Ahad , 04 Sep 2016, 09:11 WIB

Jokowi Kampanyekan Pariwisata Indonesia di Cina

Red: Dwi Murdaningsih
kemenpar
Presiden Joko Widodo berdialog dengan diaspora di Golden Hall Shanghai Mart, Sabtu, (3/9).
Presiden Joko Widodo berdialog dengan diaspora di Golden Hall Shanghai Mart, Sabtu, (3/9).

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Presiden Joko Widodo meminta seluruh masyarakat Indonesia yang ada di Cina untuk kampanye dan mempromosikan wisata Indonesia. Penegasan itu disampaikan saat berdialog dengan diaspora di Golden Hall Shanghai Mart, Sabtu, (3/9).

Suasana dialog itu sangat cair, tidak protokoler, tidak kaku, sehingga beberapa mahasiswa, pekerja profesional dan pengusaha yang hadir merasa sangat nyaman. Presiden Jokowi menggunakan ajang dialog itu untuk menggali ide-ide segar, menjaring inspirasi dan mencari solusi atas problematika mendasar yang bisa dibawa ke tanah air. Pariwisata betul-betul menjadi concern orang nomor satu di Indonesia itu.

Di Shanghai, Presiden juga membandingkan dengan Malaysia, yang sudah dikunjungi 24 juta wisatawan mancanegara (wisman) dalam satu tahun. Thailand lebih hebat lagi, didatangi oleh 28 juta wisman. Indonesia tahun 2015 dikunjungi 10,4 juta (wisman) atau naik 10,3 persen dari tahun sebelumnya. Tapi itupun masih kalau jauh dibandingkan dengan dua negara tetangga itu, Malaysia dan Thailand.

"Padahal tempat yang indah-indah di kita itu banyak sekali. Apa yang keliru? Apa yang salah? Tahun 2019 targetnya harus sudah di atas 20 juta (wisman)," kata Presiden..

Presiden yang hadir bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo menjelaskan bahwa dirinya telah menandatangani kerja sama di bidang pariwisata dengan Presiden Xi Jinping tahun lalu setelah peringatan Konferensi Asia Afrika 2015. Saat itu kedua negara berupaya untuk mendatangkan sepuluh juta wisatawan asal Tiongkok ke Indonesia. Upaya ini telah mulai mendatangkan hasil.

"Manado mulai bulan Juli-Agustus lalu terjadi peningkatan turis hingga 1.000 persen karena ada direct flight dari empat provinsi dan 6 kota di sini (Cina). Sekarang di Manado banyak dibangun restoran, hotel. Banyak sekali. Nanti saya mau lihat perubahan Manado seperti apa," ungkap presiden.

Dialog dengan diaspora itu dihadiri sekitar 700-800 warga Indonesia. Ini adalah rangkaian lawatan Presiden Jokowi dalam Pertemuan G-20 di Hangzhou. Dari kota itu, presiden beserta rombongan naik kereta cepat ke Shanghai dan bertemu dengan diaspora. Presiden Jokowi juga mengamati saat ini pariwisata semakin bergairah. Atmosfer dan suasananya mulai bergerak positif.

"Orang sudah mulai melihat ada prospek. Kita juga sudah mentukan 10 destinasi pariwisata baru. Kita perbaiki produknya, kemasannya, masyarakat disiapkan, infrastuktur dibangun, promosi digencarkan!" kata Presiden Jokowi di hadapan masyarakat Indonesia di Shanghai.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menambahkan outbound atau orang Cina yang bepergian ke luar negeri tahun 2015 saja ada 120 juta orang. Yang ke Thailand sudah 8 juta wisman. Ke Korea, Hongkong dan Jepang jumlahnya sangat signifikan. Yang ke Indonesia baru 1 persen, masih di angka 1,2 juta orang. Tapi tahun ini, kata Arief, angka wisman asal Cina mulai meledak dan menggeser Australia di posisi ketiga, setelah Singapura dan Malaysia. Selama ini, turis Cina di bawah angka capaian Negeri Kanguru Australia.

"Sekarang sudah menggeser Australia, termasuk yang ke Pulau Bali, jumlah Wisman Cina lebih besar hingga bulan ke-7 tahun 2016," ungkap Arief Yahya.