Sabtu 23 Dec 2017 14:42 WIB

Mengkonsumsi Ikan Bisa Tingkatkan Kualitas Tidur pada Anak

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Nidia Zuraya
Anak Makan Ikan (ilustrasi)
Foto: Republika/Amin
Anak Makan Ikan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PENNSYLVANIA -- Penelitian yang dilakukan Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat, menemukan ada hubungan antara kegemaran memakan ikan secara rutin dengan tingginya kualitas tidur anak. Tidak hanya itu, anak yang rutin mengkonsumsi ikan ternyata bisa mencatatkan skor yang tinggi dalam tes IQ.

Hasil penelitian Universitas Pennsylvania ini dimuat dalam jurnal ilmiah, ''Scientific Journal'', tengah pekan ini. Dalam studi tersebut, Universitas Pennsylvania itu menemukan, kandungan lemak omega 3 pada ikan dapat meningkatkan kualitas tidur. Kemudian, kualitas tidur ini pun memiliki pengaruh dalam peningkatan fungsi kognitif.

''Hasilnya, ada hubungan antara memakan ikan dengan tingginya fungsi kognitif. Apa yang kami temukan adalah kualitas tidur yang lebih baik, yang akhirnya menjelaskan hubungan tersebut. Dari A ke B ke C, dari kegemaran makan ikan ke kualitas tidur hingga ke fungsi kognitif yang lebih baik,'' kata salah satu tim peneliti dan Profesor Psikiatri di Universitas Pennsylvania, Adrian Raine, seperti dikutip Time, Sabtu (23/12).

Dalam penelitian tersebut, tim peneliti menanyakan kebiasaan makan, termasuk seberapa sering mereka makan ikan, kepada 541 anak tingkat sekolah dasar di Cina, yang berusia antara 9 hingga 11 tahun. Sementara, tim peneliti juga memberikan pertanyaan kepada orang tua anak terkait pola tidur sang anak. Kemudian, peneliti pun melakukan test IQ terhadap anak-anak tersebut pada saat mereka menginjak usia 12 tahun.

Hasil dari penetilian tersebut, ada hubungan antara kebiasaan makan ikan secara rutin dengan kualitas tidur. Bahkan, lebih jauh dari situ, kualitas tidur yang baik ternyata memberi pengaruh terhadap fungsi kognitif mereka, dalam hal ini dibuktikan dengan skor IQ yang lebih baik.

''Kondisi otak pada anak-anak lebih fleksibel dan dalam tahap perkembangan. Kemudian kami menyimpulkan, mengkonsumsi ikan pada usia muda memberikan manfaat yang baik untuk kualitas tidur anak dan fungsi kognitif mereka,'' tutur Raine.

Meskipun subjek dalam penelitian ini adalah anak-anak, namun Raine menuturkan, cukup masuk akal untuk bisa membayangkan efek memakan ikan tersebut pada orang dewasa. Raine pun mengungkapkan, berdasarkan penelitian sebelumnya, kandungan lemak omega 3 pada ikan ternyata dapat memberikan dampak terhadap fungsi psikologis pada orang dewasa.

Raine menambahkan, mengkonsumsi ikan secara rutin, misalnya dua atau tiga kali dalam satu bulan, kemungkinan besar dapat meningkatkan fungsi-fungsi kognitif otak. Tidak hanya itu, kandungan lemak omega 3 pada ikan juga dapat memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan jantung.

''Hal yang paling penting adalah diet yang seimbang. Jadi tidak perlu terlalu banyak (konsumsi ikan). Bahkan, orang tua tidak perlu menyiapkan ikan di meja makan setiap pekan, demi bisa memberikan manfaat yang baik untuk anak-anak, baik untuk peningkatan performa mereka di sekolah ataupun kualitas tidur mereka,'' tutur Raine.

Sementara salah satu tim peneliti, Jianghong Lui, menuturkan, penelitian ini memang bersifat observasional. Sehingga tidak secara khusus meneliti hubungan sebab-akibat. Tim peneliti pun berharap, bakal ada penelitian lanjutan terkait manfaat memakan ikan secara reguler terhadap tubuh manusia dari berbagai aspek. Pun dengan studi lanjutan, yang melibatkan subjek penelitian orang dewasa.

Temuan terbaru ini bisa menjadi dasar atau pemicu untuk penelitian-penelitian selanjutnya, terutama terkait efek sebuah makanan terhadap tubuh manusia. Menurut Jianghong, bidang penelitian ini memang belum terlalu berkembang lantaran belum ada pihak yang melakukan studi secara komprehensif. Dalam masa mendatang, tutur Jianghong, bidang penelitian ini pun akan terus berkembang.

''Selama ini, bidang penelitian ini memang belum berkembang dengan baik. Tapi baru-baru muncul dalam beberapa tahun terakhir. Perlu diingat, lemak omega 3 dalam penelitian ini didapatkan murni dari makanan, dalam hal ini ikan, bukan dari obat tertentu ataupun suplemen makanan,'' tutur Jianghong, yang juga salah satu ketua tim dalam penelitian tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement