Senin 18 Feb 2019 16:56 WIB

Belajar dari Luqman

Tidaklah salah jika kita belajar dari orang-orang terdahulu dalam mendidik anak-anak.

Alquran
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Menjadi orang tua pada zaman sekarang sungguh amat sulit. Tantangan sekarang di mana jutaan informasi berseliweran bisa membuat anak-anak kita terhuyung.

Apakah mereka hendak ke barat, timur, utara, atau selatan. Di sinilah agama di butuhkan. Lewat agama, anak-anak bisa berdiri di atas landasan Iman dan Islam dan berperilaku ihsan. Dia pun akan kokoh menghadapi terjangan arus informasi yang menyimpan ragam ideologi.

Tidaklah salah jika kita belajar dari orang-orang terdahulu da lam mendidik anak-anak me reka. Salah satunya adalah Luqman al Hakim. Tokoh ini diceritakan dalam Alquran karena kearifannya dalam mendidik anak. Luqman, yang dikisahkan oleh beberapa riwayat hamba Allah berkulit hitam, merupakan seorang ahli hikmah sehingga menjadi hamba yang bersyukur.

"Dan sungguh telah Kami berikan hikmah kepada Luqman yaitu, 'Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa bersyu kur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk diri nya sendiri, dan barang siapa ti dak bersyukur (kufur) maka se sungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji'." (QS Luqman: 12).

Ayat ini menunjukkan betapa Allah Mahakaya, tidak memerlukan hamba-hamba-Nya. Dia tidak kekurangan meski mereka tidak mensyukuri nikmat-nik mat-Nya. Seandainya semua penduduk bumi ingkar kepada nik mat-Nya, sesungguhnya Dia Ma ha kaya dari selain-Nya, tidak ada Tuhan selain Dia. Setiap makhluk tidak menyembah selain hanya kepada-Nya.

"Dan (ingatlah) ketika Luq man berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran ke padanya, 'Wahai anakku! Ja ngan lah engkau mempersekutu kan Allah. Sesungguhnya mem per sekutukan (Allah) adalah be nar- benar kezaliman yang be sar'." (QS Luqman: 13).

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement