Kamis 17 Apr 2014 17:03 WIB

Agar Ayah Bisa Dekat dengan Anak (1)

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Kedekatan ayah dengan anaknya, sangat penting.
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Kedekatan ayah dengan anaknya, sangat penting.

REPUBLIKA.CO.ID, Peran ayah dapat memengaruhi kehidupan sosial, prestasi, dan pencapaian cita-cita anak. Untuk itu, ayah harus terlibat dalam pengasuhan.

Praktisi parenting Ayah Edy mengungkapkan potret ayah masa kini berbeda dengan ayah pada 20 tahun lalu. Saat ini, para ayah sudah peduli dan mau dekat dengan anandanya.

Namun tak bisa dimungkiri, masih banyak ayah yang tidak dekat dengan anaknya. Alhasil, anaknya yang masih balita tak mau digendong oleh ayahnya.

“Ini akibat anak jarang bertemu dengan ayahnya, anak merasa asing,” ujarnya.

Lain lagi dengan anak usia sekolah dasar yang tak mau dekat dengan ayah. Ia menganggap papanya galak. Betapa tidak, sang ayah ternyata suka memukul atau memarahi anak.

Problem lain melanda anak usia remaja. Mereka tak mau dekat dengan bapaknya karena sang ayah tidak gaul, tidak update informasi terbaru. Selain itu, penyebab anak remaja tidak dekat dengan ayahnya bisa juga karena orang tua bersikap otoriter.

Padahal, di usia remaja, mereka sedang membutuhkan kebebasan. Konflik akan terjadi ketika ayah masih memperlakukannya seperti anak SD.

Lalu, bagaimana cara mendekatkan ayah dengan anaknya? Caranya akan berbeda-beda bergantung pada usia anak. Saat anak masih balita, kedekatan bisa dibangun dengan sering-sering menggendong anak. Ayah juga sebaiknya mau bermain dengan anak.

Selain itu, sebaiknya ayah juga tidak merokok. Sebab, anak balita tidak akan mau dekat dengan ayah perokok. Bau rokok yang menempel pada baju dan mulut ayahlah yang membuat anak tidak mau berdekatan dengan sang ayah.

Ketika anaknya sudah SD, ayah bisa menerapkan pola pengasuhan kasih sayang dan kasih tegas. Tentunya, tegas bukan berarti galak. Misalnya, ketika anak melakukan kesalahan, ayah jangan langsung memarahi anak.

Sebaiknya, ayah mengatakan, “Ayah tak suka lho Nak, kamu berbuat seperti itu,” ujar Ayah Edy menirukan percakapan ayah dan anak.

Sebelum anak melakukan kesalahan kedua, buatlah perjanjian dengan anak. Berikan pujian atau hadiah jika ia tidak melanggar perjanjian.

Jika anak melanggar perjanjian, ada konsekuensi yang harus ia hadapi, bentuknya bisa berupa hukuman. Jangan langsung memarahi anak tanpa perjanjian sebelumnya. “Yang langsung memarahi inilah yang disebut ayah galak,” kata penulis buku-buku pengasuhan ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement