Selasa 15 Aug 2017 13:26 WIB

Anak Demam Setelah Imunisasi MR, Wajarkah?

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Petugas kesehatan memberikan suntikan imunisasi Measleas Rubela (MR) kepada sejumlah siswa-siswi saat acara Kampanye Measles Rubella (MR) dan Campak sekaligus Peringati Asean Dengeu Day 2017 di SMPN 103 Cijantung, Jakarta, Rabu (2/7).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Petugas kesehatan memberikan suntikan imunisasi Measleas Rubela (MR) kepada sejumlah siswa-siswi saat acara Kampanye Measles Rubella (MR) dan Campak sekaligus Peringati Asean Dengeu Day 2017 di SMPN 103 Cijantung, Jakarta, Rabu (2/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dok sesudah imunisasi anak saya kok demam. Pertanyaan tersebut sering kali disampaikan para orangtua saat anaknya demam setelah imunisasi. Wajarkah hal itu terjadi?

Menurut Ketua Komnas PP KIPI, Dr dr  Hindra Irawan Safari, SpA(K), M.Trop.Paed, pada saat imunisasi yang diberikan kepada anak adalah virus yang dilemahkan, bibit penyakit yang dilemahkan. Tentu saja ada reaksi yang muncul. Setelah imunisasi reaksi tersebut memperlihatkan gejala pada anak yang imunisasi.

Mulai dari gejala ringan sampai berat. "Benda asing masuk tubuh tidak langsing berikan gejala. Perlu waktu sampai terjadinya gejala," jelasnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (15/8).

Inilah yang dinamakan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). Menurutnya  KIPI adalah setiap tindakan medik atau kejadian medik yang terjadi setelah pemberian vaksin, bisa merupakan gejala, tanda juga bisa berupa pemeriksaan labaoratorium. "Tapi tidak selalu kejadian terjadi berhubungan dengan vaksin yang diberikan."

Pemberian vaskin adalah tindakan medik yang menimbulkan kejadian medik. Wajar saja apabila ada kejadian ikutan. Tapi sepanjang data tidak melebihi batasan, tidak ada masalah dengan vaksinnya. Taoi kalau angkanya berlebihan, maka produk vaksin bermasalah.

Ia menambahkan karena yang diberikan virus yang dilemahkan tentu tidak menyebabkan penyakit berat bahkan tidak menyebabkan kematian. Lalu apa saja KIPI yang masih dalam batas toleransi?

Ia mengatakan ada sejumlah laporan KIPI. Namun sebagian besar tidak coincident dengan imunisasi atau tidak berhubungan langsung dengan imunisasi. Laporan yang masuk tiga dari Banten, 1 Jawa Tengah, 2 Jakarta dan 2 Jawa Barat. KIPI yang banyak terjadi adalah demam, ruam dan kejang.

"KIPI bukan diagnosis. KIPI bisa berupa gejala, tanda atau pemeriksaan lab. Kajian ada yang bisa segera lakukan. Ada yang setelah seminggu," ujarnya.

Demam misalnya ada yang masuk KIPI adalah demam ringan pada campak sekitar 5 sampai 15 persen kejadian. Demam terjadi  tujuh sampai 12 hari setelah vaksin. Kalau dua hari usai vaksin tidak masuk demam KIPI.

Gejala lainnya misalnya nyeri ringan di tempat suntikan. Terjadi dalam 24 jam. Hilang dua sampai tiga hari. Gejala laim KIPI adalah ruam atau merah-merah. Kejadian yang bisa ditoleransi adalah 2 persen dari total orang yang diimunisasi. Kalau lebih dari 3 persen itu tidak bisa ditoleransi. Berarti vaksinnya bermasalah. Gejala ruam muncul hari ketujuh sampai kesepuluh.

Ada gejala lainnya yaitu kejang. Biasanya anak yang mengalami ini ada riwayat kejang sebelumnya di keluarga. Atau bisa jadi kejang disebabkan oleh penyakit lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement