namun juga lingkungan sekitar. Keberadaan anak kecil putus sekolah yang kerap melakukan aksi kejahatan seperti mencuri, sudah jelas akan semakin berkurang. Untuk itu, Piether berharap uluran tangan pemerintah daerah guna turut serta memajukan pendidikan anak-anak di Kabupaten Mamuju.

Di sisi lain, berkat keteladanan ini, Piether meraih penghargaan program Polisi Masyarakat Award pada 2015 oleh Kabaharkam Mabes Polri. Bahkan, dia sempat dikirim ke Jepang pada Juli 2015 untuk melakukan studi banding terkait peran polisi dengan masyarakat di Jepang.

Kabid Humas Polda Sulselbar Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera mengatakan, program pendidikan ini mulai diterapkan oleh Polda Sulselbar. Mengusung nama 'Police Go To School', program ini menjadi salah satu dari sembilan program unggulan Polda Sulselbar. Seluruh kepolisian di Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat pun telah mendapatkan pemaparan mengenai manfaat program ini. "Mereka kami dorong untuk melakukan hal serupa. Mengumpulkan sejumlah dana yang dibantu pihak swasta untuk menyekolahkan kembali anak-anak kurang mampu atau yang enggan bersekolah," kata Frans Barung memaparkan.

Selain dijadikan program unggulan untuk wilayah Polda Sulselbar, Police Go To School juga telah diajukan ke institusi pusat untuk dilakukan di semua pelosok Indonesia. Namun, saat ini baru Kompolnas yang menanggapi ini dan akan dijadikan sebagai penilaian mereka bagi setiap institusi kepolisian.  Oleh Debbie Sutrisno, ed: Andri Saubani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement