Jumat 22 Jul 2016 16:18 WIB

Penderita Batu Ginjal Diminta tak Konsumsi Susu Tinggi Kalsium

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Winda Destiana Putri
Batu ginjal (ilustrasi)
Foto: Healthliving
Batu ginjal (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Urologi dari Urology Centre Siloam Hospitals Kebon Jeruk Dokter Charles Martamba Hutasoit mengatakan, masalah saluran kemih, khususnya batu ginjal merupakan 75 persen dari mayoritas kasus urologi di Indonesia.

"Batu ginjal terbentuk karena endapan kristal yang umumnya berupa kalsium atau asam urat dan ditemukan di sepanjang saluran kemih. Makanya seseorang yang pernah menderita batu ginjal sebaiknya tak minum susu tinggi kalsium sebab itu bisa memicu batu ginjal lagi," katanya, Kamis (21/7).

 

Ibu-ibu yang pernah kena batu ginjal, meskipun takut osteoporosis sebaiknya jangan minum susu tinggi kalsium sebab terlalu banyak kalsium bisa memicu batu ginjal. Namun minum susu biasa saja sebab sudah mengandung kalsium.

"Makanan yang harus dihindari agar tak terkena batu ginjal adalah makanan yang mengandung asam urat seperti jeroan dan  kacang-kacangan. Sebab batu ginjal jika sudah menyerang akan terasa nyeri, pendarahan, penyumbatan, atau infeksi saluran kemih," ujar Charles.

Namun penyakit batu ginjal ini, terang dia, bisa diobati. Salah satunya dengan melakukan Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) untuk mencegah penyakit berkelanjutan.

ESWL, kata Charles, adalah tindakan non invasif atau tanpa pembedahan untuk menghancurkan batu ginjal dengan menggunakan gelombang suara kejut bukan laser. Sehingga batu ginjal dihancurkan menjadi pecahan-pecahan kecil dan halus agar mampu keluar melalui saluran kencing.

Prinsip triple focus ESWL terdiri dari pengancuran batu ginjal lebih optimal, minimal radiasi dengan outline X-ray dan inline ultrasound (USG), serta tindakan hanya memerlukan waktu sekitar satu jam tanpa pembiusan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement