Jumat 26 Nov 2010 05:03 WIB

Pengamanan Longgar, Pintu Masuk Bromo Masih Terbuka

Rep: Asan Haji / Red: Endro Yuwanto
Gunung Bromo
Foto: antara
Gunung Bromo

REPUBLIKA.CO.ID, PASURUAN--Pengamanan sepanjang pintu masuk Gunung Bromo masih setengah hati. Sebab, meski sudah dinyatakan ditutup, hingga Kamis (25/11) pintu masuk melalui Penanjakan, Wonokitri, Tosari, Pasuruan masih terbuka lebar.

Sepanjang jalan masuk menuju kawasan Bromo di jalur tersebut tidak ada penjaga sama sekali. Baik itu dari aparat TNI/Polri, Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BTNBTS), kecamatan, hingga aparat desa setempat. Tak heran, ada beberapa wisatawan domestik yang nekat masuk kawasan Bromo melalui pintu masuk Penanjakan atau Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menuju kaldera Bromo. Bahkan sempat ada dua pengunjung yang melintas di lautan pasir Bromo.

Mereka tidak ditegur oleh petugas. Sebab, petugas jaganya memang tidak ada. Mereka mendekati kawasan Bromo yang sedang bergolak itu. Leluasanya wisatawan masuk kawasan kaldera itu, menurut Mulyo, penjaga kawasan Penanjakan, karena kondisi Bromo tidak sebahaya yang dibayangkan warga. ''Kondisi Bromo seperti itu dianggap warga sudah biasa,'' katanya.

Hal senada juga diungkapkan Rusdi pedagang di Penanjakan. Menurut dia, kalau tidak ada wisatawan yang lewat, justru luar biasa. Meski kondisi Bromo dikatakan gawat, kata dia, wisatawan justru semakin tertarik untuk melihatnya. Sehingga, dia menilai wajar kalau banyak wisatawan datang lewat Tosari.

Alasannya, kalau lewat Cemorolawang, Ngadisari, Sukapura, Probolinggo pasti dilarang masuk. Sehingga, bagi wisatawan yang sudah sering berkunjung diyakini bakal lewat Tosari.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Geologi Pemprov Jatim, Iswanto menegaskan bila larangan masuk lawasan Bromo itu sudah disampaikan pada semua pihak. Bahkan dia mengaku empat daerah masing-masing Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Malang dan Lumajang sudah dikoordinasikan. ''Itu dilakukan agar pintu masuk menuju Bromo daerah masing-masing daerah ditutup,'' jelasnya.

Penutupan itu, kata Iswanto, harus ada penjagaan secara ketat. Sehingga, tidak sampai ada wisatawan yang masuk ke Bromo melalui daerah tersebut.

Hal senada juga diungkapkan Wakil Ketua I Penanggulangan Bencana Geologi Bromo, Letkol Hery S. Menurut Dandim Probolinggo ini, sebenarnya semua tiga daerah yang memiliki akses masuk ke Bromo sudah diminta untuk menutup. ''Kalau masih ada yang buka, karena tidak ada penjaganya akan kami koordinasikan lagi. Baik itu akses masuk melalui Lumajang, Kabupaten Malang, maupun Kabupaten Pasuruan,'' jelasnya.

Diakui Hery akses masuk menuju Bromo memang cukup banyak. Selain Cemorolawang di Probolinggo, akses masuk bisa lewat Ngadas, Poncokusomo, Kabupaten Malang. Sedangkan yang melalui Lumajang, bisa lewat Ranopane. Sementara yang lewat Pasuruan, masuk melalui Tosari.

Jika mmasih ada pintu masuk yang terbuka, karena tidak ada penjaganya, kata Hery, nanti akan segera dikooordinasilan pembuatan posko penunjang di masing-masing pintu masuk. Sehingga, tidak ada lagi wisatawan yang bebas keluar masuk kawasan Bromo yang dalam kondisi awas dan bisa meletus setiap saat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement