Jumat 05 Feb 2016 11:00 WIB

Kajian Bulanan Keluarga Muslim TMT Meneladani Kedisiplinan Para Sahabat Nabi

Red:

Terpenuhinya kebutuhan ruhani diharapkan dapat memompa semangat karyawan dalam bekerja di PT Tiara Marga Trakindo. Pemahaman ajaran Islam yang baik juga seyogianya mampu mendorong para karyawan untuk menjiwai dan menunjukkan etos kerja yang lebih baik.

Semangat ini coba dihadirkan oleh Keluarga Muslim Tiara Marga Trakindo (TMT) dalam menyelenggarakan setiap kegiatan. Salah satu acara yang mereka selenggarakan secara rutin ialah kajian tematik bulanan. Acara ini dilaksanakan Kamis (28/1), di Gedung Sport Center, Kompleks TMT I, Cilandak, Jakarta Selatan.

"Jadi, dalam menentukan tema, juga kita sesuaikan yang kira-kira bisa mendukung kinerja karyawan di perusahaan," ujar Ketua Keluarga Muslim TMT, Fajar Shiddiq, kepada Republika.

Siang itu, azan Zhuhur berkumandang di Kompleks Gedung TMT I. Para karyawan keluar menuju ke tempat-tempat makan sembari bercengkerama. Di salah satu sudut bangunan, di Sport Center TMT, sebuah layar telah disiapkan. Karpet-karpet tampak berjajar menunggu jamaah pengajian.

Beberapa karyawan memasuki ruangan tersebut dan mendirikan shalat berjamaah. Tak lama kemudian, kajian tematik bulanan pun dimulai. Ustaz Dedy Setyawan membawakan tema berjudul "Meneladani Kedisiplinan Para Sahabat Nabi Muhammad SAW."

"Sahabat nabi adalah orang-orang yang hidup pada zaman Nabi Muhammad SAW masih hidup, beriman kepada Rasul, dan mengikuti apa yang dilakukan oleh beliau," ujar Ustaz Dedy mengawali kajian hari itu.

Ia mencontohkan, paman Nabi Muhammad SAW, Abu Thalib, tidak dapat disebut sebagai sahabat Nabi sebab ia tidak beriman kepada Nabi Muhammad SAW. Padahal, ia hidup pada zaman Nabi dan mendukung dakwahnya.

Selain dikenal dengan keimanan dan ketaatan yang kuat, para sahabat Nabi sangat disiplin. Kedisiplinan ini sangat tampak dari perilaku mereka yang selalu melaksanakan shalat berjamaah di awal waktu. Ustaz Dedy mengatakan, shalat tepat waktu merupakan satu dari tiga amalan yang paling utama.  

Dalam salah satu hadis disebutkan, seorang sahabat pernah datang kepada Nabi Muhammad SAW dan bertanya, "Ya Rasulullah, amalan apakah yang paling disukai oleh Allah SWT?"

Rasulullah menjawab, "Shalat tepat waktu."

Kebiasaan shalat tepat waktu hendaknya juga dibiasakan oleh umat Muslim saat ini. Rutinitas ini akan membawa pada kebiasaan yang baik, yaitu kedisiplinan. Sebaliknya, kebiasaan mengundur waktu shalat akan membawa kemalasan.

"Kebanyakan shalatnya entar-entaran. Orang kalau sudah biasa shalat tepat waktu akan malas kalau shalatnya ditunda-tunda. Tapi, kalau sudah terbiasa menunda akan biasa saja," ujar Dedy.

Disiplin dalam beribadah hendaknya memberikan hikmah bagi kaum Muslim untuk menunjukkan kedisiplinan dalam bekerja. Ustaz Dedy menyebutkan, salah satu bentuk kedisplinan dapat ditunjukkan dengan tindakan sederhana, semacam datang ke kantor tepat waktu.

Shalat juga menjadi gambaran ketundukan kepada Allah SWT. Untuk menjalankan ibadah ini, seorang Muslim hendaknya menjaga kesucian diri dengan berwudhu. "Shalat lima kali sehari nggak bolong itu kayak mandi lima kali dalam sehari. Kalau sudah mandi lima kali, adakah kotoran di badanmu? Tidak. Begitu juga shalat fardhu lima kali sehari dapat membersihkan dosa," ujar Ustaz Dedy.

Bentuk ketundukan atau kepatuhan dalam bekerja ialah melaksanakan perintah atasan dengan baik dan benar. Oleh karena itu, melaksanakan perintah atasan merupakan kewajiban seorang karyawan selama tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah dalam agama Islam. "Tidak ada ketaatan kepada seorang makhluk apa pun untuk bermaksiat kepada Sang Pencipta," ujar Ustaz Dedy.

Mengerjakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya, masuk kerja tepat pada waktunya, atau mematuhi perintah atasan merupakan contoh kedisiplinan yang harus ditunjukkan oleh umat Muslim dalam bekerja. Ini akan bernilai ibadah jika diniatkan untuk hal-hal yang baik, seperti membahagiakan orang tua, menafkahi keluarga, dan sebagainya. Berbakti kepada orang tua merupakan amalan lain yang juga disukai oleh Allah SWT.

Amalan ketiga, yaitu berjuang di jalan Allah SWT (al jihadu fi sabilillah). Dalam dunia kerja, perjuangan di jalan Allah dilakukan dengan menunjukkan kebangkitan umat Muslim. Umat Muslim hendaknya lebih unggul dan lebih berprestasi dalam bekerja. Untuk dapat mencapai hal ini, kedisiplinan, kepatuhan, dan etos kerja yang baik menjadi prasyarat yang tidak dapat dihindarkan.

Kajian tematik bulanan merupakan salah satu kegiatan yang diselenggarakan oleh Keluarga Muslim TMT. Kajian Islami ini merupakan salah satu upaya untuk membantu divisi sumber daya manusia (human capital) dalam menyampaikan prinsip, budaya, dan nilai-nilai kerja yang diterapkan perusahaan.

Tak hanya oleh komunitas Muslim, tema-tema ini juga disampaikan dalam kajian keruhanian yang diselenggarakan oleh komunitas agama lain di TMT. "Kebetulan nilai-nilai yang dijalankan (oleh TMT) sesuai dengan nilai-nilai Islami," ujar Fajar.

Selain kajian tematik bulanan, Keluarga Muslim TMT juga menyelenggarakan kajian rutin hari Kamis dan shalat Jumat berjamaah. Kajian rutin hari Kamis mewadahi kebutuhan umat Muslim yang bersifat lebih personal, misalnya, tentang tata cara membaca Alquran, panduan pengelolaan zakat, dan sebagainya.

Dalam shalat Jumat, kajian yang diberikan bersifat lebih umum dan terkait dengan budaya perusahaan. "Kita yakin budaya Islam pasti relevan dengan kepentingan bisnis manapun," kata Fajar. Oleh Sri Handayani ed: Hafidz Muftisany

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement