Jumat 03 Jun 2016 15:00 WIB

Ketika Lin Dan tidak Mau Diwawancarai

Red:

Sudah menjadi sebuah rutinitas bagi para pebulutangkis yang tampil pada turnamen bulu tangkis BCA Indonesia Open Super Series Premier (BIOSSP) 2016 menghadiri konferensi pers selepas pertandingan. Namun, tidak selalu para pemain hadir menemui para pewarta yang telah menunggu di ruang pers yang disediakan panitia.

Selepas ditaklukkan tunggal putra masa depan Indonesia Jonatan Christie, pemain andalan Cina Lin Dan menolak hadir dalam jumpa media. Selepas laga, Lin Dan langsung ngacir menuju pintu keluar.

"Lin Dan tidak mau diwawancara," begitu kata salah seorang petugas turnamen berhadiah 900 ribu dolar AS tersebut. Lantaran tidak ada Lin Dan, konferensi pers pun dihelat dengan hanya menghadirkan Jojo, sapaan akrab Jonatan.

Penolakan Lin Dan untuk hadir dalam jumpa media membuat unggulan ketiga tersebut terkena denda 250 dolar AS. Nominal yang tidak seberapa dibanding dengan gelimang dolar AS kepunyaan Lin Dan.

Mengacu pada aturan panitia BIOSSP 2016, apabila pemain menolak menghadiri keterangan pers dua kali, maka nominal denda dilipatgandakan menjadi 500 dolar AS. Sedangkan jika peristiwa terjadi tiga kali, nilai denda naik enam kali lipat menjadi tiga ribu dolar AS.

Aksi menolak untuk menghadiri jumpa media ini bukan yang pertama kali dilakukan Lin Dan. Pada Indonesia Open 2015 lalu, pemain berjuluk Super Dan ini pun enggan untuk diwawancara setelah kalah dari tunggal putra Indonesia Tommy Sugiarto pada babak pertama.

Secara umum, kekalahan di BIOSSP 2016 semakin memperpanjang mimpi buruk Lin Dan di turnamen ini. Selama 15 tahun kariernya di dunia bulu tangkis, tak pernah sekali pun Lin Dan memenangkan gelar juara Indonesia Open.

Turnamen ini dikuasai dua pemain kelas dunia lainnya yang kerap menjadi rival Lin Dan dalam setiap turnamen. Legenda bulu tangkis Indonesia Taufik Hidayat meraih enam kali juara Indonesia Open pada periode 1999 hingga 2006.

Dominasi Taufik dilanjutkan tunggal putra asal Malaysia Lee Chong Wei yang menjadi juara sebanyak lima kali dari periode 2007 hingga 2013. Terakhir kali, Lin Dan bermain di Indonesia Open pada 2011. Saat itu, Lin Dan harus terhenti di tangan pemain Jepang Sho Sasaki pada babak kedua.

Setelah itu, Lin Dan absen di Indonesia Open 2012 hingga 2014 dengan alasan cedera. Rumor yang berkembang, Lin Dan memang enggan kembali ke Indonesia Open.

Pada Indonesia Open 2016, Lin Dan kembali. Publik pecinta bulu tangkis Tanah Air sudah tidak sabar untuk melihat aksinya dalam mengolah 'bola berbulu angsa' di lapangan. Akan tetapi, lagi-lagi Istora Senayan masih 'angker' untuk pemain sekelas Lin Dan.

Padahal Lin Dan tercatat memiliki prestasi yang lengkap dan juga banyak. Lin Dan tercatat sebagai pemegang lima kali gelar juara dunia.

Lin Dan juga peraih dua medali emas olimpiade dan saat ini statusnya sebagai juara bertahan. Pada turnamen tertua bulu tangkis All England Lin Dan menjuarainya sebanyak enam kali.

Lin Dan juga mengantarkan Cina menjuarai Piala Thomas dan Piala Sudirman sebanyak lima kali. Namun, sederet gelar itu ternyata tak 'berguna' di Istora Senayan Jakarta.

Tak hanya Lin Dan, tetapi juga para pemain tunggal putra Cina. Terakhir pemain tunggal putra Cina yang menjuarai Indonesia Open pada 1989 melalui Xiong Guobao. Oleh Bilal Ramadhan ed: Muhammad Iqbal

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement