Ahad 21 Aug 2016 15:01 WIB

Jarang Melahap Makanan Segar? Ini Risikonya

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
Konsumsi buah dan sayuran baik untuk mencegah keriput.
Foto: wikipedia
Konsumsi buah dan sayuran baik untuk mencegah keriput.

REPUBLIKA.CO.ID, Makanan kemasan dan hidangan cepat saji lebih banyak dipilih warga di kota besar karena alasan kepraktisan. Padahal, ada bahaya yang mengintai di baliknya.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Circulation menyoroti hal tersebut. Studi membuktikan bahwa akses yang kurang untuk mendapatkan makanan segar dapat menyebabkan penyakit jantung dini.

"Kurangnya toko yang menjual makanan segar menjelaskan mengapa orang-orang di suatu lingkungan lebih berisiko penyakit jantung," kata Jeffrey Wing, Asisten Profesor di Grand Valley State University.

Sebelumnya, telah ada studi terdahulu yang membahas hal serupa. Pilihan makanan segar yang terbatas dan banyak restoran cepat saji di kawasan miskin disebut berdampak pada pola makan penduduknya.

Alhasil, penduduk di lokasi itu jadi memiliki kemungkinan lebih besar mengidap aterosklerosis dini. Aterosklerosis ialah kondisi arteri mengeras dan mendasari banyak tipe penyakit jantung.

(baca: 8 Makanan yang Perlu Dihindari Manula)

Sementara, penelitian terkini yang dilakukan pada 5.950 orang dewasa mengeksplorasi bagaimana sejumlah faktor bisa berkontribusi pada tahap awal aterosklerosis. Aspek yang dicermati antara lain ketersediaan fasilitas rekreasi, toko makanan sehat, akses jalan kaki, dan lingkungan sosial.

Selanjutnya, para peserta menjalani CT scan untuk mendeteksi aterosklerosis pada arteri. Hasilnya, 86 persen peserta dideteksi memiliki kalsium arteri koroner pada tiga waktu yang berbeda, dengan rata-rata 3,5 tahun kurun waktu pengukuran.

Perkembangan lebih cepat dari aterosklerosis koroner dijumpai pada individu berusia setengah baya atau lebih tua. Penelitian mendapati, penurunan akses ke toko makanan sehat adalah benang merah dalam ancaman kesehatan tersebut.

"Hasil penelitian kami menunjukkan kebutuhan untuk kesadaran yang lebih besar dari ancaman kesehatan potensial yang ditimbulkan oleh kelangkaan pilihan makanan sehat di lingkungan tertentu," ujar Ella August, peneliti lain yang juga merupakan asisten profesor di University of Michigan, dilansir dari Indian Express.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement