Rabu 13 May 2015 14:00 WIB

Minat Baca Masyarakat Rendah

Red:

MAKASSAR -- Untuk meningkatkan kualitas diri sebuah bangsa bisa dilihat dari sebanyak apa mereka menggunakan waktu untuk membaca. Sayang, minat baca masyarakat Indonesia dinilai masih rendah dibandingan beberapa negara tetangga.

Kepala Perpustakaan RI Sri Sularsih mengungkapkan, minat baca masyarakat Indonesia sangat minim. Data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS), 91,68 persen masyarakat Indonesia lebih menyukai menonton televisi. Sementara, masyarakat yang memiliki minat membaca hanya 17 persen. Padahal, di Amerika, misalnya, dalam satu tahun rata-rata warganya membaca 20 hingga 50 buku per tahun dan Jepang 20 hingga 30 buku per tahun.

"Berdasarkan penilaian UNDP, IPM Indonesia berada pada peringkat 108 dari 187 negara. Indonesia lebih tinggi dari Myanmar, Laos, Kamboja, Vietnam, dan Filipina. Tapi, jika dibandingkan dengan Singapura, Brunai, Malaysia, dan Thailand, Indonesia jauh tertinggal,'' ungkap Sularsih di sela-sela Pengukuhan Pengurus Daerah Gerakan Permasyarakatan Minat Baca (PD-GPMB) Sulsel di Makassar, Selasa (12/5).

Ia mengatakan, salah satu cara meningkatkan minat baca, pemerintah harus mengembangkan pembelajaran dengan meningkatkan fasilitas perpustakaan. Pasalnya, dengan mendorong kreativitas melalui membaca masyarakat Indonesia akan semakin cerdas dan sejahtera.

 

Pembawa acara di salah satu televisi terkemuka, Andy F Noya, menjelaskan, rendahnya minat baca karena masyarakat terbatas dalam menjangkau bacaan yang dapat menarik minat mereka. Akses buku-buku berkualitas yang mempunyai harga cukup mahal maupun akses buku di sekolah, terutama daerah yang jauh dari kota menimbulkan efek negatif pada minat baca masyarakat.

"Masalah ini memang tidak terlalu besar bagi masyarakat di perkotaan. Tetapi, masyarakat atau siswa sekolah yang berada di daerah masih sulit untuk mengakases buku-buku berkulitas. Ini yang menjadi masalah,'' ujar Andy yang juga hadir di acara itu.

Menanggapi hal ini, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Sulsel Salam Soba mengatakan, pihaknya telah melakukan penyaluran buku ke daerah-daerah. Hampir sekitar 90 persen, ia mengatakan, sekolah di Sulsel sudah memiliki perpustakaan. Buku-buku untuk mengisi perpustakaan sekolah juga sudah disiapkan oleh pemerintah melalui dana khusus yang diperuntukkan guna mencerdaskan bangsa. "Bukunya gratis dari dana alokasi khusus untuk perpustakaan, di dalamnya ada untuk buku juga. Tidak ada pembelian buku, pemerintah sudah siapkan," kata dia. N ed: andi nur aminah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement