Kamis 05 Mar 2015 12:02 WIB

‘Orang-Orang Elegan’ dalam Bingkai Foto Francois Huguier

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Françoise Huguier sudah tak asing dengan Indonesia. Pertama kali dia datang pada 1970-an. Selanjutnya pada 1980-an, 1990-an dan sekitar dua tahun lalu. Kini, Huguier kembali datang ke Indonesia, khususnya Bandung.  Melalui pameran tunggalnya, yang akan digelar pada 7-29 Maret 2015, bertempat di Selasar Sunaryo Art Space, dia menggarap proyek Les Elégants (Orang-orang Elegan).

Dalam proyek ini, Huguier mengawali dengan beberapa potret perempuan muda yang mengenakan hijab. Hijab menjadi sebuah fenomena menarik di Indonesia. Di Bandung fenomena hijab dapat ditengarai melalui kehadiran butik-butik dan factory outlet yang mengkhususkan diri pada pakaian-pakaian dan aksesoris muslim.

“Perempuan yang menjadi subyek dan obyek fesyen pada akhirnya merasakan dampak atas berkembangnya model-model hijab, berikut pakaian dan aksesoris pendukungnya,” kata Program Division Selasar Sunaryo Art Space, Chabib Duta Hapsoro, Kamis (5/3).

Banyaknya model hijab diakui atau tidak, merupakan paradoks terkait fungsi aslinya: menutup hampir seluruh badan dan tidak dipergunakan sebagai perhiasan dalam rangka menjaga kehormatan perempuan. Kini, banyak perempuan-perempuan Muslim tampil dalam dengan beragam gaya berhijab sehingga justru menarik perhatian, terutama para kaum pria.

Huguier pun  melihat banyak perancang hijab meraih sukses dan pusat perbelanjaan membuka pintu sepenuhnya untuk keanggunan baru ala Muslim ini. Para desainer Indonesia terinspirasi oleh  keragaman budaya Indonesia serta fashion ala Barat.

Pada seri hijab, Huguier meminta beberapa model perempuan berhijab tampil dalam beberapa pose di depan latar belakang yang bernuansa kitsch yang mewakili peradaban abad pertengahan di Eropa. Huguier ingin mengaitkan budaya model hijab dalam konteks adi busana (houtre coutre) khas Prancis sejak jaman itu.

Persepsi Huguier tentang hal itu misalnya dia hadirkan dalam sebuah foto yang menampilkan dua orang perempuan yang memandang ke salah satu sudut atas, seperti sedang melihat sebuah pencerahan atau surga.

Hal tersebut mencirikan lukisan-lukisan abad pertengahan yang masih berkaitan dengan ketergugahan para seniman pada keilahian dalam Kekristenan. Karya ini menggarisbawahi lapisan-lapisan paradoks yang ada di kepala Huguier saat melihat fenomena hijab.

“Fenomena hijab merepresentasikan adanya pencarian estetik sekaligus religius yang dicari oleh perempuan-perempuan muda Muslim,” kata Chabib..

Seri anak memperlihatkan kemiripan dengan fenomena hijab, di mana banyak anak-anak perempuan Indonesia terpengaruh oleh tontonan televisi dan film seperti Barbie, Princess dan Frozen. Banyak anak-anak perempuan yang tidak hanya membeli mainan, melainkan juga tampil dengan gaun seperti tokoh-tokoh khayalan dalam tontonan itu sembari membayangkan diri menjadi seorang putri.

Terakhir adalah seri komunitas metal. Bandung dikenal sebagai kota dengan banyak komunitas atau band metal serta genre-genre musik cadas lainnya. Foto-foto Huguier dalam seri karya ini tidak hanya menampilkan beberapa orang yang tergabung dalam grup band metal dengan tampilan, pose dan benda-benda yang secara khas menandai identitas mereka, melainkan juga dengan hal-hal yang berkaitan dengan keseharian, seperti saat di rumah.

“Melalui Les Elégants kita tidak hanya melihat representasi historis dan sosiologis dari sebuah komunitas bernama Bandung dalam foto-foto Huguier,” ujar Chabib.

Masih berhubungan dengan hal tersebut, foto-foto Huguier juga mendokumentasikan bagaimana identitas tidak berada dalam wilayah yang ajeg dan konsisten. Judul pameran ini mungkin bermakna satir, terutama berkaitan dengan paradoks-paradoks yang ditemui oleh Huguier pada sebagian kelompok kelas menengah ini. Adalah hal yang menarik ketika paradoks-paradoks itu justru membuat Huguier kagum.

“Subyek-subyek dalam foto itu, menampilkan aura keeleganan yang mereka percayai dan dalam beberapa cara juga dipercayai oleh Huguier sendiri,” kata Chabib. n

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement