Senin 25 May 2015 13:00 WIB

Pemkot Surabaya Lacak Anak Putus Sekolah

Red:

SURABAYA — Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menginginkan tidak ada satu pun anak Surabaya yang mengalami putus sekolah. Salah satu pendekatan untuk menciptakan Surabaya "nol anak putus sekolah" adalah melalui program Campus Social Responsibility atau CSR.

Dalam program itu, Pemerintah Kota Surabaya menggandeng para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Surabaya untuk melakukan pendampingan dan motivasi bagi anak-anak putus sekolah. Pada 2015 ini, program CSR memasuki tahun kedua.

Saat peluncurannya di arena Kebun Bibit Wonorejo, Rungkut, Ahad (24/5) pagi, Risma, sapaan Rismaharini, menyampaikan, program CSR 2014 lalu masuk nominasi pelayanan publik terbaik di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (Kemen-PAN). "Program mendapat apresiasi dan bisa dicontoh daerah lain sehingga tidak ada lagi anak yang putus sekolah," kata Risma.

Untuk tahun ini, ia menyampaikan, berdasarkan data temuan dari Dinas Sosial Kota Surabaya, ada 215 anak putus sekolah yang akan menjadi sasaran dalam program ini. Data tersebut, Risma menjelaskan, didapat langsung dari berbagai RT dan RW di Surabaya.

Ia mengatakan, jumlah 215 anak putus sekolah itu masih cukup banyak. "Karena itu, saya terus menginstruksikan dinas-dinas untuk terus mencari anak yang putus sekolah di kelurahan dan kecamatan," ujar Risma.

Hadir dalam pembukaan tersebut para anak putus sekolah dan mahasiswa pendamping. Risma memuji kepedulian para mahasiswa yang tergerak ikut mencerdaskan anak bangsa melalui program CSR. Risma mengatakan, pada zaman serbadigital seperti sekarang, tidak mudah menemukan anak-anak muda seusia mahasiswa yang memiliki kepedulian terhadap orang lain.

"Saya berterima kasih. Saya tahu ini tidak mudah, tetapi siapa lagi yang menyelamatkan anak-anak ini kalau bukan kita? Terima kasih karena sudah mau dan tulus mendampingi anak-anak ini," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Risma juga memberikan motivasi kepada anak-anak putus sekolah, mulai dari usia SD hingga SMA. Menurutnya, keberhasilan bukanlah hak anak orang kaya maupun anak pintar. Ia menegaskan, semua anak berhak untuk berhasil di bidang yang disukainya, asalkan memiliki keyakinan dan kemauan untuk maju. "Kalau kalian ngaku anaknya Bu Risma, tidak boleh gampang menyerah. Kalian mau kan kembali ke sekolah? Kalau mau angkat derajat diri kalian dan orang tua, kalian harus sekolah," ujarnya.

Kepala Dinsos Kota Surabaya Supomo mengatakan, dalam pelaksanaannya, program CSR melibatkan para mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Surabaya. Para mahasiswa tersebut akan mendampingi 215 anak putus sekolah. Pendampingan yang dimaksud meliputi pendekatan psikologis dan pembelajaran.

Intensitas pertemuan antara kakak dan adik pendamping tersebut direncanakan minimal sepekan sekali. Namun, tidak menutup kemungkinan tatap muka pendampingan ditambah jadi lebih dari sekali dalam sepekan kalau anak-anak sudah merasa nyaman dan senang. N  ed: andi nur aminah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement