Selasa 23 May 2017 14:18 WIB

Dokter Boyke: Anak Harus Diingatkan tentang Penyimpangan Seks

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bilal Ramadhan
Penolakan penyimpangan seksual
Foto: Republika
Penolakan penyimpangan seksual

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seksolog ternama dokter Boyke Dian Nugraha memaparkan alasan banyaknya anak-anak di Indonesia yang menjadi korban sodomi dan pelecehan seksual. Menurutnya itu tak lain karena anak-anak tersebut tidak mendapat pendidikan seksual yang baik. Sehingga tidak mengetahui perbuatan tersebut merupakan penyimpangan.

"Sekarang banyak anak-anak menjadi korban sodomi kenapa? Karena mereka gak tahu bahwa begitu (sodomi), dibegitukan itu adalah penyimpangan seks. Tapi kalau anak-anak dari kecil sudah diajari penyimpanyan seks, harus menghindari orang-orang yang kecenderungan penyimpangan seks, termasuk para gay, mungkin mereka juga akan lebih waspada," kata Boyke saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (23/5).

Boyke melanjutkan, tidak ada salahnya jika pemerintah ingin memperberat hukuman bagi para pelaku pelecehan seksual terhadap anak melalui hukuman kebiri. Namun, menurutnya yang lebih penting dari itu adalah bagaimana anak-anak tersebut mendapat pendidikan seks yang baik.

"Kalau guru-gurunya tidak mendapatkan pendidikan seks, anak-anaknya tidak mendapatkan pendidikan seks, masyarakatnya tidak mengerti tentang seks, saya yakin kok itu yang namanya sodomi pelecehan seksual akan terus bertambah. Karena mereka tidak mendapatkan bekal bahwa ini menyimpang," terang Boyke.

Boyke juga memaparkan pentingnya orang tua mengenalkan anak-anaknya terhadap kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan jenis kelaminnya. Sehingga, sejak kecil mereka secara otomatis memahami terkait perbedaan gender.

Dia melanjutkan, banyak sekali orang tua yang tidak mengetahui bahwa anak laki-laki harus deket dengan bapaknya dan anak perempuan harus deket dengan ibunya. Padahal, lanjut dia, telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, anak laki-laki sejatinya diajarkan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan jenis kelaminnya seperti memanah dan berkuda. Begitu pun perempuan yang sebaiknya diajarkan memasak, menjahit dan lain sebagainya.

"Kalau dalam agama Islam mengajarkan bahwa anak laki-laki harus banyak belajar memanah atau hal-hal yang bersifat cowo banget. Perempuan belajar memasak, menjahit. Itu kan dari kecil saja sudah jelas perbedaan-perbedaan gendernya. Tapi kan dengan kemajuan moderenisasi, banyak yang berpendapat gak apa-apa anak laki-laki memegang boneka," kata Boyke.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement