Kamis , 22 Sep 2016, 11:56 WIB

Kemenpar Jaring Wisman di Vietnam

Red: Dwi Murdaningsih
Wisatawan menikmati suasana matahari terbit di Bukit Panguk, Kediwung, Mangunan, Yogyakarta, Senin (11/7). (Antara/Sigid Kurniawan)
Wisatawan menikmati suasana matahari terbit di Bukit Panguk, Kediwung, Mangunan, Yogyakarta, Senin (11/7). (Antara/Sigid Kurniawan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementrian Pariwisata mempunyai trik khusus menjaring wisman dari Vietnam. Bukan hanya orang Vietnam, tetapi juga ekspatriat di Vietman dan turis asing yang sedang ngehits di sana.

Untuk memenuhi target nasional 12 juta wisman tahun 2016, Kemenpar menggunakan pola 'menjaring ikan di kolam ikan'. Maksudnya, mengambil potensi turis yang berkumpul di tempat-tempat tertentu di destinasi wisata negara lain. Terutama yang berlokasi di tempat-tempat keramaian seperti mall. Itulah yang mengilhami pameran dan Festival Wonderful Indonesia yang belakangan kerap digeber Kemenpar di mall-mall besar di Asia Tenggara, termasuk di Vietnam.

"Kemenpar menggunakan konsep mejaring di kolam ikan. Dimana ada kerumunan semacam mall kita buat pameran wisata. Dari kegiatan ini diharapkan dapat memperkenalkan Indonesia kepada wisman yang sedang berkunjung di mall tersebut," ujar Rizki Handayani, Asdep Pengembangan Pasar Asia Tenggara Kemenpar.

Untuk menggaet wisman Vietnam, Kemenpar akan menggelar Festival Wonderful Indonesia di Ho Chi Min1h, tanggal 24-25 September 2016. Tepatnya di salah satu mall besar SC Vivo City Mall, District 7, Tan Phong Ward.
Di mall yang luasnya 62 ribu meter pergesi dengan tingkat kunjungan 700 ribu orang per bulan itu, Kemenpar mengambil stand seluas 540 meter persegi.

Rata-rata per hari lebih dari 24 ribu orang tumplek blek di mall kelas menengah atas ini. Selain warga Vietnam sendiri, juga banyak berkumpul turis dari negara lain yang berbelanja. Itulah yang diistilahkan 'kolam ikan'. Sehingga sangat efektif untuk promosi pariwisata. Sekali promo mengena kepada banyak turis dari berbagai negara.

Rizki mengatakan Ho Chi Minh merupakan kota terbesar di Vietnam dengan populasi 8 juta orang pada tahun 2015. Di Vietnam bagian selatan itu juga bermukim banyak eskpatriat. Ho Chi Minh merupakan pusat ekonomi Saigon, sebutan Vietnam Selatan sebelum bersatu. Dengan GDP per capita mencapai 2.800 dolar, lebih besar 1.042 dolar dibanding rata-rata GDP negara Vietnam. Pertumbuhan ekonomi Ho Chi Minh yang terbaik di Vietnam mencapai 8 persen.

Kota ini memiliki penerbangan langsung maupun transit ke Indonesia sebanyak 8 maskapai.  Direct flight adalah Vietnam Airlines (frekuensi 1/hr). Penerbangan transit ada Tiger Air, Jetstar, Air Asia, Malaysia Airlines, Singapore Airlines dan Thai Airlines. "Sehingga mengail di Ho Chi Minh akan mendapatkan banyak ikan," kata Rizki.

Dia mengakui saat ini Vietnam memang belum menjadi fokus utama pasar Kemenpar. Namun potensinya semakin berkembang dari tahun ke tahun. Tercatat pada tahun 2014 wisatawan Vietnam yang berkunjung ke Indonesia mencapai 44,621 dengan share 0.47 persen dari total wisman. Dengan total penduduk 92 juta orang pada 2015, 9 juta diantaranya tercatat berwisata ke luar negeri. Hal ini dipandang sebagai peluang dan potensi untuk digarap lebih lanjut.

Pada tahun 2015, Vietnam dikunjungi oleh 7,94 juta wisman dari berbagai penjuru dunia. Sebagian besar merupakan ekspatriat. Tahun 2016 wisman Vietnam diharapkan dapat melampaui jumlah wisatawan tahun-tahun sebelumnya. Dimana hingga Agustus 2016 tercatat sekitar 25.000 warga negara Vietnam telah berkunjung ke Indonesia.

Festival 2016 ini kedua kalinya setelah tahun lalu mengadakan festival yang sama di mall yang berbeda, di Crescent Mall Ho Chi Minh City, 28-29 November 2015. Sukses festival sebelumnya maupun yang akan datang di Ho Chi Minh tidak lepas dari peran KJRI Ho Chi Minh City. Sesuai peran dan fungsinya KJRI membantu mempromosikan kegiatan ini kepada masyarakat lokal. Mengundang pihak-pihak terkait untuk mendatangi festival. Mengerahkan media setempat untuk mempublikasikan Festival Wonderful Indonesia.