Jumat 05 May 2017 20:08 WIB

FCTC Warrior Bentuk Dukungan Anak Muda di Media Sosial

Kapsul Waktu FCTC
Foto: dok: Lentera Anak Indonesia
Kapsul Waktu FCTC

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang pelaksanaan FCTC Youth Summit, dukungan anak muda terhadap aksesi FCTC makin marak, khususnya di media sosial.  

Sejak kampanye FCTC Warrior dirilis 25 April lalu, cukup banyak akun facebook dan instagram yang memposting dukungan terhadap aksesi FCTC melalui karakter para warrior.

Kampanye FCTC Warrior adalah kampanye dengan platform media sosial yang mengajak anak muda berkomitmen mendukung Indonesia aksesi FCT melalui karakter 6 FCTC Warrior, yang mewakili 6 poin dalam FCTC.

Dengan menjadi FCTC Warrior, mereka mempresentasikan diri sebagai prajurit yang ingin mengakhiri hegemoni industri rokok dan menyelamatkan Indonesia emas tahun 2045. Dan untuk mendapatkan karakter warriornya, mereka dapat mengikuti kuis di link http://bit.ly/FCTCwarrior.

Maka, sejak 25 April lalu, sejumlah akun di media sosial marak dengan kampanye FCTC Warrior. Seperti akun instagram @sukmaayuj, yang merasa bangga mendapatkan karakter warrior Pictorial Healthy Warning, karena menerima tugas untuk menyihir kemasan rokok dengan gambar bahaya rokok.

Di akun instagram @azizazaza mengunggah karakter warrior Cukai Zei yang ia dapat, dan sangat bangga dengan tugas mendorong cukai rokok naik. Sedangkan di akun instagram @mufiddalfayid, mengunggah karakter FCTC Warrior Smokefree Zone, yang bertugas melindungi masyarakat dari asap rokok.

Antusiasme anak muda mengikuti kampanye FCTC Warrior menjadi bukti keseriusan dan komitmen mereka untuk menyuarakan dukungan agar Indonesia aksesi FCTC, dikutip dari keterangan tertulis Lentera Anak, Jumat (5/5).

Persoalan tembakau memang sangat erat kaitannya dengan anak muda, sebab dari kacamata industri rokok, anak muda adalah target pasar yang akan menjadi calon pengganti perokok tetap dan melanjutkan bisnisnya.

Sehingga, dengan semakin banyak anak muda yang terus bersuara menolak menjadi target industri rokok, akan membangun kesadaran kritis kolektif dan dapat mencegah anak muda lainnya menjadi perokok pengganti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement