Kamis 08 Sep 2016 23:05 WIB

BEM Sejabodetabek-Banten Bantu Korban Penggusuran Rawajati

Red: M.Iqbal
Warga korban penggusuran permukiman yang berada di tepi jalur kereta api kawasan Rawajati mendirikan tenda seadanya di trotoar samping Apartemen Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (2/9). (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Warga korban penggusuran permukiman yang berada di tepi jalur kereta api kawasan Rawajati mendirikan tenda seadanya di trotoar samping Apartemen Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (2/9). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pembongkaran permukiman warga di RT 9/4, RW 04, Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu masih menyisakan cerita. Dari 100 kepala keluarga (KK) yang terdaftar, sebanyak 40 KK masih memilih untuk tetap bertahan di depan area penggusuran.

Mereka bertahan di pinggiran jalan dengan berteduhkan terpal dan beralaskan kardus. Sementara 60 KK lainnya telah mencari tumpangan di rumah dengan sanak saudaranya.

Sejumlah anak dan ibu juga diungsikan di kontrakan yg berada tidak jauh dari lokasi penggusuran (hanya bersifat sementara). Menanggapi fakta yang ada, BEM Sejabodetabek-Banten berinisiatif untuk menyediakan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan konsumsi para korban.

Adapun barang-barang yang disiapkan dikoordinir bersama oleh kampus Trilogy berupa kompor, tabung gas, wajan, panci, dan perlengkapan makan dan minum. Penyerahan telah dilakukan secara simbolis kepada perwakilan warga korban penggusuran Rawajati, Kamis (8/9).

Bantuan langsung diserahkan oleh Bagus Tito Wibisono (selaku perwakilan dari BEM Sejabodetabek-Banten)

. Selain perlengkapan dapur, bantuan lain berupa pakaian dan uang berjumlah Rp 8.842.000 dari beberapa kampus seperti UNJ, PNJ, STEI SEBI, dan STT NF.

Presiden Mahasiswa BEM KBM STEI SEBI Ihsan Munawwar menjelaskan alasan di balik aksi BEM Sejabodetabek-Banten. Menurut Ihsan, penggusuran Rawajati bukan yang pertama dilakukan di Ibu Kota.

"Dan kenapa penguasa tidak becermin terhadap kasus-kasus yang sebelumnya yang tidak menimbulkan kebaikan bagi rakyatnya. Bukan kah penguasa harusnya melindungi? bukan kah penguasa harusnya mengayomi? bukan kah penguasa harusnya melayani? Kemana penguasa yang dulu //blusukan// ke hadapan rakyat? Ke mana penguasa yang dulu mengatakan akan menyejahterakan rakyat? Semuanya bohong," kata Ihsan dalam rilis pers.

Menurut Ihsan, masih terdamparnya 40 KK di Rawajati merupakan ulah para penguasa yang tidak bertanggung jawab atas ulahnya. "Adanya mahasiswa ditengah-tengah rakyat yang sedang didzalimi menandakan bahwa mahasiswa tidak akan pernah diam ketika melihat penindasan di depan matanya," ujarnya.

sumber : Pers Rilis
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement