Senin 04 Mar 2013 22:14 WIB

Mulailah Antisipasi Gizi Kurang Sejak Kehamilan

Rep: Fenny Melisa/ Red: Dewi Mardiani
Ibu hamil/ilustrasi
Foto: guardian.co.uk
Ibu hamil/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Bina Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Kirana Pritasari, mengatakan antisipasi kasus anak gizi kurang dapat dimulai sejak pemantauan kehamilan.

"Pemantauan rutin mengenai gizi perlu dilakukan sejak ibu hamil agar kondisi anak gizi kurang dapat terdeteksi dengan cepat dan tidak terlambat penanganannya jika dinyatatakan gizi buruk," ujar Kirana disela acara 'Gerakan 21 Hari Cuci Tangan Tanpa Sabun' Lifebuoy Senin (4/3).

Menurut Kirana, pada saat kandungan hingga anak usia dua tahun, semua pertumbuhan termasuk sistem syaraf terus berkembang. Pada saat-saat tersebut, Kirana menuturkan, asupan gizi perlu diperhatikan. "Jika gizinya kurang, maka perkembangan anak bisa terganggu," kata Kirana.

Lebih lanjut Kirana mengungkapkan, selama mengandung seorang ibu minimal harus empat kali melakukan pemeriksaan kesehatan di puskesmas atau Rumah Sakit (RS). "Pertumbuhan berat badan ibu hamil yang mencapai 12-16 kilogram harus dipantau terus menerus melalui pemeriksaan kehamilan yang direkomendasikan minimal empat kali selama kehamilan.

Pemeriksaan kesehatan ibu hamil dapat dilakukan di 9.500 puskesmas yang tersebar di seluruh Indonesia atau jika puskesmas sulit ditemukan seperti di Papua dan Sulawesi Tengah pemeriksaan kehamilan bisa dilakukan oleh bidan desa, kata Kirana.

Kirana menuturkan, jika kesehatan ibu hamil terpantau dengan baik, maka diharapkan berat badan bayi baru lahir tidak akan kurang. "Berat badan bayi baru lahir yang sehat normalnya 2.500 gram. Jika kurang dari 2.500 gram, maka sangat beresiko berpenyakit dan kemungkinan mengalami gizi kurang atau bahkan gizi buruk," kata Kirana.

Kirana mengatakan sejak lahir hingga golden period (usia 1-3 tahun), kondisi gizi dan kesehatan anak juga perlu mendapatkan perhatian khusus. Karena pada masa tersebut, intervensi kesehatan seperti imunisasi, pemantauan pertumbuhan melalui penimbangan berat badan dan tinggi badan, juga pemberian vitamin, mulai dilakukan.

Selain itu, Kirana menambahkan, pemeriksaan berat badan anak setiap bulan ke posyandu menjadi penting untuk mengetahui kondisi gizi anak. "Jika anak usia dua bulan tidak naik berat badannya maka harus diperiksa kesehatannya secara keseluruhan. Karena pada umumnya anak yang gizinya sehat berat badannya naik saat usia dua bulan."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement