Jumat 26 Feb 2016 11:00 WIB

Mengenal Sosok 'Samson' dalam Islam

Red:

Judul    : Syam'un Asal Muasal Lailatul Qadr

Penulis : Rully Ferdiansyah

Penerbit: Republika Penerbit

Cetakan: I, Februari 2016

Tebal    : 252 hlm

Kebanyakan orang saat ini mungkin hanya mengenal sosok Samson dalam kisah Samson and Delilah atau Samson Betawi seperti yang digambarkan dalam film Indonesia. Padahal, sosok pahlawan tangguh tersebut sudah ada sejak ribuan tahun lalu dalam Islam.

Sosok legenda Muslim tersebut merupakan seorang nabi Allah bernama Syam'un. Nabi bernama lengkap Syam'un al-Ghozi ini memiliki mukjizat dapat melunakkan besi dan dapat merobohkan istana. Sebagaimana cerita Rasulullah, saat ia merobohkan istana megah dengan kedua tangannya, ia banyak menewaskan orang zalim, dan Syam'un pun ikut terbunuh saat itu.

Namun, Allah menghidupkan kembali sosok Syam'un dan ia segera bertobat lantaran merasa berdosa. Sejak saat itu, Syam'un pun bernazar untuk menebus dosanya dengan menumpas semua kebatilan dan kekufuran dalam hidupnya serta menyibukkan  diri dalam beribadah kepada Allah selama seribu bulan hingga ajalnya tiba.

Penulis buku ini, Rully Ferdiansyah, sangat terkesan dengan kisah Nabi Syam'un ini. Salah satu alasannya karena saat Rasulullah menceritakan kisah Nabi Syam'un tersebut kepada para sahabatnya, turunlah malaikat Jibril membawa surah al-Qadar ayat 1-5 kepada Nabi Muhammad SAW.

Dalam surat tersebut, Allah menjelaskan tentang keutamaan Lailatul Qadr atau malam kemuliaan yang hanya bisa didapatkan pada bulan Ramadhan. Disebutkan bahwa pahala bagi orang yang beribadah pada malam Lailatul Qadr itu lebih baik daripada ibadah Nabi Syam'un selama seribu bulan.

Dalam menuliskan sejarah Nabi Syam'un ini, penulis merasa masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan fakta-faktanya. Namun, sebagai umat Islam, kita hanya perlu mengimani kisah tersebut lantaran Rasulullah telah menuturkan langsung mengenai sosok Syam'un ini.

Untuk semakin memantapkan iman tersebut, dalam buku ini penulis mencoba untuk memaparkan kisah perjuangan Syam'un dalam menyampaikan risalah Allah dari masa ke masa. Rully menuliskan kisah Syam'un ini berirama novel sehingga tidak akan membuat pembaca merasa bosan dengan sepak terjang Syam'un.

Para pembaca akan diajak menyelami kisah-kisah Syam'un mulai dari kisah kelahirannya, masa kecil, mukjizat, saat mempin Gaza, hingga dibahas juga kutukan nabi dari kalangan Bani Israil tersebut. Namun, keistimewaan Syam'un ini terletak pada perjuangannya dalam menegakkan kebenaran sehingga namanya dimuliakan oleh Allah.

Dalam menghayati semua episode kisah Nabi Syam'un, penulis sendiri akhirnya memahami pengalaman suka duka dalam kehidupannya. Ia merasa menemukan kekuatan bahwa Tuhan akan selalu membantu kita, selalu memperhatikan kita. Dengan demikian, mungkin kisah ini juga dapat membantu pembaca dalam melalui semua kesulitan dalam hidupnya.

Dalam setiap kisah yang dituturkan penulis dalam buku ini, kita akan memahami mengapa Tuhan menguji kita. Mungkinkah Tuhan begitu kejam membiarkan kita kehausan di gurun pasir? Penulis sendiri membutuhkan waktu lama untuk memahami bahwa tidak demikian halnya. Akan selalu ada peristiwa-peristiwa tertentu yang harus kita alami untuk menuntun kita kembali kepada Allah. Pada akhirnya, ada hal-hal yang terjadi agar kita bisa mengambil hikmah dari ujian Allah tersebut sebagaimana kisah Syam'un.

Hal ini telah dijelaskan Allah dalam Alquran surah Yusuf ayat 111, yang berbunyi, "Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran (ibrah) bagi orang-orang yang mempunyai akal."

Memang, Nabi Syam'un merupakan sosok yang tidak disebutkan nama dan kisahnya dalam Alquran. Namun, kisahnya telah penulis temukan dalam punuturan Rasulullah dan beberapa literatur Islam. Bahkan, salah satu kitab terlengkap mengenai kisah para nabi, Qashashul Anbiya karya Ibnu Katsir menyebutkan tanpa ragu bahwa Syam'un memang berkedudukan sebagai nabi Allah.

Di balik keperkasaannya, Syam'un hanya manusia biasa yang terkadang kecewa oleh umatnya yang bebal sehingga ia meruntuhkan istana umatnya tersebut. Namun, Syam'un tahu bahwa musuhnya yang paling kuat juga ada di rumahnya sendiri. Karena itu, melalui perjuangan dakwahnya yang berat, ia diuji untuk tidak memercayai siapa pun kecuali kepada Allah.

Melalui buku yang ditulis dengan narasi mengalir seperti air ini, kisah Syam'un disuguhkan dengan penuh inspirasi, seru, haru, dan terus memunculkan rasa penasaran. Selain itu, pembaca juga akan dapat mengetahui asal-muasal malam Lailatul Qadr.  Selamat membaca! c39, ed: Hafidz Muftisany

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement