Senin 15 May 2017 13:32 WIB

Mandi tidak Perlu Setiap Hari

Sabun batangan (ilustrasi).
Foto: wkp.maluke.com
Sabun batangan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mandi ternyata tidak selalu berhubungan dengan kebersihan. Sebagian orang memutuskan mandi sebagai bentuk estetika.

"Orang mengira mereka mandi untuk kebersihan atau menjadi lebih bersih, tapi secara bakteriologis, bukan itu masalahnya," kata ahli penyakit menular dan dekan asosiasi untuk penelitian di Columbia University School of Nursing Dr. Elaine Larson, dikutip dari Time, Senin (15/5).

Penelitian Larson telah menunjukkan sabun antibakteri dan produk pembersih yang banyak digunakan orang di rumah mereka tidak lebih baik daripada sabun biasa yang biasa digunakan untuk menurunkan risiko penyakit menular. Dan ketika harus mandi, semua yang menggosok dan mengelupas kulit nyatanya tidak berarti banyak.

Ketimbang mandi, Larson menyatakan jika mencuci tangan secara teratur justru lebih dapat menghindari penyakit. Bahkan terlalu banyak mandi dapat meningkatkan risiko dengan beberapa masalah kesehatan.

Kulit kering dan retak membuka celah bagi kuman penyebab infeksi untuk lolos ke dalam tubuh. Berarti sering mandi, teruta bagi usia senja akan membuat kulit semkin kering dan kurang terhidrasi.

"Saya pikir kebanyakan orang terlalu banyak mandi," kata asisten profesor dermatologi di George Washington University, Dr. C. Brandon Mitchell.

Mitchell mengatakan mandi bisa melucuti kulit dari minyak alami, dan mungkin juga mengganggu populasi kulit dari bakteri pendukung sistem kekebalan tubuh. Itu terutama berlaku untuk pembersih antibakteri.

Dua peneliti tersebut sepakat mandi secara teratur setiap hari tidak diperlukan. Seseorang hanya perlu teratur mencuci tangan dan mencuci pakaian yang dikenakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement