Jumat 27 Jun 2014 16:41 WIB

Berpuasa Bagi Ibu Hamil

Rep: C91/ Red: Citra Listya Rini
Ibu hamil boleh tak masalah berpuasa selama sehat.
Foto: Republika/Prayogi
Ibu hamil boleh tak masalah berpuasa selama sehat.

REPUBLIKA.CO.ID, Beribadah puasa merupakan kewajiban setiap Muslim dewasa di bulan suci Ramadhan. Meski begitu, ada beberapa kondisi yang diperbolehkan untuk tak berpuasa, seperti sakit keras, hilang kesadaran (gila), menstruasi bagi perempuan, dan lainnya.

Pun, ibu hamil pun tak diwajibkan berpuasa jikaberbahaya bagi janinnya. Dengan kata lain, para wanita hamil mempunyai pilihan untuk berpuasa atau tidak. Beberapa memilih untuk tak berpuasa, namun tak sedikit yang tetap menjalankan ibadah tersebut. Masruroh (28) termasuk perempuan, yang memilih tetap puasa saat hamil.

Pada 2009, wanita asal Lamongan, Jawa Timur, ini tengah mengandung anak pertamanya. Kemudian, Ramadhan datang saat usia kandungannya memasuki bulan ketiga. Sebelumnya, ia sempat ragu untuk berpuasa, karena usia janinnya masih sangat kecil, atau biasa disebut ‘hamil muda’.

“Waktu periksa terakhir sebelum Ramadhan, dokter juga melarang untuk puasa,” kata Masruroh.

Masruroh mengaku kondisinya saat itu memang sedang tak stabil, terkadang mual tetapi tak ingin muntah, namun terkadang muntah dan mengeluarkan sedikit cairan hijau pahit. Di tambah lagi, kepalanya mendadak sering pusing, bahkan makanan apapun menjadi tak menarik untuknya. Perutnya enggan menerima makanan yang masuk.

Keadaan itu, tak membuatnya menyerah, dan tetap berpuasa. “Saya tetap puasa, tapi tidak bilang dokter, sedikit berbohong,” tuturnya seraya tersenyum. Masruroh bercerita, setiap dokter kandungannya bertanya, tentang berpuasa atau tidak, ia selalu menjawab tidak. Walau demikian, saat diperiksa dokter, janinnya selalu dinyatakan sehat, normal, dan memiliki perkembangan bagus. 

Perempuan yang bekerja sebagai kasir di sebuah restoran ini pun meyakini, puasa tak membahayakan diri dan kandungannya, sebaliknya justru menyehatkan. Masruroh pernah memberitahu dokter, kalau ia menjalani ibadah puasa, namun dokter yang biasa memeriksa kandungannya marah, dan terus melarang. “Makanya saya bilang saja tidak puasa, padahal puasa,” ungkapnya.

Masruroh memiliki jam kerja hingga 12 jam setiap hari, dimulai pukul 11.00 sampai 23.00 WIB, padahal suaminya telah meminta wanita berkerudung ini, untuk berhenti bekerja dan tak berpuasa. Hanya saja ia percaya, Allah akan memberikan kemudahan untuk menjalankan perintahNya. 

Akhirnya, ia sukses berpuasa selama 18 hari selama Ramadhan. Sisanya sengaja ia batalkan, saat tubuhnya benar-benar lemah dan perlu segera diberi nutrisi. Kini putri pertama Masruroh, telah berusia empat tahun, dalam kondisi sehat dan normal, bahkan sudah mulai belajar mengaji di Taman Pendidikan Al quran (TPA).

Dari sisi medis, dr. Alvin Setiawan, Ahli Kandungan, menjelaskan, sebenarnya tak masalah berpuasa bagi ibu hamil, asalkan usia kandungan telah berada di trimester kedua dan ketiga, atau sekitar 14 minggu ke atas. “Puasa itu kan hanya mengubah pola makan, dari siang ke malam, jadi tubuh tetap mendapat nutrisi,” katanya. 

Dr. Alvin mengimbau bagi ibu hamil dengan usia kandungan dibawah 14 minggu, atau masih di trimester pertama, sebaiknya jangan berpuasa. Pada usia itu, kondisi janin belum stabil, serta masih memerlukan banyak nutrisi. Sebaliknya, bila janin semakin matang, tubuh pun dapat lebih menyesuaikan diri saat puasa.

Ia menambahkan, bagi semua ibu hamil yang akan berpuasa, harus memperhatikan persiapan sebelum puasa. Hal ini berarti, menu makanan saat sahur harus disesuaikan, perbanyak sayur dan buah, serta minum susu khusus wanita hamil. Jika semuanya terpenuhi, maka dapat berpuasa dengan aman dan nyaman. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement