Senin 05 Sep 2016 05:41 WIB

Festival Payung Indonesia 2016 Terasa Sampai Bukit Bintang

Festival payung di Solo.
Foto: kemenpar
Festival payung di Solo.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO – Kali kedua, Kemenpar mendukung kegiatan Festival Payang Indonesia 2016 yang digelar di Solo, Jawa Tengah. Persisnya, 23-25 September 2016 nanti di Taman Balekambang yang punya nilai historis bagi warga Kota Bengawan itu. Taman seluas 9,8 Ha ini dibangun oleh KGPAA Mangkunegara VII untuk kedua putrinya, GRAy Partini dan GRAy Partinah tahun 1921. Ada kolam besar dan dua patung putri ini yang melambangkan kedua puteri raja itu.

”Festival ini adalah festival yang mempertemukan pelaku industri kreatif kreasi payung, penggiat pelaku seni karnaval dan masyarakat untuk melestarikan seni kerajinan payung Indonesia. Terima kasih Kemenpar yang terus perduli dengan kegiatan di daerah yang berpotensi juga mendatangkan wisatawan,” ujar Ketua Panitia Kegiatan FPI 2016 Heru Mataya.

Menurut Heru, dalam acara tersebut nantinya akan ada pagelaran Pasar Payung yang akan menjadi central pelaksanaan. Dalam acara itu akan dilaksanakan Karnaval Payung, Solo Dance Festival, Pentas Tari Payung, Fashion Show Payung, Pameran dan Lomba Foto, Workshop dan Melukis Payung, Sarasehan dan Refleksi, Workshop World Culture Forum

”Ini karya seni yang indah dan sangat bisa mendatangkan wisatawan. Buktinya, even FPI tahun ini, selain akan dimeriahkan dengan berbagai kerajinan payung dari dalam negeri, panitia juga akan menampilkan kerajinan payung dari sejumlah negara Asia, seperti Kamboja, Thailand, Jepang, dan Cina, ada kemungkinan akan bertambah  lagi,” ujar Heru.

Perhelatan ini telak dilaksanakan untuk kedua kalinya. Pada tahun lalu digelar di tempat yang sama pada bulan yang sama juga di tahun 2015. Heru menjelaskan, berbagai persiapan pun tengah dilakukan panitia termasuk mendatangkan pengrajin dari berbagai kota. Panitia juga sudah mulai melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait penyelenggaraan FPI tahun ini, salah satunya melalui kegiatan pra-even yang dilangsungkan di kawasan CFD Solo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

Sejumlah kerajinan payung akan ditampilkan, antara lain dari Juwiring dan Klaten. Uniknya, even kali ini panitia mencoba lebih mengeksplorasi sajian kerajinan, yakni dengan menampilkan batik yang ada di seluruh nusantara.” Adanya pra-even yang kami laksanakan agar masyarakat luas juga mengenal jenis payung tradisional yang ada di Indonesia. Kami berharap masyarakat tidak hanya melestarikan payung, namun juga mengembangkan payung untuk menjadi sebuah kesenian kreasi baru,” kata Heru.

Kemenpar terus memperkenalkan destinasi pariwisata dengan berbagai skema. Terutama dalam hal menciptakan objek atraksi baru Bali and Beyond. Solo termasuk dalam skema Bali-Bali baru atau Joglosemar (Jogjakarta-Solo-Semarang). Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal Kementerian Pariwisata, Raseno Arya mengatakan bahwa wisatawan jangan terus  selalu bertujuan ke Bali saja. Kata Raseno, Joglosemar atau Jogja-Solo-Semarang, juga masuk daerah yang di-branding dalam pemasaran pariwisata internasional oleh Kemenpar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement