Sabtu , 12 Dec 2015, 03:16 WIB

Pemerintah akan Impor 30 Ribu Sapi Indukan

Rep: sonia fitri/ Red: Taufik Rachman
Republika/Edwin Dwi Putranto
Petugas menurunkan sapi impor asal australia di Pelabuhan Tanjung Priok, Rabu (2/9).Republika/Edwin Dwi Putranto
Petugas menurunkan sapi impor asal australia di Pelabuhan Tanjung Priok, Rabu (2/9).Republika/Edwin Dwi Putranto

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) berencana melakukan impor sapi indukan di 2016 sebanyak 30 ribu ekor. Sapi indukan diibaratkan "pabrik" yang nantinya dapat memproduksi sapi-sapi untuk kebutuhan konsumsi nasional. Namun, realisasi impor indukan di 2015 pun masih minim.

"Sapi indukan impor dari Australia saat ini sudah masuk sebanyak 2.700, posisinya di Kalimantan Timur," kata Kepala Badan Karantina Kementan Banun Harpini di tengah perjalanan menuju acara penyambutan kedatangan perdana kapal pengangkut ternak KM Camara Nusantara 1 di Dermaga 107 Pelabuhan Tanjung Priok Jalan Pelabuhan Raya No 107 Jakarta Utara, Jumat (11/12).

Padahal, target realisasi impor sapi indukan di 2015 sebanyak 11 ribu ekor. Pada 15 Desember 2015, lanjut dia, akan dilakukan pengapalan sapi indukan impor sebanyak 3.500 dari Australia.

Pengamat Peternakan yang juga merupakan Dosen Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran Rochadi Tawaf mengapresiasi upaya Kementan meningkatkan produksi sapi dalam negeri dengan impor sapi indukan maupun inseminasi buatan. Namun, ia mengingatkan soal dunia peernakan dan pertanian yang berdasarkan kultur agri.

"Semua bahus dilakoni, tapi juga harus lihat proses, sapi bukan seperti pabrik, dia makhluk hidup," katanya. Impor indukan harus dilakukan bertahap diimbangi kesiapan teknologi.

Produksi lokal dengan inseminasi buatan dan indukan bulanlah semacam menyeduh mi instan. Indukan impor yang saat ini dikirim ke Kalimantan Timur tingkat kematiannya tinggi. Sampai-sampai Australia memberi peringatan kepada Indonesia untuk membenahi standar operasional sebelum melakukan impor indukan.

Tingkat kematian sampai 100 ekoran dari 2.700 sapi yang diimpor. "Kita nerima sapi saja belum bisa, sekarang mau dicepatkan sedangkan kita teknologinya belum siap," katanya.

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan