Ahad 17 Aug 2014 20:56 WIB

Kado Ultah Kemerdekaan Indonesia

Rep: Satya Festiani/ Red: Djibril Muhammad
Ini tampilan uang NKRI pecahan Rp 100.000.
Ini tampilan uang NKRI pecahan Rp 100.000.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKATA --Bank Indonesia (BI) memberikan 'kado' saat 69 tahun Indonesia merdeka. Di hari ulang tahun tersebut, BI mengeluarkan uang baru yang memiliki frasa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Uang tersebut secara resmi akan diluncurkan pada Senin (18/8) besok.

Penerbitan uang baru sesuai dengan mandat Undang-Undang (UU) No 7/2011 tentang Mata Uang. UU menyebutkan pada 17 Agustus harus menerbitkan uang NKRI. Namun, peluncuran harus diundur hingga 18 Agustus karena 17 Agustus jatuh pada Ahad.

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono telah mengumumkan pemberlakuan Rupiah kertas NKRI tersebut dalam Pidato Kenegaraan di DPR RI.

Ia mengatakan, pengedaran uang tersebut ditujukan untuk menegaskan bahwa Rupiah sebagai mata uang Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan salah satu simbol kedaulatan negara yang harus dihormati dan dibanggakan oleh seluruh warga negara Indonesia.

Menurut Gubernur BI Agus Martowardojo, uang rupiah kertas yang akan dikeluarkan tersebut adalah pecahan Rp 100 ribu. "Uang baru ditandatangani oleh Menteri Keuangan dan BI," ujar Agus. Perbedaan yang paling mencolok, selain tandatangan Menkeu, adalah adanya frasa Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Uang yang terbuat dari kertas khusus dari serat kapas tersebut masih memiliki gambar utama tokoh proklamasi, yakni Soekarno dan Mohammad Hatta, di bagian muka. Sedangkan di bagian belakang, gambarnya masih Gedung MPR/DPR/DPD. Warnanya pun masih merah dengan ukuran 151 mm x 65 mm.

Uang pecahan Rp 100 ribu tahun emisi 2014 yang asli memiliki perbedaan warna atau gambar pada beberapa elemen tertentu jika dilihat dari sudut tertentu. Perbedaan warna terlihat pada colour shifting ink, rainbow effect, latent image dan benang pengaman.

Apabila diraba pada beberapa bagian cetakan, seperti pada gambar Soekarno dan frasa Negara Kesatuan Republik Indonesia, akan terasa kasar.

Apabila diterawang, gambar logo BI yang saling mengisi atau rectoverso akan terlihat. Gambar pahlawan dan ornamen pada area Tanda Air pun akan terlihat jika diterawang.

Bila disinari lampu Ultra Violet, beberapa elemen baik yang tampak maupun tidak tampak, seperti gambar peta Indonesia, akan terlihat memendar. Lalu, apabila menggunakan kaca pembesar akan terlihat susunan teks yang mempunyai perbedaan ketebalan dan ukuran huruf.

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Lambok Antonius Siahaan mengatakan, uang tersebut akan diedarkan di seluruh wilayah Indonesia. Walaupun ada uang baru, uang yang beredar saat ini masih tetap berlaku.

"Adanya uang baru juga tidak menambah perencanaan pencetakan uang," ujarnya. Ia menjelaskan, perencanaan pencetakan uang didasarkan pada pertumbuhan ekonomi, inflasi, suku bunga dan nilai tukar.

Deputi Gubernur BI Ronald Waas meminta agar masyarakat bersikap tenang dan tidak terburu-buru menukarkan uang lama dengan uang baru.

"Kita juga menganjurkan masyarakat itu kan bahwa uang itu sebagai alat transaksi, kalau tiba-tiba semuanya ingin nukar, kita juga bisa-bisa saja. Tapi kan sebaiknya tenang saja," ujarnya.

Ia mengatakan, masyarakat yang ingin memiliki uang baru dapat menukarkan uangnya ke BI dan bank.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement